1 Juta Warga Uni Eropa Diprediksi Liburan ke Turki Saat Krisis Gas Musim Dingin
Rabu, 07 September 2022 - 12:40 WIB
ANKARA - Satu juta warga Uni Eropa (UE) diperkirakan menghabiskan musim dingin di Turki di tengah krisis energi yang membayangi di negara mereka.
Perkiraan itu diungkapkan kepala penasihat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Yigit Bulut. Dia menyeru warga Turki mengubah situasi itu menjadi keuntungan mereka.
Melalui Twitter akhir pekan lalu, Bulut mengatakan, “Setidaknya 1 juta warga Uni Eropa, yang gasnya terputus, mengambil tindakan untuk menghabiskan musim dingin ini di Turki.”
Karena hotel di kota-kota besar Turki, seperti Istanbul, Izmir, dan Antalya, akan penuh pada musim dingin ini, penasihat presiden menjelaskan, orang Eropa akan sibuk membeli atau menyewa rumah.
Oleh karena itu, dia meminta warga Turki memanfaatkan situasi yang menurutnya merupakan manifestasi dari “keadilan ilahi.”
“Jangan menjual terlalu murah, mereka sedang membutuhkan!” ujar Bulut.
Pernyataannya datang ketika banyak negara Eropa sedang mempersiapkan apa yang digambarkan Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri Josep Borrell sebagai “badai yang sempurna.”
Harga energi dan tagihan telah meroket di tengah operasi militer Moskow di Ukraina dan sanksi Barat terhadap Rusia.
Pengumuman baru-baru ini oleh raksasa energi Rusia Gazprom bahwa Nord Stream 1, rute gas utama dari Rusia ke UE, akan tetap ditutup tanpa batas waktu karena masalah pemeliharaan terkait sanksi, mendorong harga gas grosir naik lebih jauh.
Krisis yang membayangi telah mendorong banyak pemerintah Eropa mengambil tindakan darurat untuk mengurangi konsumsi energi dan memperingatkan penduduk akan musim dingin yang sulit di masa depan.
Turki, yang telah mengambil posisi netral dalam konflik Ukraina, telah menegaskan mereka akan terus bergantung pada gas alam dari Rusia.
Perkiraan itu diungkapkan kepala penasihat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Yigit Bulut. Dia menyeru warga Turki mengubah situasi itu menjadi keuntungan mereka.
Melalui Twitter akhir pekan lalu, Bulut mengatakan, “Setidaknya 1 juta warga Uni Eropa, yang gasnya terputus, mengambil tindakan untuk menghabiskan musim dingin ini di Turki.”
Karena hotel di kota-kota besar Turki, seperti Istanbul, Izmir, dan Antalya, akan penuh pada musim dingin ini, penasihat presiden menjelaskan, orang Eropa akan sibuk membeli atau menyewa rumah.
Oleh karena itu, dia meminta warga Turki memanfaatkan situasi yang menurutnya merupakan manifestasi dari “keadilan ilahi.”
“Jangan menjual terlalu murah, mereka sedang membutuhkan!” ujar Bulut.
Pernyataannya datang ketika banyak negara Eropa sedang mempersiapkan apa yang digambarkan Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri Josep Borrell sebagai “badai yang sempurna.”
Harga energi dan tagihan telah meroket di tengah operasi militer Moskow di Ukraina dan sanksi Barat terhadap Rusia.
Pengumuman baru-baru ini oleh raksasa energi Rusia Gazprom bahwa Nord Stream 1, rute gas utama dari Rusia ke UE, akan tetap ditutup tanpa batas waktu karena masalah pemeliharaan terkait sanksi, mendorong harga gas grosir naik lebih jauh.
Krisis yang membayangi telah mendorong banyak pemerintah Eropa mengambil tindakan darurat untuk mengurangi konsumsi energi dan memperingatkan penduduk akan musim dingin yang sulit di masa depan.
Turki, yang telah mengambil posisi netral dalam konflik Ukraina, telah menegaskan mereka akan terus bergantung pada gas alam dari Rusia.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda