Eks Jenderal AS: Putin Miliki Ribuan Senjata Nuklir tapi Tak Mungkin Menggunakannya
Kamis, 27 Oktober 2022 - 07:32 WIB
Menteri Pertahanan Sergey Shoigu menggambarkan tujuan latihan itu sebagai menguji kesiapan pasukan ofensif strategis Rusia. "Untuk melakukan serangan nuklir besar-besaran sebagai tanggapan atas serangan nuklir musuh," katanya, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (27/0/2022).
Menurut Kremlin, pasukan penangkal darat, laut, dan penerbangan mengambil bagian dalam manuver tersebut.
Target yang terletak di Semenanjung Kamchatka di Timur Jauh Rusia dilenyapkan oleh rudal balistik antarbenua Yars, yang ditembakkan dari Kosmodrom Plesetsk di Wilayah Arkhangelsk, dan rudal balistik Sineva, yang diluncurkan dari Laut Barents.
Pesawat pengebom strategis Tu-95 juga ambil bagian dalam latihan tersebut.
Presiden Putin memerintahkan tingkat kesiapan pasukan nuklir strategis Rusia untuk ditingkatkan pada akhir Februari, beberapa hari setelah Moskow meluncurkan operasi militernya di Ukraina.
Dalam beberapa pekan terakhir, AS dan beberapa kekuatan Barat lainnya telah mengeklaim bahwa Moskow berencana untuk melakukan serangan nuklir taktis di Ukraina—yang dibantah keras oleh Kremlin.
Sebaliknya, Moskow menuduh Ukraina bersiap meledakkan bom kotor untuk menjebak Rusia. Menteri Pertahanan Shoigu menelepon rekan-rekannya menteri pertahanan AS, Inggris, dan beberapa negara lain untuk berbagi keprihatinan Moskow.
Ukraina telah menolak tuduhan itu sebagai hal yang tidak masuk akal.
Menurut Kremlin, pasukan penangkal darat, laut, dan penerbangan mengambil bagian dalam manuver tersebut.
Target yang terletak di Semenanjung Kamchatka di Timur Jauh Rusia dilenyapkan oleh rudal balistik antarbenua Yars, yang ditembakkan dari Kosmodrom Plesetsk di Wilayah Arkhangelsk, dan rudal balistik Sineva, yang diluncurkan dari Laut Barents.
Pesawat pengebom strategis Tu-95 juga ambil bagian dalam latihan tersebut.
Presiden Putin memerintahkan tingkat kesiapan pasukan nuklir strategis Rusia untuk ditingkatkan pada akhir Februari, beberapa hari setelah Moskow meluncurkan operasi militernya di Ukraina.
Dalam beberapa pekan terakhir, AS dan beberapa kekuatan Barat lainnya telah mengeklaim bahwa Moskow berencana untuk melakukan serangan nuklir taktis di Ukraina—yang dibantah keras oleh Kremlin.
Sebaliknya, Moskow menuduh Ukraina bersiap meledakkan bom kotor untuk menjebak Rusia. Menteri Pertahanan Shoigu menelepon rekan-rekannya menteri pertahanan AS, Inggris, dan beberapa negara lain untuk berbagi keprihatinan Moskow.
Ukraina telah menolak tuduhan itu sebagai hal yang tidak masuk akal.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda