Neturei Karta, Kelompok Yahudi Menentang Penciptaan Negara Israel karena Melawan Tuhan
Sabtu, 03 September 2022 - 00:02 WIB
TEL AVIV - Israel dikenal sebagai negara Yahudi. Namun ada komunitas Yahudi Ortodoks bernama Neturei Karta yang menentang penciptaan negara itu karenatelah melawan Tuhan.
Neturei Karta adalah komunitas Yahudi Haredi yang secara resmi dibentuk di Yerusalem pada tahun 1938. Semula kelompok ini bernama Chevrat HaChayim.
Mereka menentang Zionisme dan menyerukan "pembongkaran secara damai" Negara Israel.
Seruan itu berdasarkan keyakinan bahwa orang-orang Yahudi dilarang untuk memiliki negara mereka sendiri sampai kedatangan Mesias Yahudi dan bahwa pembentukan Negara Israel berarti pemberontakan melawan Tuhan.
Mereka menggambarkan diri sebagai orang Yahudi tradisional sejati, namun Liga Anti-Pencemaran Nama Baik Yahudi yang berbasis di Amerika Serikat (AS) menggambarkan mereka sebagai "pinggiran terjauh dari Yudaisme".
Bagi Neturei Karta, solusi atas pertumpahan darah di Palestina adalah mengakhiri Negara Israel .
Juru bicaranya, Rabi Yisroel Dovid Weiss, menjadi sosok yang blakblakan menyebut Negara Israel sebagai monster yang harus dihapus dari peta dunia.
Tak jarang para rabi atau pemuka agama Yahudi dari komunitas tersebut menyematkan miniatur bendera Palestina di jaket mereka.
Membela Palestina
Nama Neturei Karta dalam bahasa Aram berarti "Pelindung Kota". Kota yang dimaksud adalah Yerusalem dan kelompok tersebut didirikan atas penolakan mereka untuk menerima atau mengakui Negara Israel.
Rabi Weiss menjadi salah satu tokoh utama Neturei Karta. Dia mempunyai alasan untuk menentang Zionisme, akar dari pendirian Negara Israel.
“Zionisme adalah transformasi Yudaisme, dari agama, dari ketundukan kepada Tuhan, menjadi konsep material nasionalisme. Ini tidak bisa diterima oleh orang-orang yang ingin melayani Tuhan. Untuk menciptakan nasionalisme ini, mereka menyingkirkan Tuhan dari persamaan," katanya kepada Russia Today.
“Kami diperingatkan oleh para Nabi bahwa kami akan diusir dari tanah air dan itu terjadi dengan penghancuran Bait Suci [di Yerusalem] 2.000 tahun yang lalu. Kami tidak boleh kembali secara massal—ini adalah pengasingan yang diperintahkan oleh Tuhan—dan kami juga tidak akan memberontak terhadap negara mana pun tempat kami tinggal," katanya.
"Kami harus menjadi warga negara yang setia dan berdoa untuk kesejahteraan tanah yang menjadi tuan rumah kami. Kami juga tidak boleh berusaha untuk mengakhiri pengasingan."
Ajaran Taurat
Bagi mereka yang tidak terbiasa dengan Taurat—bagian sentral dari Alkitab Yahudi—sentimen yang disampaikan Rabi Weiss itu mungkin cukup revolusioner.
Kelompok Neturei Karta percaya bahwa mereka mengikuti kitab suci mereka, dan bahwa meninggalkan Palestina adalah tindakan Tuhan.
Mereka juga berpikir agama mereka memerintahkan mereka untuk memprotes secara terbuka apa yang mereka anggap sebagai pelanggaran atas nama Yudaisme.
Mereka secara khusus ingin membuat orang mengerti bahwa ada perbedaan mendasar antara seorang Israel dan seorang Yahudi.
"Tujuan [Zionis] adalah memiliki keadaan material mereka, dan apa pun yang menghalangi mereka tidak mengganggu mereka. Taurat mengatakan jangan mencuri, jadi setiap konsep Zionisme melanggar Taurat. Mereka tahu agama kami tidak meminta kami untuk mengangkat senjata dan mengambil alih tanah. Sebaliknya, kami dilarang," papar Rabi Weiss.
