Moskow: Kiamat Jika Barat Gunakan Perang Ukraina untuk Hancurkan Rusia!
Senin, 05 September 2022 - 07:29 WIB
MOSKOW - Moskow memperingatkan Barat untuk tidak menggunakan perang Ukraina guna menghancurkan Rusia yang bersenjata nuklir . Jika terjadi, berarti "permainan catur dengan kematian" yang berakhir dengan kiamat bagi umat manusia.
Peringatan itu disampaikan Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev.
Medvedev, yang juga mantan presiden Rusia, menuduh negara-negara Anglo-Saxon ingin menggunakan perang di Ukraina untuk melumpuhkan Moskow.
"AS [Amerika Serikat] dan sekutu mereka ingin menghancurkan kami menjadi berkeping-keping, dibandingkan dengan pecahnya Uni Soviet pada tahun 1991, menandakan konsekuensi apokaliptik dari disintegrasi kekuatan nuklir yang kuat," tulis Medvedev di Telegram.
Dia mengatakan senjata nuklir adalah cara paling efektif untuk menjaga keamanan Rusia.
Medvedev menjabat sebagai presiden Rusia pada 2008-2012. Sedangkan Presiden Rusia saat ini, Vladimir Putin, merupakan mentornya.
Barat melihat sosok Medvedev lebih liberal daripada Putin. Tetapi dalam beberapa bulan terakhir Medvedev terdengar jauh lebih keras daripada kebanyakan pejabat Kremlin yang hawkish dalam upaya nyata untuk menjilat sang presiden.
Posting Telegram Medvedev muncul setelah dia menghadiri upacara perpisahan mantan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev. Dia menuduh AS dan sekutunya mencoba untuk merekayasa pecahnya Rusia.
Peringatan itu disampaikan Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev.
Medvedev, yang juga mantan presiden Rusia, menuduh negara-negara Anglo-Saxon ingin menggunakan perang di Ukraina untuk melumpuhkan Moskow.
"AS [Amerika Serikat] dan sekutu mereka ingin menghancurkan kami menjadi berkeping-keping, dibandingkan dengan pecahnya Uni Soviet pada tahun 1991, menandakan konsekuensi apokaliptik dari disintegrasi kekuatan nuklir yang kuat," tulis Medvedev di Telegram.
Dia mengatakan senjata nuklir adalah cara paling efektif untuk menjaga keamanan Rusia.
Medvedev menjabat sebagai presiden Rusia pada 2008-2012. Sedangkan Presiden Rusia saat ini, Vladimir Putin, merupakan mentornya.
Barat melihat sosok Medvedev lebih liberal daripada Putin. Tetapi dalam beberapa bulan terakhir Medvedev terdengar jauh lebih keras daripada kebanyakan pejabat Kremlin yang hawkish dalam upaya nyata untuk menjilat sang presiden.
Posting Telegram Medvedev muncul setelah dia menghadiri upacara perpisahan mantan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev. Dia menuduh AS dan sekutunya mencoba untuk merekayasa pecahnya Rusia.
tulis komentar anda