Tiru Trik Putin, Ceko Didesak Caplok Kaliningrad dari Rusia

Kamis, 06 Oktober 2022 - 08:23 WIB
Republik Ceko didesak mencaplok Kaliningrad dari Rusia dengan meniru cara Presiden Vladimir Putin dalam mencaplok wilayah Ukraina. Foto/REUTERS
PRAHA - Masyarakat Republik Ceko mendesak pemerintahnya untuk mencaplok Kaliningrad dari Rusia .

Mereka, dengan bercanda, mengeklaim seruan itu untuk meniru cara pemimpin Kremlin, Presiden Vladimir Putin , dalam mencaplok wilayah-wilayah Ukraina .

Sekarang muncul petisi satire yang diluncurkan oleh orang-orang Ceko untuk mendukung aneksasi Kaliningrad, di mana lebih dari 13.000 orang telah menandatanganinya.



Kaliningrad—dikenal sebagai Kralovec dalam bahasa Ceko—berada 412 mil di sebelah barat Rusia, diapit oleh Polandia dan Lithuania.



Kota itu awalnya didirikan pada abad ke-13 oleh ksatria Teutonik dan juga dikenal sebagai Konigsberg, atau King's Rock. Seiring waktu berjalan, Kaliningrad kemudian menjadi Ibu Kota Prusia, dan kemudian menjadi milik Polandia, Jerman, Uni Soviet, dan sekarang ini menjadi milik Rusia.

Selama Perang Dunia II, Kaliningrad, yang telah menjadi bagian dari Jerman sampai saat itu, dan merupakan salah satu kota terpentingnya, direbut oleh Joseph Stalin dari Adolf Hitler.

Pada Konferensi Potsdam tahun 1945, pihak Sekutu setuju untuk memberikan wilayah tersebut kepada Uni Soviet.

Setelah runtuhnya Uni Soviet, Kaliningrad menjadi eksklave Federasi Rusia, menjadi cukup terisolasi di wilayah tersebut ketika negara-negara Baltik bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 2004.

Petisi yang diluncurkan oleh orang-orang Ceko mengeklaim sudah waktunya bagi Rusia untuk mengembalikan Kaliningrad kepada Republik Ceko, menurut logika yang sama yang digunakan Kremlin untuk mencaplok wilayah-wilayah Ukraina.

"Kami percaya bahwa Rusia telah bermain dengan Kaliningrad terlalu lama dan sudah waktunya untuk mengirimnya kembali ke satu negara, seperti yang telah menjadi kebiasaan dalam waktu kurang dari 800 tahun keberadaannya. Dan sejak kota itu didirikan untuk menghormati Raja Ceko, itu harus diserahkan ke tangan pemilik yang sah—Republik Ceko," bunyi petisi tersebut.

“Seperti yang ditunjukkan Rusia kepada kami di Crimea dan sekarang menunjukkan kepada kami di timur Ukraina, tidak apa-apa untuk melangkah ke wilayah negara asing, mengumumkan referendum di sana dan kemudian mencaplok wilayah tersebut. Dengan demikian, kami memiliki kesempatan unik untuk memperluas wilayah Ceko dan akhirnya mendapatkan akses ke laut," lanjut petisi itu, seperti dikutip Newsweek, Kamis (6/10/2022).

"Oleh karena itu, kami menuntut pemerintah Republik Ceko untuk mengirim tentara Ceko ke Kaliningrad, mengumumkan referendum yang akan berakhir dengan hasil 98 persen mendukung bergabung dengan Republik Ceko, dan kemudian mencaplok Kaliningrad dan mengganti namanya menjadi Kralovec."

Pemerintah Republik Ceko belum merespons seruan pencaplokan Kaliningrad dari Rusia. Namun, petisi tersebut telah memicu masyarakat negara itu untuk berkomentar.

"Menurut standar Rusia, Kaliningrad hanya milik kita!" bunyi komentar salah satu penandatangan petisi.

"Republik Ceko layak mendapatkan laut dan penduduk Kaliningrad ingin menjadi milik Republik Ceko!" bunyi komentar lainnya.

"Saya merasa perlu untuk melindungi putri dan putra Kerajaan Bohemia di kota ini!" tulis penandatangan lainnya, menyebutkan kebutuhan yang diproklamirkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyerang Ukraina demi membela warga Rusia di negara tetangga.

Gagasan agar Republik Ceko mencaplok Kaliningrad dari Rusia juga dianut oleh anggota Parlemen Uni Eropa Tomas Zdechovsky.

Pada hari Senin, Zdechovsky mem-posting ulang tweet dari seorang warga Polandia, yang mengatakan: "Waktunya telah tiba untuk membagi Kaliningrad sehingga saudara-saudara Ceko kami akhirnya memiliki akses ke laut."

Politisi itu mengatakan bahwa jika Moskow bersedia meluncurkan referendum palsu di Ukraina dan secara ilegal mencaplok wilayah negara itu, maka ia harus siap untuk membahas status Kaliningrad.

Di Rusia, komentarnya ditanggapi serius media Rusia; EurAsia Daily, yang menyebut lelucon Zdechovsky sebagai "pernyataan revankis".

Zdechovsky membalas dengan mengatakan kekhawatiran Rusia terlalu serius.

"Saya pikir debat itu sah dan bahwa Rusia harus benar-benar mempertimbangkan langkah internasionalnya di masa depan," katanya kepada iDnes, edisi online surat kabar Ceko; Mladá fronta DNES.

"Saya pikir Rusia menganggap diri mereka terlalu serius, baik dalam hal politik maupun dalam hal hubungan internasional."

"Kita perlu lebih bercermin kepada mereka dan menunjukkan bahwa kita tidak takut pada mereka dan ancaman mereka dan bahwa kita siap mendukung Ukraina dalam perjuangannya untuk kembalinya semua wilayah," katanya.

Di Twitter, akun baru muncul dengan nama "KralovecCzechia" pada hari Selasa, dengan bercanda mengumumkan bahwa referendum telah diadakan di Kaliningrad dan wilayah tersebut sekarang telah bergabung dengan Republik Ceko.

"Selamat datang di profil resmi Kralovec. Setelah referendum yang sukses, 97,9% penduduk Kaliningrad memutuskan untuk bergabung dengan Republik Ceko dan mengganti nama Kaliningrad menjadi Královec," bunyi salah satu tweet akun tersebut.

Postingan satir lainnya yang dibagikan oleh akun tersebut menunjukkan uang kertas Euro baru untuk Kaliningrad, dan warga Kaliningrad merayakan bergabungnya Republik Ceko dengan mengibarkan bendera Ceko.

Sebelumnya, pada hari Rabu, Presiden Rusia Vladimir Putin secara resmi menandatangani undang-undang yang mencaplok empat wilayah Ukraina meskipun pasukan Moskow mengalami kemunduran di medan perang di sebagian wilayah yang dicaplok tersebut.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More