Eks Presiden Rusia Keluarkan Peringatan Apokaliptik ke Barat

Rabu, 14 September 2022 - 10:12 WIB
Eks presiden Rusia, Dmitry Mevedev, memberikan Barat peringatan apokaliptik terkait krisis di Ukraina. Foto/hindustannewshub
MOSKOW - Politisi Barat yang "setengah cerdas" dari "lembaga pemikir bodoh" memimpin negara mereka ke jalan perang nuklir dengan perang hibrida melawan Moskow. Peringatan itu dikeluarkan mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev di saluran Telegramnya.

"Menyalurkan senjata dan dukungan tanpa henti ke Ukraina sambil berpura-pura tidak terlibat langsung dalam konflik tidak akan berhasil," cetus Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia itu seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (14/9/2022).

Dikatakan oleh Medvedev proposal "jaminan keamanan" yang diungkapkan oleh Kiev adalah benar-benar prolog untuk Perang Dunia Ketiga, menyebutnya sebagai "seruan histeris" ke negara-negara Barat yang terlibat dalam perang proksi melawan Rusia.





Medvedev mengatakan jika Barat melanjutkan “pemompaan tak terkendali rezim Kiev dengan jenis senjata paling berbahaya,” kampanye militer Rusia akan bergerak ke tingkat berikutnya, di mana batas-batas yang terlihat dan kemungkinan tindakan yang dapat diprediksi oleh pihak-pihak yang berkonflik akan dihapus dan konflik akan berlangsung dengan sendirinya, seperti yang selalu terjadi pada perang.

“Dan kemudian negara-negara Barat tidak akan bisa duduk di rumah mereka yang bersih, menertawakan bagaimana mereka dengan hati-hati melemahkan Rusia dengan proxy. Semuanya akan terbakar di sekitar mereka. Orang-orang mereka akan memanen kesedihan mereka sepenuhnya. Tanah akan terbakar dan beton akan meleleh,” tulis Medvedev, sebelum mengutip sebuah ayat Alkitab.



“Namun para politisi yang berpikiran sempit dan think tank bodoh mereka, dengan penuh pertimbangan memutar-mutar segelas anggur di tangan mereka, berbicara tentang bagaimana mereka dapat menangani kita tanpa terlibat dalam perang langsung. Idiot bodoh dengan pendidikan klasik,” tulis Medvedev.

Komentarnya didorong oleh publikasi proposal "perjanjian keamanan" Kiev, yang dikembangkan di bawah pengawasan mantan sekretaris jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen.

Rancangan tersebut membayangkan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya menjamin perbatasan Ukraina pra-2014 dengan senjata, amunisi, bantuan keuangan dan pelatihan, serta berkomitmen untuk mempertahankan sanksi terhadap Rusia selama yang diinginkan Kiev, dan menyerahkan semua properti Rusia yang disita ke Ukraina.



(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More