Presiden Putin Pantau Latihan Pasukan Nuklir Rusia
Rabu, 26 Oktober 2022 - 21:45 WIB
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (26/10/2022) memantau latihan kekuatan nuklir strategis negara itu yang melibatkan beberapa latihan peluncuran rudal balistik dan jelajah. Ini merupakan unjuk kekuatan di tengah meningkatnya ketegangan dengan Barat atas konflik di Ukraina.
Menteri Pertahanan Sergei Shoigu melaporkan kepada Putin bahwa latihan itu dimaksudkan untuk mensimulasikan "serangan nuklir besar-besaran" oleh Rusia sebagai pembalasan atas serangan nuklir di Rusia.
“Sesuai dengan jadwal pelatihan Angkatan Bersenjata Rusia, sebuah latihan diadakan untuk melatih komando dan kontrol Angkatan Bersenjata, termasuk tugas melakukan serangan nuklir besar-besaran oleh kekuatan nuklir strategis sebagai pembalasan atas serangan nuklir musuh,” Shoigu mengatakan dalam sebuah laporan kepada Presiden Vladimir Putin, seperti dikutip dari TASS.
Sebagai bagian dari pelatihan, rudal balistik antarbenua Yars diluncurkan dari kosmodrom Plesetsk dan rudal balistik Sineva dari Laut Barents di lokasi uji Kura di Kamchatka. Dua pesawat jarak jauh Tu-95MS terlibat dalam latihan tersebut.
Keduanya menembakkan rudal jelajah. Menurut situs web Kremlin, semua tugas diselesaikan secara penuh dan semua rudal mengenai target mereka, mengkonfirmasi karakteristik yang diharapkan.
Manuver tersebut mengikuti peringatan Putin tentang kesiapannya untuk menggunakan "semua cara yang tersedia" untuk menangkis serangan di wilayah Rusia dalam referensi yang jelas untuk persenjataan nuklir negara itu.
Selama latihan hari Rabu, sebuah rudal balistik antarbenua berbasis darat Yars diuji coba dari situs peluncuran Plesetsk utara. Sebuah kapal selam nuklir Rusia di Laut Barents meluncurkan ICBM Sineva di lapangan tembak Kura di timur jauh Semenanjung Kamchatka.
Sebagai bagian dari latihan, pembom strategis Tu-95 juga meluncurkan rudal jelajah ke sasaran latihan. Kremlin mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa semua tugas yang ditetapkan untuk latihan telah terpenuhi dan semua rudal yang ditembakkan mencapai target yang ditentukan.
Pemerintahan Biden mengatakan pada hari Selasa, bahwa Rusia memberikan pemberitahuan bahwa mereka bermaksud untuk melakukan latihan rutin kemampuan nuklirnya. Pentagon dan Departemen Luar Negeri AS mengatakan, Rusia telah mematuhi persyaratan perjanjian kontrol senjata AS-Rusia terakhir dalam memberi tahu Washington tentang tes yang akan datang.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
Menteri Pertahanan Sergei Shoigu melaporkan kepada Putin bahwa latihan itu dimaksudkan untuk mensimulasikan "serangan nuklir besar-besaran" oleh Rusia sebagai pembalasan atas serangan nuklir di Rusia.
“Sesuai dengan jadwal pelatihan Angkatan Bersenjata Rusia, sebuah latihan diadakan untuk melatih komando dan kontrol Angkatan Bersenjata, termasuk tugas melakukan serangan nuklir besar-besaran oleh kekuatan nuklir strategis sebagai pembalasan atas serangan nuklir musuh,” Shoigu mengatakan dalam sebuah laporan kepada Presiden Vladimir Putin, seperti dikutip dari TASS.
Sebagai bagian dari pelatihan, rudal balistik antarbenua Yars diluncurkan dari kosmodrom Plesetsk dan rudal balistik Sineva dari Laut Barents di lokasi uji Kura di Kamchatka. Dua pesawat jarak jauh Tu-95MS terlibat dalam latihan tersebut.
Keduanya menembakkan rudal jelajah. Menurut situs web Kremlin, semua tugas diselesaikan secara penuh dan semua rudal mengenai target mereka, mengkonfirmasi karakteristik yang diharapkan.
Manuver tersebut mengikuti peringatan Putin tentang kesiapannya untuk menggunakan "semua cara yang tersedia" untuk menangkis serangan di wilayah Rusia dalam referensi yang jelas untuk persenjataan nuklir negara itu.
Selama latihan hari Rabu, sebuah rudal balistik antarbenua berbasis darat Yars diuji coba dari situs peluncuran Plesetsk utara. Sebuah kapal selam nuklir Rusia di Laut Barents meluncurkan ICBM Sineva di lapangan tembak Kura di timur jauh Semenanjung Kamchatka.
Sebagai bagian dari latihan, pembom strategis Tu-95 juga meluncurkan rudal jelajah ke sasaran latihan. Kremlin mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa semua tugas yang ditetapkan untuk latihan telah terpenuhi dan semua rudal yang ditembakkan mencapai target yang ditentukan.
Pemerintahan Biden mengatakan pada hari Selasa, bahwa Rusia memberikan pemberitahuan bahwa mereka bermaksud untuk melakukan latihan rutin kemampuan nuklirnya. Pentagon dan Departemen Luar Negeri AS mengatakan, Rusia telah mematuhi persyaratan perjanjian kontrol senjata AS-Rusia terakhir dalam memberi tahu Washington tentang tes yang akan datang.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(esn)
tulis komentar anda