Inilah 5 Kerugian Militer Terbesar Putin di Ukraina, Lebih dari Rp14,8 Triliun
Kamis, 25 Agustus 2022 - 14:35 WIB
5. Pesawat Su-34 senilai USD40 juta (lebih dari Rp592 miliar)
Forbes menghitung bahwa antara dimulainya perang pada 24 Februari hingga titik enam bulan pada 24 Agustus, Rusia kehilangan 12.142 peralatan senilai USD16,56 miliar. Jumlah itu tidak termasuk rudal Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia belum berkomentar tentang laporan kerugian militer terbesar tersebut.
Hari Rabu (24/8/2022) menandai enam bulan perang Rusia di Ukraina, yang bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Ukraina.
Rusia awalnya diprediksi banyak pihak akan menang cepat dalam perangnya karena keunggulan militer yang dimilikinya.
Namun, Ukraina telah memanfaatkan senjata-senjata canggih yang dipasok Barat, termasuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) Amerika Serikat (AS), dalam beberapa pekan terakhir untuk melakukan serangan yang berhasil terhadap target Rusia.
Sementara Ukraina mencatat kemenangan-kemenangan ini, Moskow dilaporkan melakukan wajib militer untuk mengisi peran kosong di jajaran tentaranya sambil juga menawarkan insentif uang tunai kepada pasukan saat ini untuk memotivasi mereka yang berperang.
Pensiunan Jenderal Amerika Serikat Barry McCaffrey men-tweet pada Senin bahwa Putin "kehabisan ide" dan akan melihat keadaan menjadi lebih buruk untuk dirinya sendiri dengan cepat dalam perang.
Dia juga mengatakan bahwa militer Putin "secara operasional dalam kotak," sementara Rusia secara keseluruhan menunjukkan tanda-tanda ketegangan parah dari meningkatnya kerugian militer dan isolasi ekonomi.
Berbeda dengan penilaian McCaffrey, Rusia terus mengungkapkan keyakinannya pada kemampuannya untuk berhasil dalam "operasi militer khusus"-nya.
Forbes menghitung bahwa antara dimulainya perang pada 24 Februari hingga titik enam bulan pada 24 Agustus, Rusia kehilangan 12.142 peralatan senilai USD16,56 miliar. Jumlah itu tidak termasuk rudal Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia belum berkomentar tentang laporan kerugian militer terbesar tersebut.
Hari Rabu (24/8/2022) menandai enam bulan perang Rusia di Ukraina, yang bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Ukraina.
Rusia awalnya diprediksi banyak pihak akan menang cepat dalam perangnya karena keunggulan militer yang dimilikinya.
Namun, Ukraina telah memanfaatkan senjata-senjata canggih yang dipasok Barat, termasuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) Amerika Serikat (AS), dalam beberapa pekan terakhir untuk melakukan serangan yang berhasil terhadap target Rusia.
Sementara Ukraina mencatat kemenangan-kemenangan ini, Moskow dilaporkan melakukan wajib militer untuk mengisi peran kosong di jajaran tentaranya sambil juga menawarkan insentif uang tunai kepada pasukan saat ini untuk memotivasi mereka yang berperang.
Pensiunan Jenderal Amerika Serikat Barry McCaffrey men-tweet pada Senin bahwa Putin "kehabisan ide" dan akan melihat keadaan menjadi lebih buruk untuk dirinya sendiri dengan cepat dalam perang.
Dia juga mengatakan bahwa militer Putin "secara operasional dalam kotak," sementara Rusia secara keseluruhan menunjukkan tanda-tanda ketegangan parah dari meningkatnya kerugian militer dan isolasi ekonomi.
Berbeda dengan penilaian McCaffrey, Rusia terus mengungkapkan keyakinannya pada kemampuannya untuk berhasil dalam "operasi militer khusus"-nya.
tulis komentar anda