Jenderal Tertinggi AS Resah dengan Langkah Rusia Selanjutnya
Senin, 19 September 2022 - 07:52 WIB
WARSAWA - Mark Milley, jenderal tertinggi Amerika Serikat (AS) resah dengan ketidakpastian dari langkah Rusia selanjutnya terkait perangnya di Ukraina . Dia menyerukan pasukan Amerika di Eropa untuk siaga tinggi.
"Perang tidak berjalan terlalu baik untuk Rusia saat ini, jadi kita semua berkewajiban untuk menjaga tingkat kesiapan yang tinggi, waspada," kata Jenderal Milley, Ketua Kepala Staf Gabungan AS kepada wartawan pada Minggu setelah mengunjungi sebuah pangkalan tak dikenal di Polandia.
Pangkalan tak dikenal—wartawan yang bepergian dengan Milley disumpah untuk merahasiakan lokasinya—dibangun sesaat sebelum Rusia melancarkan serangan militernya terhadap Ukraina Februari lalu.
Pangkalan ini dilaporkan telah menjadi pusat utama untuk melatih pasukan Ukraina dan mengirimkan senjata ke negara pecahan Soviet tersebut.
Karena perannya dalam konflik, para pejabat AS berkeyakinan bahwa pangkalan itu bisa menjadi sasaran serangan Rusia.
“Saya sangat tertarik untuk memeriksa hal-hal seperti perlindungan pasukan untuk memastikan bahwa [pasukan AS] berada dalam kondisi kesiapan yang memadai jika terjadi sesuatu,” kata Jenderal Milley.
Dia menambahkan bahwa kerugian Rusia baru-baru ini di wilayah Kharkiv tidak selalu berarti ada peningkatan ancaman serangan terhadap pasukan AS, tetapi dia mencatat, “Dalam perang, Anda tidak tahu dengan tingkat kepastian yang tinggi apa akan terjadi selanjutnya.”
Para pejabat Rusia telah memperingatkan bahwa Washington telah menjadikan dirinya pihak langsung dalam konflik Ukraina dan bahkan blakblakan tentang keterlibatan Pentagon dalam keberhasilan medan perang Kiev.
AS telah mengirim bantuan militer senilai lebih dari USD15 miliar ke Ukraina sepanjang tahun ini, dan telah mengerahkan sekitar 10.000 tentara tambahan ke Eropa.
Jenderal Milley meninjau pertahanan udara pangkalan Polandia, termasuk dua baterai rudal Patriot. Dia mengeklaim bahwa konflik telah memasuki fase baru, di mana Kiev telah memperoleh inisiatif strategis.
“Karena itu, kita harus sangat memperhatikan reaksi Rusia terhadap hal itu," katanya, seperti dikutip Wall Street Journal, Senin (19/9/2022).
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
"Perang tidak berjalan terlalu baik untuk Rusia saat ini, jadi kita semua berkewajiban untuk menjaga tingkat kesiapan yang tinggi, waspada," kata Jenderal Milley, Ketua Kepala Staf Gabungan AS kepada wartawan pada Minggu setelah mengunjungi sebuah pangkalan tak dikenal di Polandia.
Pangkalan tak dikenal—wartawan yang bepergian dengan Milley disumpah untuk merahasiakan lokasinya—dibangun sesaat sebelum Rusia melancarkan serangan militernya terhadap Ukraina Februari lalu.
Pangkalan ini dilaporkan telah menjadi pusat utama untuk melatih pasukan Ukraina dan mengirimkan senjata ke negara pecahan Soviet tersebut.
Karena perannya dalam konflik, para pejabat AS berkeyakinan bahwa pangkalan itu bisa menjadi sasaran serangan Rusia.
“Saya sangat tertarik untuk memeriksa hal-hal seperti perlindungan pasukan untuk memastikan bahwa [pasukan AS] berada dalam kondisi kesiapan yang memadai jika terjadi sesuatu,” kata Jenderal Milley.
Dia menambahkan bahwa kerugian Rusia baru-baru ini di wilayah Kharkiv tidak selalu berarti ada peningkatan ancaman serangan terhadap pasukan AS, tetapi dia mencatat, “Dalam perang, Anda tidak tahu dengan tingkat kepastian yang tinggi apa akan terjadi selanjutnya.”
Para pejabat Rusia telah memperingatkan bahwa Washington telah menjadikan dirinya pihak langsung dalam konflik Ukraina dan bahkan blakblakan tentang keterlibatan Pentagon dalam keberhasilan medan perang Kiev.
AS telah mengirim bantuan militer senilai lebih dari USD15 miliar ke Ukraina sepanjang tahun ini, dan telah mengerahkan sekitar 10.000 tentara tambahan ke Eropa.
Jenderal Milley meninjau pertahanan udara pangkalan Polandia, termasuk dua baterai rudal Patriot. Dia mengeklaim bahwa konflik telah memasuki fase baru, di mana Kiev telah memperoleh inisiatif strategis.
“Karena itu, kita harus sangat memperhatikan reaksi Rusia terhadap hal itu," katanya, seperti dikutip Wall Street Journal, Senin (19/9/2022).
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(min)
tulis komentar anda