DNA Berusia 1 Juta Tahun Ditemukan di Perairan Antartika
Selasa, 11 Oktober 2022 - 16:36 WIB
CANBERRA - Sebuah studi terbaru yang dipimpin University of Tasmania baru-baru ini menemukan DNA laut tertua yang pernah ditemukan di sedimen laut dalam di Laut Scotia yang terletak di utara Antartika.
Antartika adalah salah satu wilayah yang paling rentan terhadap perubahan iklim, yang menjadikannya prioritas studi bagi para ilmuwan yang tertarik pada ekosistem laut kutub.
Analisis DNA purba sedimen (sedaDNA) adalah teknik yang menguraikan organisme apa yang pernah hidup di laut dan kapan. Para peneliti mengklaim bahwa mempelajari sejarah organisme laut dapat membantu kita membuat prediksi tentang masa depan kehidupan laut dalam menghadapi perubahan iklim.
“Ini terdiri dari sedaDNA laut tertua yang terautentikasi hingga saat ini,” jelas Dr. Linda Armbrecht, peneliti utama dari University of Tasmania, Australia seperti dilansir dari Sputnik, Selasa (11/10/2022).
SedaDNA, atau DNA purba sedimen, ditemukan di banyak lingkungan, termasuk permafrost subarktik dan gua-gua terestrial, di mana para ilmuwan telah menemukan materi yang berasal dari 650.000 tahun yang lalu.
Studi ini adalah bukti bahwa teknik sedaDNA dapat membantu merekonstruksi ekosistem selama ribuan tahun, memberi kita wawasan yang lebih baik tentang perubahan ekosfer lautan.
"Antartika adalah salah satu daerah yang paling rentan terhadap perubahan iklim di Bumi, dan mempelajari tanggapan masa lalu dan sekarang dari ekosistem laut kutub ini terhadap perubahan lingkungan adalah masalah yang mendesak," tulis para peneliti dalam makalah mereka yang diterbitkan.
Antartika adalah salah satu wilayah yang paling rentan terhadap perubahan iklim, yang menjadikannya prioritas studi bagi para ilmuwan yang tertarik pada ekosistem laut kutub.
Analisis DNA purba sedimen (sedaDNA) adalah teknik yang menguraikan organisme apa yang pernah hidup di laut dan kapan. Para peneliti mengklaim bahwa mempelajari sejarah organisme laut dapat membantu kita membuat prediksi tentang masa depan kehidupan laut dalam menghadapi perubahan iklim.
“Ini terdiri dari sedaDNA laut tertua yang terautentikasi hingga saat ini,” jelas Dr. Linda Armbrecht, peneliti utama dari University of Tasmania, Australia seperti dilansir dari Sputnik, Selasa (11/10/2022).
SedaDNA, atau DNA purba sedimen, ditemukan di banyak lingkungan, termasuk permafrost subarktik dan gua-gua terestrial, di mana para ilmuwan telah menemukan materi yang berasal dari 650.000 tahun yang lalu.
Studi ini adalah bukti bahwa teknik sedaDNA dapat membantu merekonstruksi ekosistem selama ribuan tahun, memberi kita wawasan yang lebih baik tentang perubahan ekosfer lautan.
"Antartika adalah salah satu daerah yang paling rentan terhadap perubahan iklim di Bumi, dan mempelajari tanggapan masa lalu dan sekarang dari ekosistem laut kutub ini terhadap perubahan lingkungan adalah masalah yang mendesak," tulis para peneliti dalam makalah mereka yang diterbitkan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda