Mengapa Israel Tidak Bisa Menguasai Jalur Gaza?
Kamis, 01 September 2022 - 19:01 WIB
JAKARTA - Israel memiliki riwayat panjang dalam konfliknya dengan Palestina . Adapun sumber permasalahan kedua negara tersebut adalah terkait pengakuan wilayah.
Semua bermula pada awal abad ke-20. Kala itu, orang-orang Yahudi melarikan diri dari penganiayaan di Eropa dan ingin mendirikan negara sendiri. Saat itu mereka memilih tempat yang ditempati orang Arab muslim Ottoman dan kemudian berpindah ke Inggris.
Melihat hal ini, orang-orang Arab melawan karena melihat tanah itu sebagai hak mereka. Akhirnya perang pun tak terhindarkan dan Israel resmi memproklamasikan kemerdekaannya pada 1948.
Dikutip dari laman Vox, perang 1967 menjadi peristiwa penting untuk jalannya konflik masa kini. Yaitu karena membuat Israel menguasai Tepi Barat dan Jalur Gaza, dua wilayah yang menjadi rumah bagi populasi besar warga Palestina.
Tepi Barat secara nominal mungkin dikendalikan oleh Otoritas Palestina, namun tetap saja mereka berada dibawah pendudukan Israel. Dalam hal ini, Israel memberlakukan blokade dan melakukan pembatasan pada kegiatan warga Palestina di Tepi Barat.
Selain itu, warga Israel juga terus membangun komunitas yang terus berkembang di Tepi Barat. Lantas, bagaimana dengan Gaza sendiri?
Jalur Gaza adalah rumah bagi sekitar 2 juta warga Palestina. Sejak tahun 2007, wilayah ini diperintah oleh Hamas yang bermula saat kelompok itu mengambil kendali dari Otoritas Palestina yang dipimpin Fatah.
Namun, sama halnya dengan Tepi Barat, Israel juga melakukan blokade terhadap Jalur Gaza. Artinya adalah Israel mengontrol perbatasannya dan membatasi siapapun yang bisa masuk dan keluar.
Kehidupan warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza cukup sulit. Israel mengontrol garis perbatasan dan semua pintu masuk dan keluar penyeberangan. Karena aksesnya sangat dibatasi, tidak banyak barang yang masuk atau keluar dari Gaza.
Jadi, dapat dipahami bahwa meskipun status israel disebut tidak menguasai jalur gaza, namun mereka melakukan blokade yang membuatnya bisa mengontrol perbatasan wilayah tersebut. Maka dari itu, secara tidak langsung hal ini sama saja dengan jalur gaza yang dikontrol penuh oleh pendudukan Israel dan membuat mereka seakan-akan tetap berkuasa.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
Semua bermula pada awal abad ke-20. Kala itu, orang-orang Yahudi melarikan diri dari penganiayaan di Eropa dan ingin mendirikan negara sendiri. Saat itu mereka memilih tempat yang ditempati orang Arab muslim Ottoman dan kemudian berpindah ke Inggris.
Melihat hal ini, orang-orang Arab melawan karena melihat tanah itu sebagai hak mereka. Akhirnya perang pun tak terhindarkan dan Israel resmi memproklamasikan kemerdekaannya pada 1948.
Dikutip dari laman Vox, perang 1967 menjadi peristiwa penting untuk jalannya konflik masa kini. Yaitu karena membuat Israel menguasai Tepi Barat dan Jalur Gaza, dua wilayah yang menjadi rumah bagi populasi besar warga Palestina.
Tepi Barat secara nominal mungkin dikendalikan oleh Otoritas Palestina, namun tetap saja mereka berada dibawah pendudukan Israel. Dalam hal ini, Israel memberlakukan blokade dan melakukan pembatasan pada kegiatan warga Palestina di Tepi Barat.
Selain itu, warga Israel juga terus membangun komunitas yang terus berkembang di Tepi Barat. Lantas, bagaimana dengan Gaza sendiri?
Jalur Gaza adalah rumah bagi sekitar 2 juta warga Palestina. Sejak tahun 2007, wilayah ini diperintah oleh Hamas yang bermula saat kelompok itu mengambil kendali dari Otoritas Palestina yang dipimpin Fatah.
Namun, sama halnya dengan Tepi Barat, Israel juga melakukan blokade terhadap Jalur Gaza. Artinya adalah Israel mengontrol perbatasannya dan membatasi siapapun yang bisa masuk dan keluar.
Kehidupan warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza cukup sulit. Israel mengontrol garis perbatasan dan semua pintu masuk dan keluar penyeberangan. Karena aksesnya sangat dibatasi, tidak banyak barang yang masuk atau keluar dari Gaza.
Jadi, dapat dipahami bahwa meskipun status israel disebut tidak menguasai jalur gaza, namun mereka melakukan blokade yang membuatnya bisa mengontrol perbatasan wilayah tersebut. Maka dari itu, secara tidak langsung hal ini sama saja dengan jalur gaza yang dikontrol penuh oleh pendudukan Israel dan membuat mereka seakan-akan tetap berkuasa.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
(ian)
tulis komentar anda