Negara Israel dibentuk pada tahun 1948 dan tahun berikutnya diterima di PBB. Ada narasi yang diterima secara luas tentang bagaimana pasukan Israel merebut tanah dan properti orang-orang Palestina, yang sebagian besar adalah Muslim.
Itu semua dilakukan di bawah premis untuk menciptakan "rumah nasional bagi orang-orang Yahudi" dan pemerintah Inggris telah menjalankannya selama Perang Dunia I dengan Deklarasi Balfour.
Menentang Zionisme
Israel sekarang menjadi negara modern dengan tentara yang tangguh dan industri teknologi yang sukses. Namun, cara negara itu memperlakukan rakyat Palestina, yang tanahnya telah dianeksasi, membuatnya terbuka untuk dikritik.
"Mereka mencemooh Bintang Daud dari kami dan menyatakan kepada dunia bahwa mereka melakukan kehendak Tuhan, itu untuk mengintimidasi sehingga siapa pun yang berani berbicara menentang mereka adalah anti-Semit. Itu menggelikan, dan sebuah tragedi, karena mereka tidak mewakili Taurat kami," papar Rabi Weiss.
Kelompok Neturei Karta mengeklaim mewakili komunitas Yahudi dan mengatakan Israel telah menciptakan legitimasi palsu.
Meskipun Israel memiliki seorang Kepala Rabi, agama Yahudi juga memiliki struktur ini secara independen. Melalui doktrin agama inilah Israel membenarkan terus-menerus perebutan tanah Palestina, yang kemudian dijalani oleh para pemukim Israel—dan proses ini adalah salah satu titik api utama antara kedua pihak; Israel dan Palestina.
Itu adalah upaya untuk mengeluarkan warga Palestina dari tanah mereka.
"Zionis terus-menerus mencoba memasukkan Taurat ke dalam monster mereka yang disebut negara Israel. Mereka memiliki seorang Kepala Rabi, seorang Rabi; itu semua adalah hiasan jendela, mereka memberi stempel pada apa pun yang dilakukan Israel dan menciptakan aura kesucian," kata Rabi Weiss.
“Sayangnya, banyak mahasiswa, kebanyakan dari keluarga non-agama atau religius nominal, yang jatuh ke dalam perangkap propaganda Zionis dan berbicara dengan emosi dengan mengatakan 'selama 2.000 tahun kami berada di pengasingan, kami telah menderita dan Tuhan memberi kami kembali tanah'. Tapi itu mengabaikan apa yang dikatakan dalam Taurat," paparnya.
“Orang-orang berpikir untuk menjadi pahlawan bagi Yudaisme, mereka harus kembali ke Israel dan pergi ke permukiman. Kami tidak memaafkan kekerasan, tetapi mereka menghasutnya dengan mengusir orang-orang Arab seperti yang mereka lakukan sekarang di Sheikh Jarrah. Suatu tindakan adalah reaksi; apa yang Anda harapkan? Itulah mengapa terjadi pertumpahan darah."
Tafsir soal Teroris
Tapi tidak semua orang setuju dan ada orang yang mengkritik kesediaan kelompok Neturei Karta untuk bertemu dengan kelompok perlawanan anti-Israel yang kerap dilabeli "ekstremis".
Anggota kelompok itu mengakui bahwa mereka telah bertemu dengan pemimpin Hamas dan Hizbullah, keduanya dianggap oleh banyak negara sebagai organisasi teroris.
Mereka juga berbicara dengan mantan presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, almarhum pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat dan penguasa de facto Gaza Ismail Haniyeh.
Mereka bahkan berbagi platform dengan mantan Grand Wizard Ku Klux Klan, David Duke.
"Pemimpin Hamas mengatakan bahwa mereka tidak membenci orang Yahudi dan ingin hidup bersama. Baik Hamas dan Hizbullah menginginkan pembongkaran negara [Israel] secara damai; kami juga menginginkan itu. Kami memahami bahwa masalah intinya bukanlah Hamas, masalahnya pada tahun 1948 mereka meratifikasi monster yang disebut negara Zionis Israel yang datang dan menduduki tanah orang lain. Segala sesuatu yang terjadi hanyalah reaksi atas ketidakadilan yang mengerikan ini," kata Rabi Weiss.
