Umat Yahudi Tidak Senang dengan Perlakuan di Piala Dunia Qatar
Selasa, 22 November 2022 - 08:08 WIB
DOHA - Umat Yahudi tampaknya tidak senang dengan sejumlah kebijakan yang dilakukan otoritas Qatar selama penyelenggaraan Piala Dunia 2022.
Menurut laporan, otoritas Qatar telah menarik kembali rencana mengizinkan persiapan dan penjualan makanan kosher (standar halal Yahudi) serta membatasi ibadah umat Yahudi selama Piala Dunia.
Laporan itu muncul hanya beberapa hari setelah perubahan tentang menyajikan minuman alkohol di dalam dan sekitar stadion selama Piala Dunia di Qatar.
Lebih dari 10.000 orang Yahudi diperkirakan tiba di Qatar selama Piala Dunia. Meski demikian, menurut The Jerusalem Post, pengikut Yudaisme akan menghadapi perjuangan berat untuk melaksanakan prinsip-prinsip iman mereka selama turnamen bola berlangsung.
“Kami dijanjikan akan diizinkan membuat ruang ibadah agar orang Yahudi religius yang datang untuk melihat pertandingan memiliki tempat ibadah,” papar laporan Jerusalem Post, mengutip perwakilan organisasi Yahudi yang tidak disebutkan namanya.
“Kami baru-baru ini diberitahu bahwa mereka melarang tempat ibadah bagi orang Yahudi karena mereka tidak dapat mengamankannya,” ungkap laporan itu.
Juga diklaim bahwa orang-orang Yahudi tidak akan dapat membeli makanan kosher yang dimasak sepanjang turnamen meskipun ada klaim sebelumnya bahwa makanan itu akan tersedia untuk penonton Yahudi.
Banyak orang Yahudi mematuhi aturan dalam kepercayaan Yahudi yang mengamanatkan bagaimana makanan harus disiapkan dan dianggap layak untuk dikonsumsi.
Untuk menyediakan makanan kosher, ada orang yang terlatih khusus yang dikenal sebagai Schochet yang diharuskan mengawasi penyembelihan hewan.
“Mereka dijanjikan bisa memasak makanan kosher termasuk daging kosher, tapi saat ini hanya diperbolehkan menjual sandwich bagel dingin,” ujar sumber itu kepada The Jerusalem Post.
“Tidak ada makanan kosher, tidak ada makanan Shabbat dan tidak ada layanan ibadah publik,” papar sumber yang lain.
Juga diungkapkan bahwa klaim inklusivitas Qatar sepanjang turnamen tidak ada artinya.
“Mereka (mengatakan) akan memisahkan agama dari olahraga, jadi kenapa Qatar yang hebat tidak tahu bagaimana mengamankan jamaah Yahudi?” tambah sumber itu.
Piala Dunia 2022 di Qatar, yang secara resmi dimulai pada Minggu, disertai dengan tuduhan korupsi, serta dugaan pelecehan terhadap pekerja migran dan diskriminasi terhadap individu LGBTQ.
Pejabat Qatar secara konsisten menyatakan setiap orang akan disambut di pesta sepak bola itu. Qatar telah membantah banyak klaim yang dibuat terhadap negara tersebut.
Menurut laporan, otoritas Qatar telah menarik kembali rencana mengizinkan persiapan dan penjualan makanan kosher (standar halal Yahudi) serta membatasi ibadah umat Yahudi selama Piala Dunia.
Laporan itu muncul hanya beberapa hari setelah perubahan tentang menyajikan minuman alkohol di dalam dan sekitar stadion selama Piala Dunia di Qatar.
Lebih dari 10.000 orang Yahudi diperkirakan tiba di Qatar selama Piala Dunia. Meski demikian, menurut The Jerusalem Post, pengikut Yudaisme akan menghadapi perjuangan berat untuk melaksanakan prinsip-prinsip iman mereka selama turnamen bola berlangsung.
“Kami dijanjikan akan diizinkan membuat ruang ibadah agar orang Yahudi religius yang datang untuk melihat pertandingan memiliki tempat ibadah,” papar laporan Jerusalem Post, mengutip perwakilan organisasi Yahudi yang tidak disebutkan namanya.
“Kami baru-baru ini diberitahu bahwa mereka melarang tempat ibadah bagi orang Yahudi karena mereka tidak dapat mengamankannya,” ungkap laporan itu.
Juga diklaim bahwa orang-orang Yahudi tidak akan dapat membeli makanan kosher yang dimasak sepanjang turnamen meskipun ada klaim sebelumnya bahwa makanan itu akan tersedia untuk penonton Yahudi.
Banyak orang Yahudi mematuhi aturan dalam kepercayaan Yahudi yang mengamanatkan bagaimana makanan harus disiapkan dan dianggap layak untuk dikonsumsi.
Untuk menyediakan makanan kosher, ada orang yang terlatih khusus yang dikenal sebagai Schochet yang diharuskan mengawasi penyembelihan hewan.
“Mereka dijanjikan bisa memasak makanan kosher termasuk daging kosher, tapi saat ini hanya diperbolehkan menjual sandwich bagel dingin,” ujar sumber itu kepada The Jerusalem Post.
“Tidak ada makanan kosher, tidak ada makanan Shabbat dan tidak ada layanan ibadah publik,” papar sumber yang lain.
Juga diungkapkan bahwa klaim inklusivitas Qatar sepanjang turnamen tidak ada artinya.
“Mereka (mengatakan) akan memisahkan agama dari olahraga, jadi kenapa Qatar yang hebat tidak tahu bagaimana mengamankan jamaah Yahudi?” tambah sumber itu.
Piala Dunia 2022 di Qatar, yang secara resmi dimulai pada Minggu, disertai dengan tuduhan korupsi, serta dugaan pelecehan terhadap pekerja migran dan diskriminasi terhadap individu LGBTQ.
Pejabat Qatar secara konsisten menyatakan setiap orang akan disambut di pesta sepak bola itu. Qatar telah membantah banyak klaim yang dibuat terhadap negara tersebut.
(sya)
tulis komentar anda