Iran Mengaku Telah Membuat Rudal Balistik Hipersonik
Kamis, 10 November 2022 - 16:27 WIB
TEHERAN - Kantor berita semi resmi Iran, Tasnim melaporkan, negara itu telah membuat rudal balistik hipersonik. Tasnim mengutip pernyataan komandan kedirgantaraan Garda Revolusi Iran, dalam pernyataan yang kemungkinan akan meningkatkan kekhawatiran tentang kemampuan rudal Iran.
“Rudal ini memiliki kecepatan tinggi dan dapat bermanuver masuk serta keluar dari atmosfer. Ini akan menargetkan sistem anti-rudal canggih musuh dan merupakan lompatan generasi besar di bidang rudal,” kata komandan Amir Ali Hajizadeh seperti dikutip Tasnim yang dilansir dari Reuters, Kamis (10/11/2022).
Rudal hipersonik dapat terbang setidaknya lima kali lebih cepat dari kecepatan suara dan pada lintasan yang kompleks, yang membuatnya sulit untuk dicegat.
Namun, belum ada laporan tentang rudal semacam itu yang sedang diuji oleh Iran. Sementara Republik Islam itu telah mengembangkan industri senjata domestik yang besar dalam menghadapi sanksi dan embargo internasional, analis militer Barat mengatakan Iran terkadang melebih-lebihkan kemampuan senjatanya.
Bagaimanapun, kekhawatiran tentang rudal balistik Irak berkontribusi pada keputusan Amerika Serikat (AS) di tahun 2018 di bawah Presiden Donald Trump untuk menarik diri dari pakta nuklir yang ditandatangani Teheran dengan kekuatan dunia pada tahun 2015.
Pekan lalu, Iran mengatakan telah menguji Ghaem 100, kendaraan peluncuran ruang angkasa tiga tahap pertamanya, yang akan mampu menempatkan satelit seberat 80 kg di orbit 500 km dari permukaan bumi, menurut media negara itu.
Amerika Serikat menyebut tindakan seperti itu "mengganggu stabilitas" karena percaya kendaraan peluncuran ruang angkasa dapat digunakan untuk mengangkut hulu ledak nuklir.
Namun Iran membantah ingin mengembangkan senjata nuklir.
“Rudal ini memiliki kecepatan tinggi dan dapat bermanuver masuk serta keluar dari atmosfer. Ini akan menargetkan sistem anti-rudal canggih musuh dan merupakan lompatan generasi besar di bidang rudal,” kata komandan Amir Ali Hajizadeh seperti dikutip Tasnim yang dilansir dari Reuters, Kamis (10/11/2022).
Rudal hipersonik dapat terbang setidaknya lima kali lebih cepat dari kecepatan suara dan pada lintasan yang kompleks, yang membuatnya sulit untuk dicegat.
Namun, belum ada laporan tentang rudal semacam itu yang sedang diuji oleh Iran. Sementara Republik Islam itu telah mengembangkan industri senjata domestik yang besar dalam menghadapi sanksi dan embargo internasional, analis militer Barat mengatakan Iran terkadang melebih-lebihkan kemampuan senjatanya.
Bagaimanapun, kekhawatiran tentang rudal balistik Irak berkontribusi pada keputusan Amerika Serikat (AS) di tahun 2018 di bawah Presiden Donald Trump untuk menarik diri dari pakta nuklir yang ditandatangani Teheran dengan kekuatan dunia pada tahun 2015.
Pekan lalu, Iran mengatakan telah menguji Ghaem 100, kendaraan peluncuran ruang angkasa tiga tahap pertamanya, yang akan mampu menempatkan satelit seberat 80 kg di orbit 500 km dari permukaan bumi, menurut media negara itu.
Amerika Serikat menyebut tindakan seperti itu "mengganggu stabilitas" karena percaya kendaraan peluncuran ruang angkasa dapat digunakan untuk mengangkut hulu ledak nuklir.
Namun Iran membantah ingin mengembangkan senjata nuklir.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda