Ikut-ikutan China dan India, Indonesia Ingin Beli Minyak Rusia
Senin, 12 September 2022 - 10:13 WIB
JAKARTA - Indonesia sedang mempertimbangkan untuk mengikuti langkah China dan India dengan membeli minyak Rusia . Rencana ini diambil untuk mengimbangi meningkatknya tekanan fiskal akibat kenaikan harga energi.
Rencana tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam wawancaranya dengan Financial Times yang dikutip Reuters, Senin (12/9/2022).
“Kami selalu memantau semua opsi. Jika ada negara (dan) mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja,” kata Jokowi ketika ditanya apakah Indonesia akan membeli minyak dari Rusia.
Awal bulan ini, pemerintah Jokowi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar 30 persen.
Pemerintah mengatakan bahwa kenaikan harga adalah “opsi terakhir” karena tekanan fiskal. Keputusan tersebut telah memicu protes di seluruh negeri.
Menurut Financial Times, setiap langkah untuk membeli minyak mentah Rusia dengan harga di bawah batas yang disepakati oleh negara-negara G7 dapat membuat Indonesia terkena sanksi Amerika Serikat.
Pada bulan Agustus, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno mengatakan bahwa Indonesia telah ditawari minyak mentah Rusia dengan diskon 30 persen.
Menyusul hal itu, perusahaan minyak milik negara; Pertamina, mengatakan sedang meninjau risiko membeli minyak Rusia.
Indonesia, yang menjadi negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, mencatat tingkat inflasi tahunan sebesar 4,69 persen pada Agustus. Itu di atas kisaran target bank sentral 2 hingga 4 persen untuk tiga bulan berturut-turut, karena harga pangan yang tinggi.
Rencana tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam wawancaranya dengan Financial Times yang dikutip Reuters, Senin (12/9/2022).
“Kami selalu memantau semua opsi. Jika ada negara (dan) mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja,” kata Jokowi ketika ditanya apakah Indonesia akan membeli minyak dari Rusia.
Awal bulan ini, pemerintah Jokowi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar 30 persen.
Pemerintah mengatakan bahwa kenaikan harga adalah “opsi terakhir” karena tekanan fiskal. Keputusan tersebut telah memicu protes di seluruh negeri.
Menurut Financial Times, setiap langkah untuk membeli minyak mentah Rusia dengan harga di bawah batas yang disepakati oleh negara-negara G7 dapat membuat Indonesia terkena sanksi Amerika Serikat.
Pada bulan Agustus, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno mengatakan bahwa Indonesia telah ditawari minyak mentah Rusia dengan diskon 30 persen.
Menyusul hal itu, perusahaan minyak milik negara; Pertamina, mengatakan sedang meninjau risiko membeli minyak Rusia.
Indonesia, yang menjadi negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, mencatat tingkat inflasi tahunan sebesar 4,69 persen pada Agustus. Itu di atas kisaran target bank sentral 2 hingga 4 persen untuk tiga bulan berturut-turut, karena harga pangan yang tinggi.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda