182 Hari Dijajah Rusia, Ukraina Optimistis Raih Kemenangan

Rabu, 24 Agustus 2022 - 16:30 WIB
Tentara Ukraina berada di garis depan Donbas, 21 April 2022. Foto/LAURENCE GEAI/MYOP FOR LE MONDE
JAKARTA - Bangsa Ukraina dalam peringatan Hari Kemerdekaan Ukraina ke-31 pada 24 Agustus tahun ini optimistis mampu meraih kemenangan sepenuhnya atas penjajahan Rusia yang telah berlangsung 182 hari.

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menuturkan hal tersebut di tengah hasil positif yang diraih dalam upaya mendesak mundur kekuatan militer Rusia.

Hal ini membuat peringatan Hari Kemerdekaan Ukraina tahun ini menjadi begitu berarti.



“Tekanan hebat yang dilakukan penjajah Rusia tidak membuat Bangsa Ukraina terpecah belah dan menyerah. Tindakan penjajahan tersebut terbukti justru membuat Bangsa Ukraina semakin bersatu-padu. Peringatan Hari Kemerdekaan Ukraina tahun ini menjadi sangat berarti,” tutur dia.



Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Ukraina, sejumlah hal positif telah diraih. Dari medan tempur, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina sejak 24 Februari hingga 22 Agustus berhasil membuat Rusia mengalami kerugian besar.

Sebanyak 45.400 tentara berhasil dieliminasi berikut 1.919 tank, 4.230 kendaraan lapis baja, 1.032 sistem artileri, 266 kendaraan peluncur roket, 145 sistem perang antipesawat, 234 pesawat, 198 helikopter, 3.149 kendaraan mobil militer dan tangki bahan bakar, 15 kapal militer, 815 UAV taktis, 99 peralatan militer khusus dan 194 rudal jelajah.

Perjuangan bangsa Ukraina berhasil memaksakan Rusia menderita kerugian terbesar di wilayah Donetsk, yang sejak tahun 2014 melalui dukungan Vladimir Putin menjadi wilayah separatis.

Keberhasilan kekuatan bersenjata Ukraina memungkinkan dibukanya perdagangan. Salah satunya pada 22 Agustus, sedikitnya dua kapal dengan produk pertanian Ukraina meninggalkan pelabuhan Odesa melalui "koridor gandum".

Keberhasilan Ukraina mengirimkan produk pertanian adalah sumbangsih nyata Ukraina mengatasi ancaman bencana kelaparan yang menghantui negara-negara yang mengandalkan produk pertanian Ukraina sebagai bahan pokok pangan.

“Tentu saja, keberhasilan yang diraih bangsa Ukraina menjelang peringatan hari kemerdekaan tidak bisa menghapus kesedihan akibat kehilangan nyawa yang ditanggung rakyat Ukraina akibat tindakan keji Rusia,” tegas dia.

Kejaksaan Agung Ukraina mencatat sejak awal perang skala penuh Rusia melawan Ukraina, 373 anak-anak Ukraina tewas, 723 anak-anak terluka. Sebagian besar korban di antara anak-anak berasal dari wilayah Donetsk.

Jumlah korban jiwa ini terus bertambah akibat serangan Rusia yang makin membabi buta. Pada 17 Agustus serangan roket Rusia di distrik Saltivskyi di Kharkiv menyebabkan 19 masyarakat sipil tewas dan sebuah bangunan tinggi lokal rusak.

Bahkan pada 22 Agustus, pasukan Rusia tanpa alasan yang jelas menembaki wilayah Sumy, Mykolaiv, Kharkiv, Dnipropetrovsk, Donetsk, Zaporizhzhia, dan Luhansk yang mengakibatkan tiga orang sipil tewas dan delapan warga terluka.

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menegaskan tindakan keji Rusia membuat bangsa Ukraina menyerah, justru sebaliknya hal ini memperkuat tekad untuk segera membebaskan setiap jengkal wilayah mereka dari penjajahan.

Dalam kesempatan terpisah, Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal menyatakan Indonesia sebagai bangsa yang melahirkan semboyan "merdeka atau mati" dan anti kolonialisasi salut melihat perjuangan bangsa Ukraina untuk mempertahankan kemerdekaan dan membela kedaulatannya.

“Bagaimana pun perdebatan strategisnya, dalam invasi ini jelas sekali bahwa Rusia di pihak yang salah dan Ukraina di pihak yang benar. Mencap orang yang membela Ukraina seakan-akan pro-Barat adalah persepsi yang salah,” tegas dia.

Membela Ukraina, lanjutnya, berarti membela keadilan dan kebenaran, membela bangsa yang sedang ditindas dan diintervensi oleh bangsa asing, terlepas mereka didukung atau tidak oleh Barat, Timur, Utara dan Selatan.

Chairman of Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) mengingatkan bulan Agustus yang bermakna khusus bagi Indonesia, jangan pernah melupakan jati diri Indonesia sebagai bangsa untuk konsisten membela kemerdekaan, kedaulatan dan kebenaran, apapun risikonya.

“Doa kita untuk bangsa Ukraina, yang sekarang mengalami apa yang dulu kita alami: Perang sabil untuk membela diri dan harga diri bangsa dari penjajahan,” ujar dia.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More