Pelaut AS Minum Air Bercampur Bahan Bakar Jet di Kapal Induk USS Nimitz

Senin, 03 Oktober 2022 - 11:55 WIB
Pelaut itu menjelaskan bahwa meskipun dia dan rekan-rekan sekapal minum dan mandi dengan air yang terkontaminasi, mereka awalnya ditolak mendapat perawatan medis karena masalah yang diyakini terkait dengan paparan bahan bakar jet.

Setelah ada jaminan Angkatan Laut sebelumnya bahwa tidak akan ada efek buruk, juru bicara Armada ke-3 Sean Robertson mengatakan kepada Insider bahwa lima pelaut telah melaporkan masalah kesehatan yang mungkin terkait dengan kontaminasi tersebut.

Menurutnya, kepemimpinan kapal sedang memantau situasi. Dalam pembaruan informasi, Insider diberitahu jumlahnya telah meningkat menjadi 10 pelaut.

"Jika kami menerima laporan tambahan tentang air yang berpotensi terkontaminasi, kami akan segera menyelidiki dan mengambil tindakan yang tepat untuk melindungi kru," kata Robertson sebelumnya.

Para orang tua pelaut yang berbicara dengan Insider mengatakan pada saat itu bahwa tim medis kapal induk masih menolak beberapa pelaut untuk layanan medis.

Para pelaut mengatakan mereka pertama kali diberitahu ada bahan bakar jet tempur di dalam air pada malam 16 September.

Seorang juru bicara Angkatan Laut mengonfirmasi masalah itu kepada Task & Purpose dan Navy Times, dengan mengatakan bahwa kru "segera mengambil tindakan".

Salah seorang pelaut mengatakan bahwa komandan kapal mengumumkan kepada seluruh kru pada malam itu bahwa bahan bakar jet tempur telah ditemukan di dalam air, menekankan bahwa sekitar 3.000 awak tidak boleh meminumnya dan bahwa mereka hanya boleh minum air kemasan yang didistribusikan sampai mereka kembali ke pelabuhan.

Pelaut itu mengatakan bahwa malam itu, bagaimanapun, mereka diberitahu oleh pejabat eksekutif kapal dan komandan bahwa air itu sebenarnya aman untuk diminum dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Tidak aman untuk diminum," tegas pelaut itu, yang dilansir Senin (3/10/2022). "Orang-orang percaya CO [Perwira Komandan] dan XO [Pejabat Eksekutif]."
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More