Iran Segera Bangun Reaktor Nuklir Baru di Isfahan, Ini Tujuannya
Selasa, 02 Agustus 2022 - 07:10 WIB
Teknisi bekerja di ruang kontrol fasilitas konversi uranium di Isfahan, Iran, 3 Februari 2007. Foto/REUTERS/Caren Firouz
TEHERAN - Iran akan, dalam beberapa pekan ke depan, mulai membangun reaktor nuklir riset di fasilitas nuklir Isfahan.
Pernyataan itu diungkapkan Kepala Organisasi Energi Atom (IAEO) Iran Mohammad Eslami pada 28 Juli 2022.
Berbicara selama kunjungan ke situs tersebut, Mohammad Eslami mengatakan, "Iran berencana membangun reaktor nuklir penelitian untuk menguji bahan bakar untuk sisa reaktor nuklir yang akan menyelesaikan siklus penelitian, evaluasi, pengujian dan verifikasi produksi listrik nuklir di negara itu."
"Iran memiliki rencana baru untuk menghasilkan 10.000 megawatt listrik dari nuklir dan pekerjaan sedang dilakukan untuk memilih tempat yang cocok untuk membangun fasilitas nuklir di Iran, terutama di selatan," papar Eslami pada kantor berita Fars.
Pengumuman Iran datang pada saat pembicaraan yang dimulai pada April 2021 antara Iran dan kekuatan dunia untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015 yang terhenti.
Meski demikian, prospek menghidupkan perjanjian nuklir itu tak kunjung menemukan titik terang.
Pernyataan itu diungkapkan Kepala Organisasi Energi Atom (IAEO) Iran Mohammad Eslami pada 28 Juli 2022.
Berbicara selama kunjungan ke situs tersebut, Mohammad Eslami mengatakan, "Iran berencana membangun reaktor nuklir penelitian untuk menguji bahan bakar untuk sisa reaktor nuklir yang akan menyelesaikan siklus penelitian, evaluasi, pengujian dan verifikasi produksi listrik nuklir di negara itu."
"Iran memiliki rencana baru untuk menghasilkan 10.000 megawatt listrik dari nuklir dan pekerjaan sedang dilakukan untuk memilih tempat yang cocok untuk membangun fasilitas nuklir di Iran, terutama di selatan," papar Eslami pada kantor berita Fars.
Pengumuman Iran datang pada saat pembicaraan yang dimulai pada April 2021 antara Iran dan kekuatan dunia untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015 yang terhenti.
Meski demikian, prospek menghidupkan perjanjian nuklir itu tak kunjung menemukan titik terang.
(sya)
tulis komentar anda