Mantan PM Italia Berlusconi Bertukar Hadiah dan Surat Manis dengan Putin
Rabu, 19 Oktober 2022 - 21:01 WIB
ROMA - Mantan Perdana Menteri (PM) Italia Silvio Berlusconi diduga berhubungan kembali dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Berlusconi mengaku bertukar surat dan hadiah "manis" dengan presiden Rusia meskipun ada ketegangan saat ini antara Roma dan Moskow.
"Saya telah kembali berhubungan sedikit dengan Putin, cukup banyak, dalam arti bahwa untuk ulang tahun saya, dia mengirimi saya 20 botol vodka dan surat yang sangat manis," ungkap Berlusconi dalam rekaman audio yang dirilis kantor berita LaPresse.
“Saya menjawabnya dengan beberapa botol Lambrusco (wine) dan surat yang sama manisnya,” papar dia.
Berlusconi, yang merayakan ulang tahunnya yang ke-86 pada 29 September, dilaporkan membuat komentarnya kepada anggota parlemen di partainya Forza Italia pada Selasa (18/10/2022) di Roma.
Forza Italia kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan Berlusconi dan partainya secara konsisten “sejalan dengan posisi Eropa dan Amerika Serikat” dalam konflik Rusia-Ukraina. Tidak ada ruang untuk ambiguitas, dan tidak pernah ada.
Dalam rekaman yang dipublikasikan LaPresse, Berlusconi mengatakan dia tidak bisa memberikan pendapatnya yang sebenarnya tentang konflik Rusia-Ukraina.
"Jika itu sampai di pers, akan ada bencana," ujar dia.
Perdana menteri tiga kali, yang memimpin Italia untuk sebagian besar periode 1994-2011, dikritik para politisi dan media karena mengatakan bulan lalu bahwa Putin melancarkan serangan militer Rusia di Ukraina untuk menggantikan pemerintahan Presiden Volodymyr Zelensky dengan “orang-orang yang layak. ”
Namun, kritikan itu tidak mencegahnya memenangkan kursi Senat dalam pemilu Italia bulan lalu.
Dia pun kembali ke majelis tinggi untuk pertama kalinya sejak dilarang memegang jabatan publik pada 2013, setelah dihukum karena kasus penipuan pajak.
Awal bulan ini, beberapa anggota parlemen Jerman menyerukan agar Berlusconi dan Forze Italia dikeluarkan dari Parlemen Eropa jika dia berani mendukung koalisi “sayap kanan ekstrem” Giorgia Meloni di Italia.
Para pemilih Italia memilih Meloni karena Partai Brothers of Italy-nya memimpin partai-partai sayap kanan meraih kemenangan dalam pemilu bulan lalu.
Mantan PM Italia itu bertemu Meloni pada Senin ketika kedua pemimpin bernegosiasi mengenai jabatan kabinet di pemerintahan baru Roma.
Berlusconi memiliki sejarah panjang hubungan persahabatan dengan Putin, termasuk menjamu pemimpin Rusia di vila liburannya di Sardinia pada tahun 2008.
Pada saat itu, Berlusconi mengatakan persahabatannya dengan Putin memupuk pemahaman yang lebih baik antara kedua pemimpin, yang merupakan “kepentingan bukan hanya dari kedua negara kita, tapi saya percaya seluruh dunia.”
Maestro media Italia itu juga mengunjungi Putin di Crimea pada tahun 2015, menjadi politisi Barat paling terkemuka yang mengunjungi semenanjung itu sejak penduduknya memilih bergabung dengan Rusia tahun sebelumnya.
Anggota Uni Eropa dan Amerika Serikat telah menolak mengakui reunifikasi Crimea dengan Rusia.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
Berlusconi mengaku bertukar surat dan hadiah "manis" dengan presiden Rusia meskipun ada ketegangan saat ini antara Roma dan Moskow.
"Saya telah kembali berhubungan sedikit dengan Putin, cukup banyak, dalam arti bahwa untuk ulang tahun saya, dia mengirimi saya 20 botol vodka dan surat yang sangat manis," ungkap Berlusconi dalam rekaman audio yang dirilis kantor berita LaPresse.
“Saya menjawabnya dengan beberapa botol Lambrusco (wine) dan surat yang sama manisnya,” papar dia.
Berlusconi, yang merayakan ulang tahunnya yang ke-86 pada 29 September, dilaporkan membuat komentarnya kepada anggota parlemen di partainya Forza Italia pada Selasa (18/10/2022) di Roma.
Forza Italia kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan Berlusconi dan partainya secara konsisten “sejalan dengan posisi Eropa dan Amerika Serikat” dalam konflik Rusia-Ukraina. Tidak ada ruang untuk ambiguitas, dan tidak pernah ada.
Dalam rekaman yang dipublikasikan LaPresse, Berlusconi mengatakan dia tidak bisa memberikan pendapatnya yang sebenarnya tentang konflik Rusia-Ukraina.
"Jika itu sampai di pers, akan ada bencana," ujar dia.
Perdana menteri tiga kali, yang memimpin Italia untuk sebagian besar periode 1994-2011, dikritik para politisi dan media karena mengatakan bulan lalu bahwa Putin melancarkan serangan militer Rusia di Ukraina untuk menggantikan pemerintahan Presiden Volodymyr Zelensky dengan “orang-orang yang layak. ”
Namun, kritikan itu tidak mencegahnya memenangkan kursi Senat dalam pemilu Italia bulan lalu.
Dia pun kembali ke majelis tinggi untuk pertama kalinya sejak dilarang memegang jabatan publik pada 2013, setelah dihukum karena kasus penipuan pajak.
Awal bulan ini, beberapa anggota parlemen Jerman menyerukan agar Berlusconi dan Forze Italia dikeluarkan dari Parlemen Eropa jika dia berani mendukung koalisi “sayap kanan ekstrem” Giorgia Meloni di Italia.
Para pemilih Italia memilih Meloni karena Partai Brothers of Italy-nya memimpin partai-partai sayap kanan meraih kemenangan dalam pemilu bulan lalu.
Mantan PM Italia itu bertemu Meloni pada Senin ketika kedua pemimpin bernegosiasi mengenai jabatan kabinet di pemerintahan baru Roma.
Berlusconi memiliki sejarah panjang hubungan persahabatan dengan Putin, termasuk menjamu pemimpin Rusia di vila liburannya di Sardinia pada tahun 2008.
Pada saat itu, Berlusconi mengatakan persahabatannya dengan Putin memupuk pemahaman yang lebih baik antara kedua pemimpin, yang merupakan “kepentingan bukan hanya dari kedua negara kita, tapi saya percaya seluruh dunia.”
Maestro media Italia itu juga mengunjungi Putin di Crimea pada tahun 2015, menjadi politisi Barat paling terkemuka yang mengunjungi semenanjung itu sejak penduduknya memilih bergabung dengan Rusia tahun sebelumnya.
Anggota Uni Eropa dan Amerika Serikat telah menolak mengakui reunifikasi Crimea dengan Rusia.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
(sya)
tulis komentar anda