Nobel Perdamaian Diraih Para Penyeru HAM di Negara-negara Bekas Soviet

Sabtu, 08 Oktober 2022 - 00:01 WIB
Pendukungnya menganggap pria berusia 60 tahun itu sebagai tahanan hati nurani.

Memorial adalah salah satu kelompok hak asasi manusia tertua di Rusia modern, awalnya dibuat pada 1989 untuk melestarikan memori para korban pembersihan Stalin.

Selama bertahun-tahun, lembaga tersebut semakin terlibat dalam aktivisme politik dan dianggap melanggar hukum di Rusia.

Pada 2016, lembaga itu ditetapkan sebagai agen asing karena Moskow menuduhnya mengambil uang dari sumber asing saat terlibat dalam kegiatan politik dalam negeri.

Tahun lalu, pengadilan melarangnya beroperasi di Rusia, dengan alasan kelompok itu berulang kali melanggar aturan yang berlaku untuk agen asing.

Memorial dan pendukungnya mengklaim kelompok tersebut telah menjadi korban penganiayaan politik.

Pusat Kebebasan Sipil di Ukraina telah beroperasi sejak 2007. Di antara inisiatif baru-baru ini adalah seruan mengadili Presiden Rusia Vladimir Putin atas tuduhan “kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan genosida.”

Komite Nobel Norwegia mengatakan ingin menghormati "tiga pejuang hak asasi manusia, demokrasi dan hidup berdampingan secara damai di negara-negara tetangga Belarusia, Rusia dan Ukraina."

“Ketiga pemenang itu melanjutkan impian Alfred Nobel tentang perdamaian abadi antar negara,” ungkap badan tersebut.

Tahun lalu, penghargaan itu diberikan kepada penulis investigasi Filipina-Amerika Maria Ressa dan jurnalis Rusia Dmitry Muratov.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More