Kabur dari Perang, Warga Ukraina Tempati Tanah Palestina yang Diduduki Israel
Rabu, 31 Agustus 2022 - 03:50 WIB
TEPI BARAT - Setelah invasi Rusia ke Ukraina, Olena dan Eduard German, pasangan Yahudi dari Kharkiv, menemukan perlindungan di sebuah pemukiman di Tepi Barat, Palestina, yang diduduki Israel.
Enam bulan sejak dimulainya perang di tanah air mereka, German membangun kembali kehidupan mereka di sebuah rumah baru yang dihiasi dengan bendera Israel di Maale Adumim, pemukiman lebih dari 42.000 antara Yerusalem dan Laut Mati, yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.
Invasi Rusia 24 Februari memicu krisis pengungsi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II, meninggalkan lebih dari 6,8 juta orang Ukraina terdaftar sebagai pengungsi di seluruh benua. Itu menurut angka terbaru PBB.
Israel diketahui telah menyambut lebih dari 30.000 orang Ukraina, termasuk 12.000 orang Yahudi yang membuat "Aliyah" atau berimigrasi di bawah Hukum Pengembalian yang menawarkan kewarganegaraan otomatis kepada orang-orang dengan akar Yahudi.
Pasangan itu, yang adalah dosen universitas, mengenang eksodus mengerikan mereka dari Kharkiv, sebuah kota dekat perbatasan Rusia di timur laut Ukraina, dalam perjalanan dua hari yang melelahkan untuk keamanan relatif Lviv di barat Ukraina.
"Tolong jangan melihat ke luar jendela, Anda harus memiliki kenangan indah tentang Kharkiv," ujar Olena memberi tahu ketiga anaknya yang masih kecil—saat konvoi mereka yang diselenggarakan oleh organisasi Yahudi setempat—berangkat.
Dari Lviv, badan amal lokal membantu mereka mencapai Budapest, di mana mereka bertemu dengan pejabat dari organisasi Israel yang membantu mengatur Aliyah mereka.
Awalnya diberikan akomodasi di Nof Hagalil, sebuah kota di utara Israel, keluarga tersebut bertekad untuk menetap di Yudea dan Samaria, istilah Yahudi Alkitabiah untuk Tepi Barat, dan mulai mencari tempat tinggal di pemukiman.
Enam bulan sejak dimulainya perang di tanah air mereka, German membangun kembali kehidupan mereka di sebuah rumah baru yang dihiasi dengan bendera Israel di Maale Adumim, pemukiman lebih dari 42.000 antara Yerusalem dan Laut Mati, yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.
Invasi Rusia 24 Februari memicu krisis pengungsi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II, meninggalkan lebih dari 6,8 juta orang Ukraina terdaftar sebagai pengungsi di seluruh benua. Itu menurut angka terbaru PBB.
Baca Juga
Israel diketahui telah menyambut lebih dari 30.000 orang Ukraina, termasuk 12.000 orang Yahudi yang membuat "Aliyah" atau berimigrasi di bawah Hukum Pengembalian yang menawarkan kewarganegaraan otomatis kepada orang-orang dengan akar Yahudi.
Pasangan itu, yang adalah dosen universitas, mengenang eksodus mengerikan mereka dari Kharkiv, sebuah kota dekat perbatasan Rusia di timur laut Ukraina, dalam perjalanan dua hari yang melelahkan untuk keamanan relatif Lviv di barat Ukraina.
"Tolong jangan melihat ke luar jendela, Anda harus memiliki kenangan indah tentang Kharkiv," ujar Olena memberi tahu ketiga anaknya yang masih kecil—saat konvoi mereka yang diselenggarakan oleh organisasi Yahudi setempat—berangkat.
Dari Lviv, badan amal lokal membantu mereka mencapai Budapest, di mana mereka bertemu dengan pejabat dari organisasi Israel yang membantu mengatur Aliyah mereka.
Awalnya diberikan akomodasi di Nof Hagalil, sebuah kota di utara Israel, keluarga tersebut bertekad untuk menetap di Yudea dan Samaria, istilah Yahudi Alkitabiah untuk Tepi Barat, dan mulai mencari tempat tinggal di pemukiman.
tulis komentar anda