“Sebelum saya mulai wawancara, mereka bertanya kepada saya apakah Anda mengutuk Hamas? Dan jika tidak, secara psikologis mereka mengatakan 'dia tidak mengutuk mereka, jadi tidak layak untuk mendengarkan dia karena dia adalah seorang teroris'," keluh Weiss.
“Terorisme adalah ciptaan negara dan keberlangsungan eksistensi negara itu, sehingga setiap hari seorang anak lahir di Palestina dan mereka menderita. Mereka melihat anggota keluarga mereka meninggal dan mereka memiliki kebencian yang mendarah daging kepada orang-orang Yahudi jika tidak dijelaskan kepada mereka. Itu dilakukan atas nama kami, dengan simbol kami; kemunafikan melampaui kata-kata," paparnya.
Tuduhan lain yang dilontarkan kepada kelompok Neturei Karta adalah bahwa mereka adalah penyangkal Holocaust. Rabbi Weiss membantahnya. Dia menekankan, “Kakek-nenek saya terbunuh di Auschwitz seperti halnya mayoritas keluarga saya [di] kedua sisi. Ayah saya melarikan diri ketika Nazi datang ke Hongaria dan hampir seluruh komunitas anti-Zionis kami adalah orang-orang imigran yang merupakan sisa-sisa keluarga yang melarikan diri dari [Adolf] Hitler. Jadi, kami tidak menyangkal Holocaust karena itu ada dalam darah kami."
Ingin Hidup Damai
Menurut Rabbi Weiss, bagian dari kompleksitas situasi ini adalah banyak orang Yahudi di Israel tidak merasa setia kepada negara, tetapi tidak dapat berbicara. Dia menegaskan bahwa jika dia mengunjungi Israel, dia akan ditangkap dan dipenjara.
“Banyak dari kita tidak pergi berkunjung pada prinsipnya...[dan] setiap anak laki-laki dan perempuan dari komunitas kami menjadi penjahat ketika mereka berusia 17 tahun karena mereka menolak untuk pergi ke sana untuk melakukan pelayanan nasional di IDF [Pasukan Pertahanan Israel]," katanya.
“Mereka selalu menuduh kami jahat hanya karena kami mempraktikkan Yudaisme; mereka hanya dapat menjelekkan orang-orang Yahudi yang berdiri dan berkata, 'Saya telah hidup damai dengan tetangga Palestina saya selama bertahun-tahun', kami memiliki agama yang sangat berbeda tetapi kami hidup bersama dalam damai. Mereka datang dengan rekan mereka yang egois dan cacat politik tanpa bertanya pada penduduk asli," imbuh dia.
Misi kelompok Neturei Karta tidak hanya untuk menyoroti perbedaan antara Zionisme dan Yudaisme; ia ingin melihat kehancuran Israel secara damai. Maklum, banyak yang melihat penghapusan negara dan 9,4 juta penduduknya sebagai konsep yang aneh.
Rabi Weiss menjelaskan, “Setiap 10 tahun atau lebih negara Israel berperang, mereka tidak pernah memiliki kedamaian sejati. Kami percaya itulah yang Tuhan katakan kepada kami. Kami percaya Israel akan berakhir karena itu adalah pemberontakan langsung melawan Tuhan, kami dilarang memiliki negara Yahudi. Kami harus berbicara dan mencoba memohon kepada para pemimpin dunia untuk berhenti mendukung pendudukan ini dan mencoba untuk membawa bantuan kepada rakyat Palestina, tetapi pada akhirnya, Yang Mahakuasa yang akan mengakhirinya," katanya.
Rabi Weiss percaya bahwa Israel harus diganti namanya dan negara Palestina dibentuk sebagai gantinya. Dia kemudian merasa itu bisa menjadi rumah bagi orang-orang Yahudi dan Muslim, seperti ratusan tahun sebelumnya.
Dia merefleksikan, “Afrika Selatan tampak putus asa, tetapi begitu ada tekanan untuk menghentikan apartheid, seluruh konsep berubah. Seluruh konsep Palestina dapat diubah dari apa yang disebut sebagai negara Yahudi menjadi Negara Bebas Palestina. Apa yang sangat buruk? Ini hanya penyimpangan dari 70 tahun terakhir yang aneh bahwa kami tidak hidup dengan damai. Kami hidup bersama sebagai saudara dan saudari di Palestina, dan berkembang."
