Mengapa Rusia Tidak Mengalami Krisis Walau Disanksi Puluhan Negara Eropa? Berikut Penjelasannya

Kamis, 06 Oktober 2022 - 16:57 WIB
Pembatasan pasokan baru tidak hanya menyebabkan inflasi naik ke dua digit, tetapi juga melemahkan produsen Rusia dengan merampas komponen impor yang penting untuk menyempurnakan produk.

Produksi mobil Rusia, misalnya, anjlok hingga 61,8% selama enam bulan pertama tahun ini.

Banyak pejabat Rusia telah mengakui bahwa akan sangat sulit untuk menemukan pengganti komponen elektronik kelas atas tertentu, seperti microchip, yang masih banyak dikembangkan menggunakan teknologi Barat.

Namun, pada saat bersamaan ekonomi Rusia sejauh ini justru masih bisa bertahan. Rubel juga sejak itu pulih kembali menjadi mata uang dengan kinerja terbaik tahun ini.

Sejauh ini, sanksi tidak berbuat banyak untuk meredam kehidupan di Moskow setidaknya. Pekerja konstruksi yang mengambil bagian dalam program renovasi jalan tahunan ibu kota Rusia juga berjalan dengan lancar.

Melansir dari Reuters, Menteri Ekonomi Maxim Reshetnikov mengatakan pemerintah sekarang memperkirakan kontraksi 2,9% dalam PDB Rusia untuk 2022.

Kantor berita Rusia melaporkan peningkatan pada prediksi Agustus penurunan tahunan 4,2%.

“Ekonomi Rusia akan kembali tumbuh setiap triwulan pada akhir 2022 atau 2023,” ujar Reshetnikov.

Namun sepanjang tahun 2023 ekonomi masih akan mencatat sedikit kontraksi 0,9% karena "efek dasar yang tinggi" dari pertumbuhan kuat sebesar 3,5% pada kuartal pertama tahun ini.

Anton Tabakh, kepala ekonom di penilai kredit Expert RA yang berbasis di Moskow, mengungkapkan dua faktor yang telah mendukung ekonomi Rusia selama enam bulan pertama rezim sanksi baru.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More