Insiden Ledakan dan Kebakaran di Situs Nuklir Natanz Iran Mencurigakan
Jum'at, 03 Juli 2020 - 02:46 WIB
TEHERAN - Ledakan dan kebakaran melanda area di sekitar situs nuklir Natanz di Iran , hari Kamis. Para analis percaya fasilitas produksi sentrifugal baru di situs itu ikut terbakar, namun Teheran menyangkalnya.
Klaim para analis dan bantahan Teheran membuat penasaran apa yang sebenarnya terjadi di situs tersebut. Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran, mengklaim insiden kebakaran terjadi di dekat fasilitas pengayaan nuklir bawah tanah Natanzdan tidak memengaruhi operasi sentrifugal atau pun menyebabkan pelepasan radiasi.
Menurutnya, bangunan yang terkena dampak kebakaran adalah gudang industri yang berada di atas tanah dan bukan bagian dari fasilitas pengayaan nuklir bawah tanah. Dia minta semua pihak tidak perlu khawatir atas insiden tersebut.
"Ada kerusakan fisik dan finansial dan kami sedang menyelidiki untuk menilainya," kata Kamalvandi kepada stasiun televisi pemerintah Iran yang dilansir kantor berita IRNA, Jumat (3/7/2020). (Baca: Ledakan di Teheran Utara Tewaskan 13 Orang, Diduga Karena Gas Bocor )
"Selanjutnya, tidak ada gangguan dalam pekerjaan situs pengayaan. Alhamdulillah, situs ini melanjutkan pekerjaannya seperti sebelumnya," ujarnya.
Namun, para analis percaya kebakaran dan ledakan menghantam pabrik produksi sentrifugal di fasilitas pengayaan nuklir bawah tanah Natanz. Fasilitas itu dikenal sebagai situs yang paling dijaga ketat di seluruh Republik Islam Iran setelah tindakan sabotase sebelumnya di sana.
Kantor berita IRNA tidak melaporkan penyebab kebakaran, namun menerbitkan komentar yang membahas kemungkinan sabotase oleh negara-negara musuh seperti Israel dan Amerika Serikat (AS) setelah ledakan terbaru lainnya di negara itu.
"Republik Islam Iran sejauh ini telah berusaha untuk mencegah krisis intensif dan pembentukan kondisi dan situasi yang tidak dapat diprediksi," tulis kantor berita tersebut. "Tapi penyeberangan garis merah Republik Islam Iran oleh negara-negara yang bermusuhan, terutama rezim Zionis dan AS, berarti bahwa strategi...harus direvisi."
Kobaran api mulai sekitar pukul 14.00 waktu setempat di sudut barat laut kompleks Natanz di provinsi Isfahan, Iran tengah. Itu merupakan data yang dikumpulkan oleh satelit Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS yang melacak kebakaran dari luar angkasa.
Gambar-gambar yang kemudian dirilis oleh media pemerintah Iran menunjukkan sebuah bangunan dua lantai dengan tanda hangus dan atapnya tampaknya hancur. Puing-puing di tanah dan pintu yang tampak hancur engselnya diduga akibat ledakan yang disertai kebakaran.
Fabian Hinz, seorang peneliti di James Martin Center for Nonproliferation Studies di Middlebury Institute of International Studies di Monterey, California, mengatakan situs kebakaran sesuai dengan fasilitas produksi sentrifugal yang baru dibuka.
Hinz mengatakan dia mengandalkan gambar satelit dan program televisi pemerintah untuk fasilitas nuklir untuk menemukan bangunan yang terdampak, yang terletak di sudut barat laut Natanz. (Baca juga: Ledakan Dahsyat Guncang Iran, Diduga di Situs Nuklir Militer )
David Albright dari Institute for Science and International Security juga mengatakan kebakaran terjadi di fasilitas produksi. Institusinya sebelumnya menulis laporan tentang pabrik baru, dengan mengidentifikasi dari gambar satelit saat sedang dibangun dan kemudian dibangun.