Beberapa kritikus menolak untuk menawarkan kelompok Neturei Karta sebuah platform karena tuduhan seputar perilaku dan hubungannya. Namun kelompok tersebut bersikeras bahwa mereka akan terus melakukan tugasnya, karena bagi mereka, itu adalah mandat yang diberikan Tuhan.
Rabi Weiss mengakui, “Kami sedikit letih; kami telah melihat begitu banyak kekejaman di Gaza dan Tepi Barat. Selalu ada orang yang terkejut. Tentu saja, orang-orang Zionis terkejut; mereka mengatakan kami anti-Semit dan apa yang kami lakukan akan menyebabkan pertumpahan darah Yahudi."
“Mereka menyerang Gaza dengan drone, orang dibunuh setiap hari, dan setiap orang memiliki keluarga. Setiap anggota terpengaruh dan semua orang di kamp pengungsi yang hidup dalam kemelaratan, menurut Anda apakah mereka tumbuh dewasa yang penuh kasih sayang?" kata Rabi Weiss.
“Kami memberi tahu mereka bahwa kami menyakiti Anda, dan memberi tahu mereka bahwa orang-orang Yahudi tidak menerima apa yang dilakukan Zionis. Ini benar-benar menentang logika di setiap level, tetapi dunia setuju dengan propaganda Zionis dan mesin PR (public relation) mereka. Kami ingin menghentikan pertumpahan darah dan membangun jembatan," paparnya.
Neturei Karta
Pendiri: Rabi Amram Blau dan Rabi Aharon Katzenelbogen
Juru bicara: Rabi Yisroel Dovid Weiss
Tahun dan Tempat Pendirian: 1938, di Yerusalem
Tujuan: Menentang Zionisme dan pembongkaran Negara Israel secara damai dengan alasan pendirian negara itu telah melawan perintah Tuhan dan Taurat.
Basis: Tak diketahui basis pusat dari Neturei Karta. Namun, kelompok ini ada di Yerusalem, London, dan New York.
Asal-usul Anggota: Umumnya, anggota Neturei Karta adalah keturunan Yahudi Hongaria dan Yahudi Lithuania yang merupakan siswa dari Gaon of Vilna (dikenal sebagai Perushim) yang telah menetap di Yerusalem pada awal abad ke-19.
Neturei Karta adalah komunitas Yahudi Haredi yang secara resmi dibentuk di Yerusalem pada tahun 1938. Semula kelompok ini bernama Chevrat HaChayim.
Mereka menentang Zionisme dan menyerukan "pembongkaran secara damai" Negara Israel.
Seruan itu berdasarkan keyakinan bahwa orang-orang Yahudi dilarang untuk memiliki negara mereka sendiri sampai kedatangan Mesias Yahudi dan bahwa pembentukan Negara Israel berarti pemberontakan melawan Tuhan.
Mereka menggambarkan diri sebagai orang Yahudi tradisional sejati, namun Liga Anti-Pencemaran Nama Baik Yahudi yang berbasis di Amerika Serikat (AS) menggambarkan mereka sebagai "pinggiran terjauh dari Yudaisme".
Bagi Neturei Karta, solusi atas pertumpahan darah di Palestina adalah mengakhiri Negara Israel .
Juru bicaranya, Rabi Yisroel Dovid Weiss, menjadi sosok yang blakblakan menyebut Negara Israel sebagai monster yang harus dihapus dari peta dunia.
Tak jarang para rabi atau pemuka agama Yahudi dari komunitas tersebut menyematkan miniatur bendera Palestina di jaket mereka.
Membela Palestina
Nama Neturei Karta dalam bahasa Aram berarti "Pelindung Kota". Kota yang dimaksud adalah Yerusalem dan kelompok tersebut didirikan atas penolakan mereka untuk menerima atau mengakui Negara Israel.
Rabi Weiss menjadi salah satu tokoh utama Neturei Karta. Dia mempunyai alasan untuk menentang Zionisme, akar dari pendirian Negara Israel.
“Zionisme adalah transformasi Yudaisme, dari agama, dari ketundukan kepada Tuhan, menjadi konsep material nasionalisme. Ini tidak bisa diterima oleh orang-orang yang ingin melayani Tuhan. Untuk menciptakan nasionalisme ini, mereka menyingkirkan Tuhan dari persamaan," katanya kepada Russia Today.
