Kenapa Rusia Bersahabat dengan Indonesia? Ini Penjelasannya
Jum'at, 16 September 2022 - 19:01 WIB
Dikutip dari laman SCMP, ketika bertanya mengenai hubungan antara Indonesia dan Rusia, keduanya telah memiliki sejarah erat yang bermula ketika Uni Soviet mendukung kemerdekaan Indonesia 1945.
Dalam hal ini, Proklamator Indonesia Soekarno memiliki hubungan dekat dengan Uni Soviet yang menjadikan Indonesia sekarang terhubung secara moral dengan Rusia. Selain itu, Moskow juga telah menjadi sumber senjata dan perangkat militer lain bagi Indonesia.
Dikutip dari laman Wilson Center, aspek sejarah memang tidak bisa dipisahkan dari awal mula kedekatan Indonesia dan Rusia. Pada tahun 1947, Indonesia menandatangani Perjanjian Persahabatan dengan Mesir, yang menandai sukses besar bagi diplomasi sebuah negara baru. Tak hanya itu, Indonesia juga mengambil langkah-langkah menuju hubungan yang lebih dekat dengan negara-negara kubu sosialis, pertama dengan Uni Soviet.
Pada 25 Januari 1950, setelah beberapa keraguan akhirnya Uni Soviet secara resmi mengakui Indonesia. Pada tanggal 3 Februari 1950 pemerintah Indonesia mengirimkan telegram balasan yang mengkonfirmasi penerimaan telegram pengakuan Soviet. Tanggal ini dianggap sebagai tanggal resmi pembentukan hubungan diplomatik antara Uni Soviet dan Indonesia.
Namun, meski memiliki riwayat kedekatan dalam sejarahnya, status Indonesia sendiri sebagai salah satu pendiri Gerakan Non-Blok adalah melakukan pendekatan bebas aktif. Bebas berarti independen dan netral alias tidak berpihak terhadap siapapun. Sedangkan aktif dimaksudkan pada peran aktif untuk segera menyelesaikan perundingan damai.
Jadi, dapat dipahami bahwa Rusia terlihat lebih bersahabat dengan Indonesia karena memiliki sejarah panjang dalam hubungannya, yakni kala kedekatan Presiden Soekarno dengan pemimpin Uni Soviet kala itu.
Terbaru, setelah Rusia dan Ukraina berperang, Presiden Joko Widodo menjadi pemimpin pertama di Asia Tenggara yang menyambangi langsung kedua Presiden negara tersebut, Yakni Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky.
Dalam hal ini, Proklamator Indonesia Soekarno memiliki hubungan dekat dengan Uni Soviet yang menjadikan Indonesia sekarang terhubung secara moral dengan Rusia. Selain itu, Moskow juga telah menjadi sumber senjata dan perangkat militer lain bagi Indonesia.
Dikutip dari laman Wilson Center, aspek sejarah memang tidak bisa dipisahkan dari awal mula kedekatan Indonesia dan Rusia. Pada tahun 1947, Indonesia menandatangani Perjanjian Persahabatan dengan Mesir, yang menandai sukses besar bagi diplomasi sebuah negara baru. Tak hanya itu, Indonesia juga mengambil langkah-langkah menuju hubungan yang lebih dekat dengan negara-negara kubu sosialis, pertama dengan Uni Soviet.
Pada 25 Januari 1950, setelah beberapa keraguan akhirnya Uni Soviet secara resmi mengakui Indonesia. Pada tanggal 3 Februari 1950 pemerintah Indonesia mengirimkan telegram balasan yang mengkonfirmasi penerimaan telegram pengakuan Soviet. Tanggal ini dianggap sebagai tanggal resmi pembentukan hubungan diplomatik antara Uni Soviet dan Indonesia.
Namun, meski memiliki riwayat kedekatan dalam sejarahnya, status Indonesia sendiri sebagai salah satu pendiri Gerakan Non-Blok adalah melakukan pendekatan bebas aktif. Bebas berarti independen dan netral alias tidak berpihak terhadap siapapun. Sedangkan aktif dimaksudkan pada peran aktif untuk segera menyelesaikan perundingan damai.
Jadi, dapat dipahami bahwa Rusia terlihat lebih bersahabat dengan Indonesia karena memiliki sejarah panjang dalam hubungannya, yakni kala kedekatan Presiden Soekarno dengan pemimpin Uni Soviet kala itu.
Terbaru, setelah Rusia dan Ukraina berperang, Presiden Joko Widodo menjadi pemimpin pertama di Asia Tenggara yang menyambangi langsung kedua Presiden negara tersebut, Yakni Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky.
Lihat Juga :
tulis komentar anda