Gedung Putih: Kebocoran Pipa Gas Nord Stream Jelas Sabotase
Kamis, 29 September 2022 - 05:39 WIB
WASHINGTON - Gedung Putih mengatakan bahwa kebocoran besar pada pipa gas bawah laut yang mengalir dari Rusia ke Jerman adalah hasil dari sabotase yang nyata.
Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan pada Selasa malam mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan rekannya dari Denmark tentang kebocoran pipa gas Nord Stream 1 dan 2, yang dia sebut sebagai sabotase yang nyata.
"Saya berbicara dengan rekan saya Jean-Charles Ellermann-Kingombe dari Denmark tentang sabotase nyata dari pipa Nord Stream," cuit Sullivan.
"AS mendukung upaya untuk menyelidiki dan kami akan melanjutkan pekerjaan kami untuk menjaga keamanan energi Eropa," imbuhnya seperti dikutip dari ABC News, Kamis (29/9/2022).
Pada hari Rabu, sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre juga mengatakan kebocoran pipa adalah hasil dari sabotase yang nyata.
Pipa-pipa yang beroperasi di bawah Laut Baltik, sebenarnya tidak memasok gas ke Eropa pada saat itu, meskipun keduanya masih mengandung gas.
"Kami telah berhubungan dengan mitra Eropa kami di sana tentang sabotase nyata dari jaringan pipa," katanya kepada wartawan.
"Kami mendukung upaya Eropa untuk menyelidiki ini. Penyelidikan masih berlangsung, dan itu bisa memakan waktu," imbuhnya.
Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan pada Selasa malam mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan rekannya dari Denmark tentang kebocoran pipa gas Nord Stream 1 dan 2, yang dia sebut sebagai sabotase yang nyata.
"Saya berbicara dengan rekan saya Jean-Charles Ellermann-Kingombe dari Denmark tentang sabotase nyata dari pipa Nord Stream," cuit Sullivan.
"AS mendukung upaya untuk menyelidiki dan kami akan melanjutkan pekerjaan kami untuk menjaga keamanan energi Eropa," imbuhnya seperti dikutip dari ABC News, Kamis (29/9/2022).
Pada hari Rabu, sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre juga mengatakan kebocoran pipa adalah hasil dari sabotase yang nyata.
Baca Juga
Pipa-pipa yang beroperasi di bawah Laut Baltik, sebenarnya tidak memasok gas ke Eropa pada saat itu, meskipun keduanya masih mengandung gas.
"Kami telah berhubungan dengan mitra Eropa kami di sana tentang sabotase nyata dari jaringan pipa," katanya kepada wartawan.
"Kami mendukung upaya Eropa untuk menyelidiki ini. Penyelidikan masih berlangsung, dan itu bisa memakan waktu," imbuhnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda