China Kembangkan Jet Tempur Generasi ke-6, AS Tak Ingin Kalah Tersaingi

Rabu, 28 September 2022 - 02:36 WIB
Sekretaris Angkatan Udara Amerika Frank Kendal mengatakan, saat ini, Angkatan Udara AS berada di jalur untuk menjadi pengguna pertama pesawat tempur generasi keenam, asalkan dapat mulai menerjunkan keluarga sistem Dominasi Udara Generasi Berikutnya (NGAD) tepat waktu, yakni pada akhir dekade ini.

Angkatan Udara Amerika pertama kali menerbangkan prototipe NGAD berawak pada tahun 2020, dan Kendall mengatakan layanan tersebut dapat memilih produsen untuk program itu dalam waktu dekat.

"Namun, program ini sangat kompleks—dengan keluarga sistem yang mencakup pesawat tempur berawak, senjata baru dan kemungkinan beberapa jenis drone—dan akan sangat mahal, dengan pesawat tempur NGAD berawak berharga 'ratusan juta dolar' per unit," kata Kendal.

Semua itu dapat mendorong potensi penundaan jadwal, menutup kesenjangan antara jadwal AS dan China.

Selama konferensi meja bundar, Kelly mengatakan bahwa konsepsi China tentang jet tempur generasi keenam tampaknya mencerminkan Amerika Serikat sendiri.

“Pada umumnya mereka melihatnya seperti yang kita lihat dalam hal pengurangan eksponensial dalam signature dan percepatan eksponensial dalam kekuatan pemrosesan dan penginderaan, dan kemampuan untuk beralih dalam hal sistem misi terbuka, untuk dapat memprogram ulang pada dasarnya di kecepatan relevansi,” kata Kelly.

“Perbedaannya, menurut saya, adalah sebuah nuansa.”

Misalnya, sambung Kelly, China cenderung perlahan beralih dari satu varian pesawat tempur ke varian lainnya, seperti bagaimana China mengubah Su-27 dan Su-30 Rusia menjadi J-16 yang diproduksi di dalam negeri. Sebaliknya, desain pesawat Amerika dicirikan oleh lompatan besar dalam kemampuan.

“Kami sebagai bangsa, cenderung melepaskan trapeze dan semacam lompatan ke anak tangga berikutnya. Musuh China kami, mereka cenderung mengulangi,” katanya.

“Itu membuat sedikit lebih mudah bagi mereka untuk meraih anak tangga ketika mereka keluar lapangan.”
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More