“Kami diperingatkan oleh para Nabi bahwa kami akan diusir dari tanah air dan itu terjadi dengan penghancuran Bait Suci [di Yerusalem] 2.000 tahun yang lalu. Kami tidak boleh kembali secara massal—ini adalah pengasingan yang diperintahkan oleh Tuhan—dan kami juga tidak akan memberontak terhadap negara mana pun tempat kami tinggal," katanya.
"Kami harus menjadi warga negara yang setia dan berdoa untuk kesejahteraan tanah yang menjadi tuan rumah kami. Kami juga tidak boleh berusaha untuk mengakhiri pengasingan."
Ajaran Taurat
Bagi mereka yang tidak terbiasa dengan Taurat—bagian sentral dari Alkitab Yahudi—sentimen yang disampaikan Rabi Weiss itu mungkin cukup revolusioner.
Kelompok Neturei Karta percaya bahwa mereka mengikuti kitab suci mereka, dan bahwa meninggalkan Palestina adalah tindakan Tuhan.
Mereka juga berpikir agama mereka memerintahkan mereka untuk memprotes secara terbuka apa yang mereka anggap sebagai pelanggaran atas nama Yudaisme.
Mereka secara khusus ingin membuat orang mengerti bahwa ada perbedaan mendasar antara seorang Israel dan seorang Yahudi.
"Tujuan [Zionis] adalah memiliki keadaan material mereka, dan apa pun yang menghalangi mereka tidak mengganggu mereka. Taurat mengatakan jangan mencuri, jadi setiap konsep Zionisme melanggar Taurat. Mereka tahu agama kami tidak meminta kami untuk mengangkat senjata dan mengambil alih tanah. Sebaliknya, kami dilarang," papar Rabi Weiss.
Negara Israel dibentuk pada tahun 1948 dan tahun berikutnya diterima di PBB. Ada narasi yang diterima secara luas tentang bagaimana pasukan Israel merebut tanah dan properti orang-orang Palestina, yang sebagian besar adalah Muslim.
Itu semua dilakukan di bawah premis untuk menciptakan "rumah nasional bagi orang-orang Yahudi" dan pemerintah Inggris telah menjalankannya selama Perang Dunia I dengan Deklarasi Balfour.
Menentang Zionisme
Israel sekarang menjadi negara modern dengan tentara yang tangguh dan industri teknologi yang sukses. Namun, cara negara itu memperlakukan rakyat Palestina, yang tanahnya telah dianeksasi, membuatnya terbuka untuk dikritik.
"Mereka mencemooh Bintang Daud dari kami dan menyatakan kepada dunia bahwa mereka melakukan kehendak Tuhan, itu untuk mengintimidasi sehingga siapa pun yang berani berbicara menentang mereka adalah anti-Semit. Itu menggelikan, dan sebuah tragedi, karena mereka tidak mewakili Taurat kami," papar Rabi Weiss.
Kelompok Neturei Karta mengeklaim mewakili komunitas Yahudi dan mengatakan Israel telah menciptakan legitimasi palsu.
Meskipun Israel memiliki seorang Kepala Rabi, agama Yahudi juga memiliki struktur ini secara independen. Melalui doktrin agama inilah Israel membenarkan terus-menerus perebutan tanah Palestina, yang kemudian dijalani oleh para pemukim Israel—dan proses ini adalah salah satu titik api utama antara kedua pihak; Israel dan Palestina.
Itu adalah upaya untuk mengeluarkan warga Palestina dari tanah mereka.
"Zionis terus-menerus mencoba memasukkan Taurat ke dalam monster mereka yang disebut negara Israel. Mereka memiliki seorang Kepala Rabi, seorang Rabi; itu semua adalah hiasan jendela, mereka memberi stempel pada apa pun yang dilakukan Israel dan menciptakan aura kesucian," kata Rabi Weiss.
“Sayangnya, banyak mahasiswa, kebanyakan dari keluarga non-agama atau religius nominal, yang jatuh ke dalam perangkap propaganda Zionis dan berbicara dengan emosi dengan mengatakan 'selama 2.000 tahun kami berada di pengasingan, kami telah menderita dan Tuhan memberi kami kembali tanah'. Tapi itu mengabaikan apa yang dikatakan dalam Taurat," paparnya.
