Agresi Militer Israel ke Jalur Gaza Tewaskan 24 Warga Sipil

Minggu, 07 Agustus 2022 - 06:56 WIB
Sebanyak 24 orang warga sipil Palestina tewas akbibat agresi militer Israe ke Jalur Gaza. Foto/Anadolu
GAZA - Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan 24 warga sipil telah tewas di Jalur Gaza di mana militer Israel menargetkan anggota kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ). Enam anak dan beberapa pejuang Jihad Islam - termasuk pemimpin Tayseer Jabari - termasuk di antara yang tewas.

Kementerian kesehatan Gaza menyalahkan "agresi Israel" atas kematian warga Palestina, dan atas 203 orang yang terluka seperti dikutip dari BBC, Minggu (7/8/2022).

Namun sejauh ini Hamas, kelompok militan terbesar di wilayah itu - yang memiliki ideologi serupa dengan Jihad Islam dan sering mengoordinasikan tindakannya - tampaknya tidak menembakkan senjata roketnya yang besar.



Akibatnya, tidak ada laporan serangan udara Israel yang menargetkan Hamas, yang akan menandai eskalasi kekerasan.

Hamas mengeluarkan pernyataan keras pada Jumat malam yang mengatakan bahwa "kelompok perlawanan" bersatu. Tetapi karena mengatur Gaza, Hamas memiliki pertimbangan praktisnya sendiri yang dapat menghentikannya untuk lebih terlibat.

Perhitungan Hamas bisa berubah, jika misalnya korban tewas warga sipil di Gaza meningkat pesat.

Jika Hamas memutuskan untuk bergabung dalam pertempuran maka itu akan menjadi jauh lebih intens dengan cepat.

Kehidupan di wilayah Palestina telah menjadi jauh lebih sulit dalam seminggu terakhir, setelah Israel menutup penyeberangannya dengan Gaza di tengah kekhawatiran bahwa Jihad Islam akan membalas penangkapan salah satu pemimpinnya di Tepi Barat utara.

Pada hari Sabtu, satu-satunya pembangkit listrik Gaza ditutup karena tidak menerima pengiriman bahan bakar, kata seorang juru bicara perusahaan listrik.



Dari hampir 300 roket dan mortir yang dilaporkan ditembakkan dari Gaza ke Israel semalam, seorang pejabat Israel mengatakan sekitar 70 tidak mencapai wilayah Israel dan mendarat di Jalur Gaza.

Sebagian besar dari mereka yang mencapai ruang udara Israel dicegat oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome, tanpa korban jatuh di pihak Israel, kata para pejabat.

"Sekitar 30 target Jihad Islam telah diserang, di antaranya dua fasilitas penyimpanan senjata dan enam lokasi pembuatan roket," kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Serangan itu telah melukai lebih dari 120 orang, kata pejabat kesehatan Palestina.

Mengacu pada serangan awal pada hari Jumat, Perdana Menteri Israel Yair Lapid mengatakan Israel melakukan "operasi kontra-teror yang tepat terhadap ancaman langsung".

IDF mengatakan serangannya menargetkan situs-situs yang terkait dengan Jihad Islam, termasuk Menara Palestina yang menjulang tinggi di Kota Gaza yang dilanda ledakan keras pada hari Jumat yang menyebabkan asap mengepul dari gedung.

Dalam sambutan yang disampaikan saat dalam perjalanan ke ibukota Iran, Teheran, sekretaris jenderal Jihad Islam Ziyad al-Nakhala mengatakan: "Kami akan menanggapi dengan paksa agresi ini, dan akan ada pertarungan di mana rakyat kami akan menang."

"Tidak ada garis merah untuk pertempuran ini ... dan Tel Aviv akan berada di bawah roket perlawanan," ujarnya.



Konflik terbaru ini menyusul penangkapan Israel atas Bassem Saadi, yang dilaporkan sebagai kepala Jihad Islam di Tepi Barat, pada Senin malam.

Dia ditahan di daerah Jenin sebagai bagian dari serangkaian operasi penangkapan yang sedang berlangsung setelah gelombang serangan oleh orang-orang Arab dan Palestina Israel yang menewaskan 17 orang Israel dan dua orang Ukraina. Dua penyerang berasal dari distrik Jenin.

IDF menemukan senjata ilegal dan sejumlah besar uang di rumahnya.

"Kami tahu dari intelijen bahwa kami tidak dapat membagikan detail, kami tahu bahwa mereka memiliki operasi Jihad Islam di Gaza dekat perbatasan yang mencoba menyerang warga sipil Israel," kata IDF.

Jihad Islam, yang merupakan salah satu kelompok militan terkuat yang beroperasi di Gaza, didukung oleh Iran dan bermarkas di ibukota Suriah, Damaskus.

Kelompok ini dituding bertanggung jawab atas banyak serangan, termasuk tembakan roket dan penembakan terhadap Israel.

Pada November 2019, Israel dan Jihad Islam terlibat dalam konflik lima hari setelah pembunuhan oleh Israel terhadap seorang komandan kelompok itu yang menurut Israel telah merencanakan serangan yang akan segera terjadi. Kekerasan tersebut menyebabkan 34 warga Palestina tewas dan 111 terluka, sementara 63 warga Israel membutuhkan perawatan medis.

Israel mengatakan 25 orang Palestina yang tewas adalah gerilyawan, termasuk mereka yang terkena serangan yang bersiap meluncurkan roket.



(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More