Para pejabat nuklir Iran tidak menanggapi permintaan komentar tentang komentar para analis. Namun, kata Hinz, kerusakan pada fasilitas itu akan menjadi kemunduran besar."Kebakaran itu sangat, sangat mencurigakan," ujarnya.
"Itu akan menunda sedikit kemajuan teknologi sentrifugal di Natanz," kata Hinz. "Setelah Anda melakukan penelitian dan pengembangan, Anda tidak dapat membatalkan penelitian dan pengembangan itu. Menargetkan mereka akan sangat berguna untuk musuh-musuh Iran."
Natanz, juga dikenal sebagai Pilot Fuel Enrichment Plant, adalah salah satu situs yang sekarang dipantau oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) setelah perjanjian nuklir Iran tahun 2015 dengan kekuatan dunia. Kesepakatan itu membuat Iran setuju untuk membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.
IAEA mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya mengetahui adanya laporan kebakaran tersebut. "Kami saat ini mengantisipasi tidak ada dampak pada kegiatan verifikasi perlindungan IAEA," kata badan yang berbasis di Wina itu, seperti dikutip ABC News.
Natanz menjadi titik nyala ketakutan Barat tentang program nuklir Iran pada 2002, ketika foto-foto satelit menunjukkan Iran membangun fasilitas bawah tanah di lokasi yang berjarak sekitar 200 kilometer (125 mil) selatan Teheran. Pada tahun 2003, IAEA mengunjungi Natanz, yang menurut Iran akan menampung sentrifugal untuk program nuklirnya, terkubur di bawah beton sepanjang 7,6 meter (25 kaki).
Natanz hari ini menjadi tuan rumah fasilitas pengayaan uranium utama negara itu. Di ruang bawah tanahnya yang panjang, sentrifugal memutar gas uranium hexafluoride dengan cepat untuk memperkaya uranium. Saat ini, IAEA mengatakan Iran memperkaya uranium hingga sekitar 4,5 persen murniādi atas ketentuan kesepakatan nuklir tetapi jauh di bawah level untuk pembuatan senjata, yakni level 90 persen. Pekerja di sana juga telah melakukan tes pada sentrifugal canggih.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
Klaim para analis dan bantahan Teheran membuat penasaran apa yang sebenarnya terjadi di situs tersebut. Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran, mengklaim insiden kebakaran terjadi di dekat fasilitas pengayaan nuklir bawah tanah Natanzdan tidak memengaruhi operasi sentrifugal atau pun menyebabkan pelepasan radiasi.
Menurutnya, bangunan yang terkena dampak kebakaran adalah gudang industri yang berada di atas tanah dan bukan bagian dari fasilitas pengayaan nuklir bawah tanah. Dia minta semua pihak tidak perlu khawatir atas insiden tersebut.
"Ada kerusakan fisik dan finansial dan kami sedang menyelidiki untuk menilainya," kata Kamalvandi kepada stasiun televisi pemerintah Iran yang dilansir kantor berita IRNA, Jumat (3/7/2020). (Baca: Ledakan di Teheran Utara Tewaskan 13 Orang, Diduga Karena Gas Bocor )
"Selanjutnya, tidak ada gangguan dalam pekerjaan situs pengayaan. Alhamdulillah, situs ini melanjutkan pekerjaannya seperti sebelumnya," ujarnya.
Namun, para analis percaya kebakaran dan ledakan menghantam pabrik produksi sentrifugal di fasilitas pengayaan nuklir bawah tanah Natanz. Fasilitas itu dikenal sebagai situs yang paling dijaga ketat di seluruh Republik Islam Iran setelah tindakan sabotase sebelumnya di sana.
Kantor berita IRNA tidak melaporkan penyebab kebakaran, namun menerbitkan komentar yang membahas kemungkinan sabotase oleh negara-negara musuh seperti Israel dan Amerika Serikat (AS) setelah ledakan terbaru lainnya di negara itu.