“Orang-orang berpikir untuk menjadi pahlawan bagi Yudaisme, mereka harus kembali ke Israel dan pergi ke permukiman. Kami tidak memaafkan kekerasan, tetapi mereka menghasutnya dengan mengusir orang-orang Arab seperti yang mereka lakukan sekarang di Sheikh Jarrah. Suatu tindakan adalah reaksi; apa yang Anda harapkan? Itulah mengapa terjadi pertumpahan darah."
Tafsir soal Teroris
Tapi tidak semua orang setuju dan ada orang yang mengkritik kesediaan kelompok Neturei Karta untuk bertemu dengan kelompok perlawanan anti-Israel yang kerap dilabeli "ekstremis".
Anggota kelompok itu mengakui bahwa mereka telah bertemu dengan pemimpin Hamas dan Hizbullah, keduanya dianggap oleh banyak negara sebagai organisasi teroris.
Mereka juga berbicara dengan mantan presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, almarhum pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat dan penguasa de facto Gaza Ismail Haniyeh.
Mereka bahkan berbagi platform dengan mantan Grand Wizard Ku Klux Klan, David Duke.
"Pemimpin Hamas mengatakan bahwa mereka tidak membenci orang Yahudi dan ingin hidup bersama. Baik Hamas dan Hizbullah menginginkan pembongkaran negara [Israel] secara damai; kami juga menginginkan itu. Kami memahami bahwa masalah intinya bukanlah Hamas, masalahnya pada tahun 1948 mereka meratifikasi monster yang disebut negara Zionis Israel yang datang dan menduduki tanah orang lain. Segala sesuatu yang terjadi hanyalah reaksi atas ketidakadilan yang mengerikan ini," kata Rabi Weiss.
“Sebelum saya mulai wawancara, mereka bertanya kepada saya apakah Anda mengutuk Hamas? Dan jika tidak, secara psikologis mereka mengatakan 'dia tidak mengutuk mereka, jadi tidak layak untuk mendengarkan dia karena dia adalah seorang teroris'," keluh Weiss.
“Terorisme adalah ciptaan negara dan keberlangsungan eksistensi negara itu, sehingga setiap hari seorang anak lahir di Palestina dan mereka menderita. Mereka melihat anggota keluarga mereka meninggal dan mereka memiliki kebencian yang mendarah daging kepada orang-orang Yahudi jika tidak dijelaskan kepada mereka. Itu dilakukan atas nama kami, dengan simbol kami; kemunafikan melampaui kata-kata," paparnya.
Tuduhan lain yang dilontarkan kepada kelompok Neturei Karta adalah bahwa mereka adalah penyangkal Holocaust. Rabbi Weiss membantahnya. Dia menekankan, “Kakek-nenek saya terbunuh di Auschwitz seperti halnya mayoritas keluarga saya [di] kedua sisi. Ayah saya melarikan diri ketika Nazi datang ke Hongaria dan hampir seluruh komunitas anti-Zionis kami adalah orang-orang imigran yang merupakan sisa-sisa keluarga yang melarikan diri dari [Adolf] Hitler. Jadi, kami tidak menyangkal Holocaust karena itu ada dalam darah kami."
Ingin Hidup Damai
Menurut Rabbi Weiss, bagian dari kompleksitas situasi ini adalah banyak orang Yahudi di Israel tidak merasa setia kepada negara, tetapi tidak dapat berbicara. Dia menegaskan bahwa jika dia mengunjungi Israel, dia akan ditangkap dan dipenjara.
“Banyak dari kita tidak pergi berkunjung pada prinsipnya...[dan] setiap anak laki-laki dan perempuan dari komunitas kami menjadi penjahat ketika mereka berusia 17 tahun karena mereka menolak untuk pergi ke sana untuk melakukan pelayanan nasional di IDF [Pasukan Pertahanan Israel]," katanya.
“Mereka selalu menuduh kami jahat hanya karena kami mempraktikkan Yudaisme; mereka hanya dapat menjelekkan orang-orang Yahudi yang berdiri dan berkata, 'Saya telah hidup damai dengan tetangga Palestina saya selama bertahun-tahun', kami memiliki agama yang sangat berbeda tetapi kami hidup bersama dalam damai. Mereka datang dengan rekan mereka yang egois dan cacat politik tanpa bertanya pada penduduk asli," imbuh dia.
