China: AS Ancaman Nuklir Paling Utama di Dunia
Rabu, 30 November 2022 - 14:37 WIB
Mengenai upaya non-proliferasi sebelumnya, Liu mencatat bagaiman AS telah menarik diri dari instrumen hukum dalam pengendalian senjata termasuk Perjanjian Anti-Rudal Balistik (ABM) yang dibatalkan oleh Presiden George W Bush pada tahun 2002 dan Perjanjian Pasukan Nuklir Jarak Menengah (INF) yang ditinggalkan oleh Presiden Donald Trump pada 2019.
Liu menegaskan bahwa Washington, pada saat yang sama, terus memajukan pengerahan sistem anti-rudal di seluruh dunia, melanjutkan penelitian dan pengembangan serta pengujian rudal berbasis darat jarak menengah dan berusaha untuk menyebarkannya di Eropa dan Asia- Pasifik, serta membentuk kelompok kecil dengan nada Perang Dingin yang kuat melalui kerja sama kapal selam nuklir AUKUS.
AUKUS diumumkan antara Australia, Inggris, dan AS tahun lalu sebagai pakta trilateral yang mencakup kerja sama di kapal selam nuklir.
"Langkah AS ini sangat merusak stabilitas strategis global serta perdamaian dan keamanan internasional," ucap Liu.
"China mendesak AS untuk dengan sungguh-sungguh memikul tanggung jawab khusus dan utamanya terhadap perlucutan senjata nuklir, dan secara drastis dan substantif mengurangi cadangan nuklirnya dengan cara yang dapat diverifikasi, tidak dapat diubah, dan mengikat secara hukum untuk menegakkan keseimbangan dan stabilitas strategis global," serunya.
Adapun posisi China, dia mengatakan negaranya tetap berkomitmen pada strategi nuklir pertahanan diri, secara aktif menganjurkan pelarangan total dan penghancuran senjata nuklir secara menyeluruh, dan menjaga kekuatan nuklirnya pada tingkat minimum yang diperlukan untuk keamanan nasional.
"China mematuhi kebijakan tidak menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu kapan saja dan dalam keadaan apa pun," ucap Liu.
"Dan dengan tegas menyanggupi untuk tidak menggunakan atau mengancam untuk menggunakan senjata nuklir terhadap negara-negara non-senjata nuklir atau zona bebas senjata nuklir tanpa syarat," ia menambahkan.
Laporan terbaru militer AS mencatat posisi yang dinyatakan China tentang penggunaan pertama dan tidak menargetkan atau mengancam penggunaan senjata nuklir terhadap negara yang tidak memiliki senjata nuklir atau di zona bebas senjata nuklir, tetapi juga berspekulasi terhadap kemungkinan pengecualian.
Liu menegaskan bahwa Washington, pada saat yang sama, terus memajukan pengerahan sistem anti-rudal di seluruh dunia, melanjutkan penelitian dan pengembangan serta pengujian rudal berbasis darat jarak menengah dan berusaha untuk menyebarkannya di Eropa dan Asia- Pasifik, serta membentuk kelompok kecil dengan nada Perang Dingin yang kuat melalui kerja sama kapal selam nuklir AUKUS.
AUKUS diumumkan antara Australia, Inggris, dan AS tahun lalu sebagai pakta trilateral yang mencakup kerja sama di kapal selam nuklir.
"Langkah AS ini sangat merusak stabilitas strategis global serta perdamaian dan keamanan internasional," ucap Liu.
"China mendesak AS untuk dengan sungguh-sungguh memikul tanggung jawab khusus dan utamanya terhadap perlucutan senjata nuklir, dan secara drastis dan substantif mengurangi cadangan nuklirnya dengan cara yang dapat diverifikasi, tidak dapat diubah, dan mengikat secara hukum untuk menegakkan keseimbangan dan stabilitas strategis global," serunya.
Adapun posisi China, dia mengatakan negaranya tetap berkomitmen pada strategi nuklir pertahanan diri, secara aktif menganjurkan pelarangan total dan penghancuran senjata nuklir secara menyeluruh, dan menjaga kekuatan nuklirnya pada tingkat minimum yang diperlukan untuk keamanan nasional.
"China mematuhi kebijakan tidak menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu kapan saja dan dalam keadaan apa pun," ucap Liu.
"Dan dengan tegas menyanggupi untuk tidak menggunakan atau mengancam untuk menggunakan senjata nuklir terhadap negara-negara non-senjata nuklir atau zona bebas senjata nuklir tanpa syarat," ia menambahkan.
Laporan terbaru militer AS mencatat posisi yang dinyatakan China tentang penggunaan pertama dan tidak menargetkan atau mengancam penggunaan senjata nuklir terhadap negara yang tidak memiliki senjata nuklir atau di zona bebas senjata nuklir, tetapi juga berspekulasi terhadap kemungkinan pengecualian.
Lihat Juga :
tulis komentar anda