"Republik Islam Iran sejauh ini telah berusaha untuk mencegah krisis intensif dan pembentukan kondisi dan situasi yang tidak dapat diprediksi," tulis kantor berita tersebut. "Tapi penyeberangan garis merah Republik Islam Iran oleh negara-negara yang bermusuhan, terutama rezim Zionis dan AS, berarti bahwa strategi...harus direvisi."
Kobaran api mulai sekitar pukul 14.00 waktu setempat di sudut barat laut kompleks Natanz di provinsi Isfahan, Iran tengah. Itu merupakan data yang dikumpulkan oleh satelit Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS yang melacak kebakaran dari luar angkasa.
Gambar-gambar yang kemudian dirilis oleh media pemerintah Iran menunjukkan sebuah bangunan dua lantai dengan tanda hangus dan atapnya tampaknya hancur. Puing-puing di tanah dan pintu yang tampak hancur engselnya diduga akibat ledakan yang disertai kebakaran.
Fabian Hinz, seorang peneliti di James Martin Center for Nonproliferation Studies di Middlebury Institute of International Studies di Monterey, California, mengatakan situs kebakaran sesuai dengan fasilitas produksi sentrifugal yang baru dibuka.
Hinz mengatakan dia mengandalkan gambar satelit dan program televisi pemerintah untuk fasilitas nuklir untuk menemukan bangunan yang terdampak, yang terletak di sudut barat laut Natanz. (Baca juga: Ledakan Dahsyat Guncang Iran, Diduga di Situs Nuklir Militer )
David Albright dari Institute for Science and International Security juga mengatakan kebakaran terjadi di fasilitas produksi. Institusinya sebelumnya menulis laporan tentang pabrik baru, dengan mengidentifikasi dari gambar satelit saat sedang dibangun dan kemudian dibangun.
Para pejabat nuklir Iran tidak menanggapi permintaan komentar tentang komentar para analis. Namun, kata Hinz, kerusakan pada fasilitas itu akan menjadi kemunduran besar."Kebakaran itu sangat, sangat mencurigakan," ujarnya.
"Itu akan menunda sedikit kemajuan teknologi sentrifugal di Natanz," kata Hinz. "Setelah Anda melakukan penelitian dan pengembangan, Anda tidak dapat membatalkan penelitian dan pengembangan itu. Menargetkan mereka akan sangat berguna untuk musuh-musuh Iran."
Natanz, juga dikenal sebagai Pilot Fuel Enrichment Plant, adalah salah satu situs yang sekarang dipantau oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) setelah perjanjian nuklir Iran tahun 2015 dengan kekuatan dunia. Kesepakatan itu membuat Iran setuju untuk membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.
IAEA mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya mengetahui adanya laporan kebakaran tersebut. "Kami saat ini mengantisipasi tidak ada dampak pada kegiatan verifikasi perlindungan IAEA," kata badan yang berbasis di Wina itu, seperti dikutip ABC News.
Natanz menjadi titik nyala ketakutan Barat tentang program nuklir Iran pada 2002, ketika foto-foto satelit menunjukkan Iran membangun fasilitas bawah tanah di lokasi yang berjarak sekitar 200 kilometer (125 mil) selatan Teheran. Pada tahun 2003, IAEA mengunjungi Natanz, yang menurut Iran akan menampung sentrifugal untuk program nuklirnya, terkubur di bawah beton sepanjang 7,6 meter (25 kaki).
Natanz hari ini menjadi tuan rumah fasilitas pengayaan uranium utama negara itu. Di ruang bawah tanahnya yang panjang, sentrifugal memutar gas uranium hexafluoride dengan cepat untuk memperkaya uranium. Saat ini, IAEA mengatakan Iran memperkaya uranium hingga sekitar 4,5 persen murniādi atas ketentuan kesepakatan nuklir tetapi jauh di bawah level untuk pembuatan senjata, yakni level 90 persen. Pekerja di sana juga telah melakukan tes pada sentrifugal canggih.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
(min)
tulis komentar anda