Misi kelompok Neturei Karta tidak hanya untuk menyoroti perbedaan antara Zionisme dan Yudaisme; ia ingin melihat kehancuran Israel secara damai. Maklum, banyak yang melihat penghapusan negara dan 9,4 juta penduduknya sebagai konsep yang aneh.
Rabi Weiss menjelaskan, “Setiap 10 tahun atau lebih negara Israel berperang, mereka tidak pernah memiliki kedamaian sejati. Kami percaya itulah yang Tuhan katakan kepada kami. Kami percaya Israel akan berakhir karena itu adalah pemberontakan langsung melawan Tuhan, kami dilarang memiliki negara Yahudi. Kami harus berbicara dan mencoba memohon kepada para pemimpin dunia untuk berhenti mendukung pendudukan ini dan mencoba untuk membawa bantuan kepada rakyat Palestina, tetapi pada akhirnya, Yang Mahakuasa yang akan mengakhirinya," katanya.
Rabi Weiss percaya bahwa Israel harus diganti namanya dan negara Palestina dibentuk sebagai gantinya. Dia kemudian merasa itu bisa menjadi rumah bagi orang-orang Yahudi dan Muslim, seperti ratusan tahun sebelumnya.
Dia merefleksikan, “Afrika Selatan tampak putus asa, tetapi begitu ada tekanan untuk menghentikan apartheid, seluruh konsep berubah. Seluruh konsep Palestina dapat diubah dari apa yang disebut sebagai negara Yahudi menjadi Negara Bebas Palestina. Apa yang sangat buruk? Ini hanya penyimpangan dari 70 tahun terakhir yang aneh bahwa kami tidak hidup dengan damai. Kami hidup bersama sebagai saudara dan saudari di Palestina, dan berkembang."
Beberapa kritikus menolak untuk menawarkan kelompok Neturei Karta sebuah platform karena tuduhan seputar perilaku dan hubungannya. Namun kelompok tersebut bersikeras bahwa mereka akan terus melakukan tugasnya, karena bagi mereka, itu adalah mandat yang diberikan Tuhan.
Rabi Weiss mengakui, “Kami sedikit letih; kami telah melihat begitu banyak kekejaman di Gaza dan Tepi Barat. Selalu ada orang yang terkejut. Tentu saja, orang-orang Zionis terkejut; mereka mengatakan kami anti-Semit dan apa yang kami lakukan akan menyebabkan pertumpahan darah Yahudi."
“Mereka menyerang Gaza dengan drone, orang dibunuh setiap hari, dan setiap orang memiliki keluarga. Setiap anggota terpengaruh dan semua orang di kamp pengungsi yang hidup dalam kemelaratan, menurut Anda apakah mereka tumbuh dewasa yang penuh kasih sayang?" kata Rabi Weiss.
“Kami memberi tahu mereka bahwa kami menyakiti Anda, dan memberi tahu mereka bahwa orang-orang Yahudi tidak menerima apa yang dilakukan Zionis. Ini benar-benar menentang logika di setiap level, tetapi dunia setuju dengan propaganda Zionis dan mesin PR (public relation) mereka. Kami ingin menghentikan pertumpahan darah dan membangun jembatan," paparnya.
Neturei Karta
Pendiri: Rabi Amram Blau dan Rabi Aharon Katzenelbogen
Juru bicara: Rabi Yisroel Dovid Weiss
Tahun dan Tempat Pendirian: 1938, di Yerusalem
Tujuan: Menentang Zionisme dan pembongkaran Negara Israel secara damai dengan alasan pendirian negara itu telah melawan perintah Tuhan dan Taurat.
Basis: Tak diketahui basis pusat dari Neturei Karta. Namun, kelompok ini ada di Yerusalem, London, dan New York.
Asal-usul Anggota: Umumnya, anggota Neturei Karta adalah keturunan Yahudi Hongaria dan Yahudi Lithuania yang merupakan siswa dari Gaon of Vilna (dikenal sebagai Perushim) yang telah menetap di Yerusalem pada awal abad ke-19.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda