Ada Pasal Rahasia dalam Dekrit Mobilisasi 300 Ribu Pasukan Cadangan Rusia
Kamis, 22 September 2022 - 08:03 WIB
MOSKOW - Rincian klausul atau pasal yang tidak dipublikasikan dalam dekrit mobilisasi parsial hanya untuk "penggunaan internal".
Sekretaris Pers Kremlin Dmitry Peskov mengatakan hal itu pada Rabu (21/9/2022).
Peskov menambahkan, informasi yang terdapat pada bagian tersebut berkaitan dengan jumlah personel yang akan dipanggil, namun dia tidak merinci lebih lanjut.
Mobilisasi parsial di Rusia diumumkan Presiden Vladimir Putin dalam pidato yang disiarkan televisi sebelumnya pada Rabu, dan keputusan yang relevan kemudian diterbitkan secara online.
Dokumen itu terdiri dari sepuluh pasal, tetapi salah satunya, Nomor 7, tidak diungkapkan ke publik.
“Ini untuk penggunaan internal, dan karena itu saya tidak bisa mengungkapkannya,” ujar Peskov setelah dimintai komentar terkait masalah tersebut.
“Satu-satunya hal yang dapat saya katakan kepada Anda… adalah bahwa Sergey Shoigu dalam wawancaranya berbicara tentang 300.000 orang, (yang akan dimobilisasi). Pembicaraannya sekitar 300.000 orang. Dan, seperti yang dijelaskan menteri pertahanan, mereka tidak akan direkrut secara bersamaan,” ujar dia.
Wartawan pada konferensi pers juga mengingatkan Peskov tentang komentar yang dia buat pekan lalu, ketika dia menyatakan mobilisasi di negara itu tidak ada dalam agenda.
“Saya ditanya tentang mobilisasi penuh saat itu dan itu tidak ada dalam agenda saat ini,” jawab dia ketika itu.
Adapun alasan sebagian panggilan mengangkat senjata saat ini, juru bicara itu mencatat Putin menjelaskan dalam pidatonya bahwa Rusia “sekarang dihadapkan dengan potensi militer NATO dan sejumlah negara lain yang tidak bersahabat” di Ukraina.
Di bawah dekrit presiden, mobilisasi parsial diumumkan di Rusia mulai 21 September, dengan mereka yang direkrut di bawahnya memiliki status tentara kontrak.
Shoigu sebelumnya menjelaskan pasukan tambahan diperlukan untuk mengendalikan jalur kontak sepanjang 1.000 km dengan pasukan Ukraina dan daerah yang dikuasai Rusia.
300.000 pasukan cadangan yang akan dipanggil mewakili lebih dari 1,1% dari potensi mobilisasi negara, menurut menteri pertahanan.
Sekretaris Pers Kremlin Dmitry Peskov mengatakan hal itu pada Rabu (21/9/2022).
Peskov menambahkan, informasi yang terdapat pada bagian tersebut berkaitan dengan jumlah personel yang akan dipanggil, namun dia tidak merinci lebih lanjut.
Mobilisasi parsial di Rusia diumumkan Presiden Vladimir Putin dalam pidato yang disiarkan televisi sebelumnya pada Rabu, dan keputusan yang relevan kemudian diterbitkan secara online.
Dokumen itu terdiri dari sepuluh pasal, tetapi salah satunya, Nomor 7, tidak diungkapkan ke publik.
“Ini untuk penggunaan internal, dan karena itu saya tidak bisa mengungkapkannya,” ujar Peskov setelah dimintai komentar terkait masalah tersebut.
“Satu-satunya hal yang dapat saya katakan kepada Anda… adalah bahwa Sergey Shoigu dalam wawancaranya berbicara tentang 300.000 orang, (yang akan dimobilisasi). Pembicaraannya sekitar 300.000 orang. Dan, seperti yang dijelaskan menteri pertahanan, mereka tidak akan direkrut secara bersamaan,” ujar dia.
Wartawan pada konferensi pers juga mengingatkan Peskov tentang komentar yang dia buat pekan lalu, ketika dia menyatakan mobilisasi di negara itu tidak ada dalam agenda.
“Saya ditanya tentang mobilisasi penuh saat itu dan itu tidak ada dalam agenda saat ini,” jawab dia ketika itu.
Adapun alasan sebagian panggilan mengangkat senjata saat ini, juru bicara itu mencatat Putin menjelaskan dalam pidatonya bahwa Rusia “sekarang dihadapkan dengan potensi militer NATO dan sejumlah negara lain yang tidak bersahabat” di Ukraina.
Di bawah dekrit presiden, mobilisasi parsial diumumkan di Rusia mulai 21 September, dengan mereka yang direkrut di bawahnya memiliki status tentara kontrak.
Shoigu sebelumnya menjelaskan pasukan tambahan diperlukan untuk mengendalikan jalur kontak sepanjang 1.000 km dengan pasukan Ukraina dan daerah yang dikuasai Rusia.
300.000 pasukan cadangan yang akan dipanggil mewakili lebih dari 1,1% dari potensi mobilisasi negara, menurut menteri pertahanan.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda