Rusia Ancam Tutup Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Jika Serangan Berlanjut

Kamis, 18 Agustus 2022 - 20:51 WIB
Rusia ancam tutup pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia jika serangan terus berlanjut. Foto/Japan Times
MOSKOW - Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina selatan dapat ditutup jika pasukanKiev terus menembaki fasilitas itu. Tuduhanyang dibantah oleh Ukraina.

Dalam sebuah pengarahan, kepala pasukan pertahanan radioaktif kimia dan biologi Rusia, Igor Kirillov, mengatakan bahwa sistem pendukung cadangan pabrik telah rusak akibat penembakan.

Kirillov mengatakan bahwa jika terjadi kecelakaan di pabrik, bahan radioaktif akan mencakup Jerman, Polandia, dan Slovakia seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (18/8/2022).



Sementara itu, Kiev membantah telah menyerang pembangkit listrik nuklir yang merupakan terbesar di Eropa dan telah diduduki oleh pasukan Rusia sejak Maret lalu.

"Saya belum melihat bukti apapun yang dikonfirmasi dari setiap penembakan oleh militer Ukraina di pabrik itu sendiri," kata Shaun Burnie, spesialis nuklir di Greenpeace Asia Timur yang berada di Ukraina bulan lalu untuk memantau situs nuklir Chernobyl seperti dikutip dari DW.

Terkait pernyataan Kirillov bahwa sistem pendukung cadangan pabrik rusak akibat penembakan, Burnie pun memberikan tanggapan.



"Tiga dari empat jalur transmisi pabrik dilaporkan 'mati' pada akhir pekan lalu, kemungkinan besar karena serangan," ujarnya.

Dikatakan oleh Burnie generator diesel dan baterai cadangan pembangkit tetap tidak cukup untuk mendinginkan, tidak hanya enam reaktor, tetapi kumpulan besar bahan bakar bekas radioaktif.

"Ini situasi yang sangat serius," ia menekankan.

Menurut Burnie, ancaman hari ini untuk menutup pabrik sejalan dengan pandangan bahwa Rusia mungkin mencoba untuk menghubungkan pabrik ke jaringan di Crimea, yang diduduki pada tahun 2014, dan berpotensi ke Rusia.

Pada puncaknya, pabrik Zaporizhzhia saja memasok 10% energi ke Ukraina.

“Ini adalah aset strategis bagi militer Rusia,” ujar Burnie.



Burnie juga mengatakan sangat penting bahwa staf lokal yang terlatih mempertahankan posisi mereka dan dapat bekerja dengan aman di lokasi nuklir. Sementara Rusia memiliki lebih dari dua kali lebih banyak reaktor dari Ukraina, kebanyakan adalah model yang lebih tua, yang berarti bahwa insinyur mereka tidak memiliki keahlian untuk menjalankan teknologi yang lebih baru di Zaporizhzhia, katanya.

Staf lokal juga akan dibutuhkan jika terjadi banjir rutin dari Sungai Dnieper, yang mengalir melalui sekitar pabrik Zaporizhzhia dan dapat merusak bendungan dan waduk yang menyediakan air pendingin untuk reaktor.

Burnie sangat khawatir setelah kunjungan baru-baru ini untuk mensurvei pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl yang sebelumnya diduduki tentara Rusia, lokasi bencana nuklir terburuk di dunia pada tahun 1986.

Timnya menemukan zona eksklusi terkontaminasi yang penuh dengan ranjau darat yang menghentikan pemantauan efektif daerah tersebut. Selain itu, peralatan pemantauan vital di pabrik Chernobyl telah dihancurkan, dirusak, atau dicuri selama pendudukan militer Rusia.

Sebelumnya Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres mendesak agar semua kegiatan militer di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia Ukraina segera dihentikan. Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas aksi penembakan di fasilitas nuklir terbesar di Eropa itu.

Guterres menyatakan keprihatinan yang mendalam tentang situasi yang sedang berlangsung di dalam dan di sekitar pembangkit nuklir di Ukraina selatan itu. Ia pun memohon semua pasukan dan peralatan militer yang ditempatkan di sana untuk ditarik mundur.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More