AS Bakal Kerahkan Pesawat Pengebom Nuklir ke Australia, Ini Respons Indonesia
Kamis, 03 November 2022 - 14:33 WIB
"Fasilitas baru diperlukan untuk mendukung operasi strategis dan untuk menjalankan beberapa latihan 15 hari selama musim kemarau Northern Territory untuk penempatan skuadron B-52,” bunyi laporan media Australia tersebut.
“Kerja sama udara yang ditingkatkan antara Australia dan AS telah dibahas selama pertemuan tingkat menteri AUSMIN [Australia–US Ministerial Consultations] tahun lalu, tetapi sementara kedua pihak sepakat tentang pengerahan bergilir pesawat AS dari semua jenis,” lanjut laporan tersebut.
Dalam pertemuan AUSMIN tahun lalu tidak ada konfirmasi resmi tentang rencana untuk mengerahkan pesawat pengebom nuklir B-52 di Tindal.
“Kemampuan untuk mengerahkan pesawat pengebom Angkatan Udara AS ke Australia mengirimkan pesan yang kuat kepada musuh tentang kemampuan kami untuk memproyeksikan kekuatan udara yang mematikan,” kata Angkatan Udara AS kepada program investigasi ABC tersebut.
China telah mengecam rencana AS tersebut. Juru bicara Kementerian Luar Negeri-nya, Zhao Lijian, mengatakan dengan mengirim pesawat pengebom ke Australia, AS telah meningkatkan ketegangan regional.
"Secara serius merusak perdamaian dan stabilitas regional, dan dapat memicu perlombaan senjata regional," katanya.
“Kerja sama pertahanan dan keamanan antara negara mana pun harus kondusif bagi perdamaian dan stabilitas regional dan tidak menargetkan atau merugikan kepentingan pihak ketiga,” lanjut dia.
Zhao mengatakan Beijing mendesak semua negara yang terkait untuk meninggalkan pemikiran zero-sum Perang Dingin yang usang dan konsep geopolitik yang sempit.
"Fokusnya seharusnya lebih berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas regional dan meningkatkan rasa saling percaya," katanya.
Hu Xijin, mantan pemimpin redaksi Global Times yang dikelola Partai Komunis China (PKC), mengeluarkan peringatan yang tidak menyenangkan kepada Australia.
“Kerja sama udara yang ditingkatkan antara Australia dan AS telah dibahas selama pertemuan tingkat menteri AUSMIN [Australia–US Ministerial Consultations] tahun lalu, tetapi sementara kedua pihak sepakat tentang pengerahan bergilir pesawat AS dari semua jenis,” lanjut laporan tersebut.
Dalam pertemuan AUSMIN tahun lalu tidak ada konfirmasi resmi tentang rencana untuk mengerahkan pesawat pengebom nuklir B-52 di Tindal.
“Kemampuan untuk mengerahkan pesawat pengebom Angkatan Udara AS ke Australia mengirimkan pesan yang kuat kepada musuh tentang kemampuan kami untuk memproyeksikan kekuatan udara yang mematikan,” kata Angkatan Udara AS kepada program investigasi ABC tersebut.
China telah mengecam rencana AS tersebut. Juru bicara Kementerian Luar Negeri-nya, Zhao Lijian, mengatakan dengan mengirim pesawat pengebom ke Australia, AS telah meningkatkan ketegangan regional.
"Secara serius merusak perdamaian dan stabilitas regional, dan dapat memicu perlombaan senjata regional," katanya.
“Kerja sama pertahanan dan keamanan antara negara mana pun harus kondusif bagi perdamaian dan stabilitas regional dan tidak menargetkan atau merugikan kepentingan pihak ketiga,” lanjut dia.
Zhao mengatakan Beijing mendesak semua negara yang terkait untuk meninggalkan pemikiran zero-sum Perang Dingin yang usang dan konsep geopolitik yang sempit.
"Fokusnya seharusnya lebih berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas regional dan meningkatkan rasa saling percaya," katanya.
Hu Xijin, mantan pemimpin redaksi Global Times yang dikelola Partai Komunis China (PKC), mengeluarkan peringatan yang tidak menyenangkan kepada Australia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda