Korban Tewas Penembakan Thailand Jadi 38 Orang, Pelaku Mantan Polisi Diburu
Kamis, 06 Oktober 2022 - 20:09 WIB
BANGKOK - Seorang mantan polisi membunuh 38 orang pada Kamis (6/10/2022) dalam penembakan massal di pusat penitipan anak di Thailand.
Media melaporkan pria bersenjata itu kemudian menembak dan bunuh diri. Meski demikian, laporan lain menyebut pelaku penembakan masih diburu.
“Para korban termasuk 22 anak-anak serta orang dewasa,” ungkap pernyataan polisi di awal kejadian.
Kolonel polisi Jakkapat Vijitraithaya dari provinsi Nong Bua Lam Phu mengatakan pria bersenjata itu, Panya Khamrab, pulang ke rumah dan membunuh istri dan anaknya setelah melaksanakan penembakan massal itu.
Perdana Menteri (PM) Thailand Prayut Chan-O-Cha pada Kamis memerintahkan penyelidikan setelah seorang mantan perwira polisi membunuh lebih dari 30 orang.
Kebanyakan korban tewas adalah anak-anak.
"Mengenai insiden mengerikan ini... Saya ingin menyampaikan kesedihan dan belasungkawa terdalam saya kepada keluarga korban tewas dan terluka," tulis Prayut di halaman Facebook resminya.
Dia menambahkan, kepala polisi nasional akan "mempercepat investigasi."
Sebelumnya, polisi mengatakan perburuan sedang berlangsung untuk penembak. Juru bicara pemerintah mengatakan perdana menteri telah memperingatkan semua lembaga menangkap pelakunya.
Penembakan massal jarang terjadi di Thailand meskipun tingkat kepemilikan senjata tinggi dibandingkan dengan beberapa negara lain di kawasan itu. Senjata ilegal banyak di negara itu.
Pada tahun 2020, seorang tentara yang marah atas kesepakatan properti yang memburuk menewaskan 29 orang dan melukai 57 orang lainnya dalam amukan yang membentang di empat lokasi.
Media melaporkan pria bersenjata itu kemudian menembak dan bunuh diri. Meski demikian, laporan lain menyebut pelaku penembakan masih diburu.
“Para korban termasuk 22 anak-anak serta orang dewasa,” ungkap pernyataan polisi di awal kejadian.
Kolonel polisi Jakkapat Vijitraithaya dari provinsi Nong Bua Lam Phu mengatakan pria bersenjata itu, Panya Khamrab, pulang ke rumah dan membunuh istri dan anaknya setelah melaksanakan penembakan massal itu.
Perdana Menteri (PM) Thailand Prayut Chan-O-Cha pada Kamis memerintahkan penyelidikan setelah seorang mantan perwira polisi membunuh lebih dari 30 orang.
Kebanyakan korban tewas adalah anak-anak.
"Mengenai insiden mengerikan ini... Saya ingin menyampaikan kesedihan dan belasungkawa terdalam saya kepada keluarga korban tewas dan terluka," tulis Prayut di halaman Facebook resminya.
Dia menambahkan, kepala polisi nasional akan "mempercepat investigasi."
Sebelumnya, polisi mengatakan perburuan sedang berlangsung untuk penembak. Juru bicara pemerintah mengatakan perdana menteri telah memperingatkan semua lembaga menangkap pelakunya.
Penembakan massal jarang terjadi di Thailand meskipun tingkat kepemilikan senjata tinggi dibandingkan dengan beberapa negara lain di kawasan itu. Senjata ilegal banyak di negara itu.
Pada tahun 2020, seorang tentara yang marah atas kesepakatan properti yang memburuk menewaskan 29 orang dan melukai 57 orang lainnya dalam amukan yang membentang di empat lokasi.
(sya)
tulis komentar anda