Hamas-Fatah Bersatu Menentang Aneksasi Tepi Barat, Rusia Semringah
Sabtu, 04 Juli 2020 - 13:24 WIB
TOBRUK - Menteri Luar Negeri Rusia , Sergei Lavrov, memuji keputusan Hamas dan Fatah bersatu untuk membela kepentingan Palestina di platform Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
"Kami percaya bahwa hari ini, lebih dari sebelumnya, upaya masyarakat internasional diperlukan untuk menciptakan kondisi bagi dimulainya kembali segera dan memulai kembali perundingan langsung Palestina-Israel di bawah naungan Kuartet Timur Tengah dengan partisipasi aktif negara-negara Arab," kata Lavrov seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (4/7/2020).
Hal itu diungkapkan Lavrov saat bersua dengan Aguila Saleh, Ketua Dewan Dewan Perwakilan pro-Haftar di kota timur Tobruk.
Lavrov memperingatkan bahwa pelanggaran berat terhadap undang-undang internasional untuk penyelesaian Palestina-Israel akan mengakhiri prospek solusi dua negara dan akan dipenuhi dengan konsekuensi yang paling tidak terduga di Timur Tengah dan di Afrika Utara.
Didorong oleh apa yang disebut AS sebagai "Kesepakatan Abad Ini," Israel diperkirakan akan secara resmi mencaplok bagian-bagian di Tepi Barat akhir bulan ini.
Rencana itu menuai kecaman dan kemarahan internasional.
Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dipandang sebagai wilayah pendudukan di bawah hukum internasional, sehingga membuat semua pemukiman Yahudi di sana - serta aneksasi yang direncanakan - ilegal.
Selain mendapat kecaman dunia internasional, kebijakan Israel itu membuat dua faksi di Palestina yang selama ini bertentang yaitu Fatah dan Hamas memutuskan untuk bersatu.
Janji bersatu disampaikan kedua pihak dalam sebuah konferensi pers bersama yang langka pada hari Kamis.
"Kami akan memberlakukan semua langkah yang diperlukan untuk memastikan persatuan nasional dalam upaya menentang aneksasi," kata pejabat senior Fatah Jibril Rajub di Ramallah pada konferensi pers virtual dengan pejabat Hamas Saleh al-Arouri yang berada di Beirut, Lebanon. (Baca: Rencana Israel Caplok Tepi Barat Membuat Fatah dan Hamas Bersatu )
"Kami percaya bahwa hari ini, lebih dari sebelumnya, upaya masyarakat internasional diperlukan untuk menciptakan kondisi bagi dimulainya kembali segera dan memulai kembali perundingan langsung Palestina-Israel di bawah naungan Kuartet Timur Tengah dengan partisipasi aktif negara-negara Arab," kata Lavrov seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (4/7/2020).
Hal itu diungkapkan Lavrov saat bersua dengan Aguila Saleh, Ketua Dewan Dewan Perwakilan pro-Haftar di kota timur Tobruk.
Lavrov memperingatkan bahwa pelanggaran berat terhadap undang-undang internasional untuk penyelesaian Palestina-Israel akan mengakhiri prospek solusi dua negara dan akan dipenuhi dengan konsekuensi yang paling tidak terduga di Timur Tengah dan di Afrika Utara.
Didorong oleh apa yang disebut AS sebagai "Kesepakatan Abad Ini," Israel diperkirakan akan secara resmi mencaplok bagian-bagian di Tepi Barat akhir bulan ini.
Rencana itu menuai kecaman dan kemarahan internasional.
Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dipandang sebagai wilayah pendudukan di bawah hukum internasional, sehingga membuat semua pemukiman Yahudi di sana - serta aneksasi yang direncanakan - ilegal.
Selain mendapat kecaman dunia internasional, kebijakan Israel itu membuat dua faksi di Palestina yang selama ini bertentang yaitu Fatah dan Hamas memutuskan untuk bersatu.
Janji bersatu disampaikan kedua pihak dalam sebuah konferensi pers bersama yang langka pada hari Kamis.
"Kami akan memberlakukan semua langkah yang diperlukan untuk memastikan persatuan nasional dalam upaya menentang aneksasi," kata pejabat senior Fatah Jibril Rajub di Ramallah pada konferensi pers virtual dengan pejabat Hamas Saleh al-Arouri yang berada di Beirut, Lebanon. (Baca: Rencana Israel Caplok Tepi Barat Membuat Fatah dan Hamas Bersatu )
(ber)
tulis komentar anda