Budidaya Opium Melonjak Sejak Taliban Ambil Alih Afghanistan

Rabu, 02 November 2022 - 14:00 WIB
Menurut UNODC, sejak awal pemerintahan Taliban, perdagangan opiat dari Afghanistan telah berlangsung tanpa henti. Afghanistan memasok sekitar 80% konsumsi opiat global.

“Karena biasanya dibutuhkan antara satu tahun dan satu setengah tahun untuk opiat yang berasal dari Afghanistan untuk mencapai negara tujuan, setiap perubahan dalam kegiatan budidaya atau perdagangan di Afghanistan dapat dilihat dalam tahun yang sama di Timur Dekat dan Timur Tengah dan Barat Daya. Asia, dan setahun kemudian di Eropa,” ungkap badan PBB itu.

Dalam ramalannya tahun 2023, UNODC mengatakan petani Afghanistan akan membuat keputusan tentang budidaya opium berdasarkan berbagai faktor, termasuk gangguan ekonomi, krisis kemanusiaan, harga opium yang tinggi, serta “ketidakpastian tentang bagaimana otoritas de facto akan menegakkan aturan larangan budidaya tersebut.”

Sebagian besar tanaman opium tahun 2023 harus ditanam pada awal November 2022, menurut catatan Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan.

“Masyarakat internasional harus bekerja untuk mengatasi kebutuhan akut rakyat Afghanistan, dan untuk meningkatkan tanggapan guna menghentikan kelompok kriminal yang memperdagangkan heroin dan merugikan orang di negara-negara di seluruh dunia,” ungkap Direktur Eksekutif UNODC Ghada Waly.

Opium digunakan dalam banyak obat penghilang rasa sakit tetapi juga merupakan bahan utama dalam heroin.

Pada 2020, di Amerika Serikat saja, 13.000 orang meninggal karena overdosis heroin, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit negara itu.

Angka dari Pusat Statistik Penyalahgunaan Narkoba Nasional AS menunjukkan 80% orang yang menggunakan heroin pertama kali menyalahgunakan resep opioid.
(sya)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More