Elon Musk Usulkan Rencana Perdamaian Ukraina, Apa Saja Isinya?
Selasa, 04 Oktober 2022 - 16:25 WIB
WASHINGTON - CEO SpaceX dan Tesla Elon Musk mengusulkan rencana mengakhiri konflik di Ukraina. Miliarder itu menyarankan agar referendum baru diadakan di empat wilayah yang baru-baru ini memilih bergabung dengan Rusia.
Musk mendorong Ukraina berkomitmen pada netralitas dan melepaskan klaimnya atas Crimea.
Musk memposting garis besar rencananya di Twitter pada Senin (3/10/2022), yang isinya agar Rusia “mengulangi referendum daerah yang dicaplok di bawah pengawasan PBB,” dengan Moskow menarik diri dari daerah itu jika pemilih menginginkannya.
Menurut Musk, Crimea akan dinyatakan “secara resmi bagian dari Rusia, seperti yang telah terjadi sejak 1783,” sampai Perdana Menteri Soviet Nikita Khrushchev menghadiahkan semenanjung itu kepada SSR Ukraina pada 1954.
Musk, yang pesan teksnya mengungkapkan bahwa dia sesekali menjadi pembaca RT.com, menyebut keputusan Khrushchev sebagai “kesalahan.”
Miliarder itu kemudian menyarankan agar Ukraina berkomitmen pada netralitas, seperti yang diminta Rusia jauh sebelum meluncurkan operasi militernya pada Februari, dan menjamin pasokan air ke Crimea.
Ukraina menutup pasokan air pada tahun 2014 setelah orang-orang Crimea memilih untuk bergabung kembali dengan Federasi Rusia. Tak lama setelah peluncuran operasi Rusia di Ukraina, pasokan air dipulihkan.
"Ini sangat mungkin menjadi hasil pada akhirnya," ujar Musk mengomentari sarannya.
Dia menambahkan bahwa itu "hanya pertanyaan tentang berapa banyak orang yang mati sebelum itu."
Rencananya tidak mungkin menemukan penggemar di Kiev. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah bersumpah tidak bernegosiasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, dan untuk merebut seluruh wilayah yang diklaim Kiev sebagai miliknya, termasuk republik Donbass dan Crimea, dengan paksa.
Selanjutnya, Zelensky mengirim aplikasi untuk keanggotaan aliansi NATO pekan lalu. Langkah tersebut sejauh ini baru didukung 9 negara anggota blok militer itu.
Penduduk Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, dan Wilayah Kherson dan Zaporozhye, kemungkinan besar akan memberikan suara dalam jumlah besar untuk bergabung dengan Rusia jika referendum baru-baru ini di wilayah ini diadakan lagi.
Semua wilayah ini memiliki persentase penutur bahasa Rusia yang tinggi dan secara historis memilih kandidat pro-Rusia saat menjadi bagian dari Ukraina.
Namun, Putin telah menandatangani perjanjian mengaksesi wilayah-wilayah ini ke dalam Federasi Rusia, dan bersumpah mempertahankannya dengan kemampuan militer penuh Rusia.
Pada saat penulisan, hampir 60% responden di Twitter mendukung ide Musk. Rasio itu kemungkinan akan berubah, karena pengguna Twitter pro-Ukraina di komentar telah meminta troll '#NAFO' untuk mengayunkan jajak pendapat yang menguntungkan mereka.
Dalam posting tindak lanjut, Musk mengatakan, "Serangan bot pada jajak pendapat ini kuat!"
Musk mendorong Ukraina berkomitmen pada netralitas dan melepaskan klaimnya atas Crimea.
Musk memposting garis besar rencananya di Twitter pada Senin (3/10/2022), yang isinya agar Rusia “mengulangi referendum daerah yang dicaplok di bawah pengawasan PBB,” dengan Moskow menarik diri dari daerah itu jika pemilih menginginkannya.
Menurut Musk, Crimea akan dinyatakan “secara resmi bagian dari Rusia, seperti yang telah terjadi sejak 1783,” sampai Perdana Menteri Soviet Nikita Khrushchev menghadiahkan semenanjung itu kepada SSR Ukraina pada 1954.
Musk, yang pesan teksnya mengungkapkan bahwa dia sesekali menjadi pembaca RT.com, menyebut keputusan Khrushchev sebagai “kesalahan.”
Miliarder itu kemudian menyarankan agar Ukraina berkomitmen pada netralitas, seperti yang diminta Rusia jauh sebelum meluncurkan operasi militernya pada Februari, dan menjamin pasokan air ke Crimea.
Ukraina menutup pasokan air pada tahun 2014 setelah orang-orang Crimea memilih untuk bergabung kembali dengan Federasi Rusia. Tak lama setelah peluncuran operasi Rusia di Ukraina, pasokan air dipulihkan.
"Ini sangat mungkin menjadi hasil pada akhirnya," ujar Musk mengomentari sarannya.
Dia menambahkan bahwa itu "hanya pertanyaan tentang berapa banyak orang yang mati sebelum itu."
Rencananya tidak mungkin menemukan penggemar di Kiev. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah bersumpah tidak bernegosiasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, dan untuk merebut seluruh wilayah yang diklaim Kiev sebagai miliknya, termasuk republik Donbass dan Crimea, dengan paksa.
Selanjutnya, Zelensky mengirim aplikasi untuk keanggotaan aliansi NATO pekan lalu. Langkah tersebut sejauh ini baru didukung 9 negara anggota blok militer itu.
Penduduk Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, dan Wilayah Kherson dan Zaporozhye, kemungkinan besar akan memberikan suara dalam jumlah besar untuk bergabung dengan Rusia jika referendum baru-baru ini di wilayah ini diadakan lagi.
Semua wilayah ini memiliki persentase penutur bahasa Rusia yang tinggi dan secara historis memilih kandidat pro-Rusia saat menjadi bagian dari Ukraina.
Namun, Putin telah menandatangani perjanjian mengaksesi wilayah-wilayah ini ke dalam Federasi Rusia, dan bersumpah mempertahankannya dengan kemampuan militer penuh Rusia.
Pada saat penulisan, hampir 60% responden di Twitter mendukung ide Musk. Rasio itu kemungkinan akan berubah, karena pengguna Twitter pro-Ukraina di komentar telah meminta troll '#NAFO' untuk mengayunkan jajak pendapat yang menguntungkan mereka.
Dalam posting tindak lanjut, Musk mengatakan, "Serangan bot pada jajak pendapat ini kuat!"
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda