8 Model Diperkosa Beramai-ramai, Jumlah Tersangka Menjadi 84 Orang

Selasa, 02 Agustus 2022 - 16:34 WIB
Delapan model wanita diperkosa sekelompok pria bersenjata saat sedang syuting video musik di Afrika Selatan. Sebanyak 84 tersangka ditangkap. Foto/SINDOnews/Ilustrasi
WEST VILLAGE - Sebanyak 84 orang telah ditangkap polisi menyusul pemerkosaan beramai-ramai terhadap delapan model wanita saat syuting video musik di Afrika Selatan. Sebelumnya, polisi mengumumkan jumlah tersangka yang ditangkap mencapai 67 orang.

Mereka yang ditangkap telah muncul di pengadilan pada Senin ketika menteri kepolisian menyebut serangan ini "memalukan bangsa".

Sekelompok pria bersenjata memaksa masuk ke dalam lokasi syuting video musik di dekat tempat pembuangan limbah tambang di West Village, Krugersdorp, sebuah kota kecil di barat Johannesburg, pada hari Kamis lalu.



Para pria bersenjata, yang disebut sebagai warga asing, memerkosa delapan model secara beramai-ramai. Salah satunya ada yang mengalami pendarahan hebat.

"Apa yang terjadi di Krugersdorp hanya mempermalukan bangsa," kata Menteri Kepolisian Bheki Cele pada konferensi pers hari Senin, menambahkan beberapa korban menderita konsekuensi jangka panjang.

“Beberapa dari kehancuran itu permanen dengan anak-anak itu.”

Menurut polisi, geng bersenjata menyerang kru dan model saat mereka menurunkan peralatan dan mempersiapkan set.

Polisi menyalahkan imigran ilegal yang bekerja di tambang—yang dikenal secara lokal sebagai Zama Zama—dan menangkap 84 orang selama penggerebekan di daerah tersebut.



Dua tersangka lagi tewas dalam baku tembak dengan polisi dan yang ketiga terluka dan dibawa ke rumah sakit setempat.

Pada hari Senin, mereka yang ditahan mulai muncul di pengadilan dengan tuduhan memasuki negara itu secara ilegal dan memiliki barang curian.

Kepala Polisi Nasional Fannie Masemola mengatakan penyelidikan akan dilakukan jika para tersangka terkait dengan pemerkosaan. Belum ada seorang pun yang didakwa atas serangan seksual tersebut.

Sementara itu, sekelompok kecil demonstran berkumpul di luar pengadilan menuntut penegakan keadilan yang cepat. Beberapa memegang papan bertuliskan “Tidak ada jaminan bagi pemerkosa”, “Apakah saya selanjutnya?” dan “Tubuh saya bukan tempat kejahatan".

Insiden tersebut telah memicu perdebatan yang sedang berlangsung tentang apakah akan memperkenalkan hukuman kebiri kimia untuk pemerkosa.

Ini juga telah menambah tekanan pada Cele, di mana para kritikus berpendapat bahwa lembaga penegak hukum tidak siap untuk mengatasi kejahatan di negara itu, yang memiliki beberapa tingkat pembunuhan tertinggi di dunia dan baru-baru ini dilanda serentetan penembakan mematikan.

Dalam buletin mingguan Senin-nya, Presiden Cyril Ramaphosa mengatakan; "Tindakan kebrutalan yang mengerikan adalah penghinaan terhadap hak perempuan dan anak perempuan untuk hidup dan bekerja dalam kebebasan dan keamanan."

"Pemerkosa tidak memiliki tempat di masyarakat kita," katanya, seperti dikutip AFP, Selasa (2/8/2022).
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Terpopuler
Berita Terkini More