IAEA Bersiap Periksa Dua Lokasi di Ukraina Terkait Tudingan Bom Kotor
Selasa, 25 Oktober 2022 - 08:04 WIB
WINA - Pengawas nuklir PBB sedang bersiap mengirim inspektur dalam beberapa hari mendatang ke dua lokasi Ukraina atas permintaan Kiev.
Langkah yang diumumkan pada Senin (24/10/2022) itu merupakan reaksi nyata terhadap klaim Rusia bahwa Ukraina dapat menyebarkan apa yang disebut bom kotor. Tudingan itu dibantah Ukraina.
Pengumuman Badan Energi Atom Internasional (IAEA) itu menyusul pernyataan seorang perwira senior Rusia bahwa dua institut di Ukraina yang terkait dengan industri nuklir terlibat dalam persiapan memproduksi bom semacam itu. "Bom kotor" dicampur dengan bahan nuklir.
"Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengetahui pernyataan yang dibuat Federasi Rusia pada Minggu tentang dugaan kegiatan di dua lokasi nuklir di Ukraina," papar IAEA.
Lembaga itu menambahkan keduanya sudah diperiksa dan satu sudah diperiksa sebulan yang lalu.
“IAEA sedang bersiap mengunjungi lokasi-lokasi itu dalam beberapa hari mendatang. Tujuan dari kunjungan pengamanan adalah mendeteksi kemungkinan aktivitas dan materi nuklir yang tidak diumumkan,” papar pernyataan IAEA.
Media Rusia mengutip Letnan Jenderal Igor Kirillov, kepala pasukan perlindungan nuklir, biologi dan kimia Rusia yang mengatakan dalam pengarahan, “Menurut informasi yang kami miliki, dua organisasi di Ukraina berada di bawah instruksi konkret untuk membuat apa yang disebut bom kotor.”
Kantor berita negara Rusia RIA sebelumnya mengidentifikasi apa yang dikatakannya adalah dua lokasi yang terlibat dalam operasi tersebut yakni Pabrik Pengayaan Mineral Timur di wilayah Dnipropetrovsk tengah dan Institut Penelitian Nuklir di Kiev.
Pernyataan IAEA tidak merujuk pada kedua fasilitas tersebut. Tetapi mengutip Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi yang mengatakan, “IAEA telah memeriksa salah satu lokasi ini satu bulan yang lalu dan semua temuan kami konsisten dengan deklarasi perlindungan Ukraina. Tidak ada aktivitas atau bahan nuklir yang tidak diumumkan yang ditemukan di sana.”
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mentweet pada hari sebelumnya bahwa dia telah berbicara dengan Grossi dan mendesaknya mengirimkan para ahli ke fasilitas damai di Ukraina yang diklaim Rusia sebagai “bom kotor.” Grossi setuju.
Langkah yang diumumkan pada Senin (24/10/2022) itu merupakan reaksi nyata terhadap klaim Rusia bahwa Ukraina dapat menyebarkan apa yang disebut bom kotor. Tudingan itu dibantah Ukraina.
Pengumuman Badan Energi Atom Internasional (IAEA) itu menyusul pernyataan seorang perwira senior Rusia bahwa dua institut di Ukraina yang terkait dengan industri nuklir terlibat dalam persiapan memproduksi bom semacam itu. "Bom kotor" dicampur dengan bahan nuklir.
"Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengetahui pernyataan yang dibuat Federasi Rusia pada Minggu tentang dugaan kegiatan di dua lokasi nuklir di Ukraina," papar IAEA.
Lembaga itu menambahkan keduanya sudah diperiksa dan satu sudah diperiksa sebulan yang lalu.
“IAEA sedang bersiap mengunjungi lokasi-lokasi itu dalam beberapa hari mendatang. Tujuan dari kunjungan pengamanan adalah mendeteksi kemungkinan aktivitas dan materi nuklir yang tidak diumumkan,” papar pernyataan IAEA.
Media Rusia mengutip Letnan Jenderal Igor Kirillov, kepala pasukan perlindungan nuklir, biologi dan kimia Rusia yang mengatakan dalam pengarahan, “Menurut informasi yang kami miliki, dua organisasi di Ukraina berada di bawah instruksi konkret untuk membuat apa yang disebut bom kotor.”
Kantor berita negara Rusia RIA sebelumnya mengidentifikasi apa yang dikatakannya adalah dua lokasi yang terlibat dalam operasi tersebut yakni Pabrik Pengayaan Mineral Timur di wilayah Dnipropetrovsk tengah dan Institut Penelitian Nuklir di Kiev.
Pernyataan IAEA tidak merujuk pada kedua fasilitas tersebut. Tetapi mengutip Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi yang mengatakan, “IAEA telah memeriksa salah satu lokasi ini satu bulan yang lalu dan semua temuan kami konsisten dengan deklarasi perlindungan Ukraina. Tidak ada aktivitas atau bahan nuklir yang tidak diumumkan yang ditemukan di sana.”
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mentweet pada hari sebelumnya bahwa dia telah berbicara dengan Grossi dan mendesaknya mengirimkan para ahli ke fasilitas damai di Ukraina yang diklaim Rusia sebagai “bom kotor.” Grossi setuju.
(sya)
tulis komentar anda