Paus Fransiskus Sebut Pembunuhan Massal Anak-anak Sekolah Pribumi Kanada Genosida
Minggu, 31 Juli 2022 - 08:04 WIB
OTTAWA - Paus Fransiskus menyebut pembantaian anak-anak sekolah pribumi sebagai " genosida " selama konferensi pers. Ini pertama kali dia menggunakan kata itu untuk menggambarkan pembunuhan mengerikan dalam perjalanannya ke Kanada .
Pernyataan itu muncul paada Jumat malam selama konferensi pers di bandara Kanada, ketika ia ditanya apakah dia merasa pembunuhan massal di sekolah-sekolah yang berlangsung selama beberapa dekade merupakan genosida, setelah dia secara nyata tidak menggunakan istilah itu selama kunjungannya.
"Memang benar saya tidak menggunakan kata itu karena saya tidak memikirkannya," kata Paus sebagai tanggapan, menurut Globe and Mail yang dinukil Washington Examiner, Minggu (31/7/2022).
“Ya, genosida adalah kata teknis, tetapi saya tidak menggunakannya karena saya tidak memikirkannya. Tapi… ya, itu adalah genosida, ya, ya, jelas. Anda dapat mengatakan bahwa saya mengatakan itu adalah genosida,” imbuhnya .
Paus menyebut genosida sebagai "penghancuran budaya" sebagai gantinya dalam permintaan maaf kepada penduduk asli atas nama gereja pada hari Senin lalu. Permintaan maaf itu diterima oleh beberapa anggota penduduk asli, tetapi bagi yang lain permintaan maaf itu tidak cukup.
"Dengan kunjungan ini, Anda memberi isyarat kepada dunia bahwa Anda dan Gereja Katolik Roma bergabung dengan kami di jalan rekonsiliasi, penyembuhan, harapan, dan pembaruan kami," kata perwakilan Ratu Elizabeth II, Gubernur Jenderal Kanada Mary Simon.
"Tetapi orang-orang ini, para penyintas ini, mereka menentang definisi. Mereka adalah orang tua yang membela anak-anak mereka ketika tidak ada orang lain yang mau," ia menambahkan.
Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi pertama kali menggunakan istilah "genosida budaya" dalam menggambarkan peristiwa tersebut setelah mewawancarai lebih dari 7.000 orang yang selamat dan saksi dari pelanggaran yang merajalela di sekolah-sekolah. Gereja Katolik mengoperasikan 60% sekolah yang terkena dampak genosida, menurut outlet tersebut.
Masalah ini menjadi perhatian internasional setelah kemungkinan 200 kuburan tak bertanda ditemukan oleh Tk'emlups te Secwepemc First Nation tahun lalu. Kuburan lain telah ditemukan sejak itu.
Paus, yang menggunakan kursi roda saat tampil disejumlah acara di negara itu, juga ditanya kapan Vatikan akan membatalkan Doktrin Penemuan, yang memungkinkan orang Eropa untuk merebut wilayah lain dengan dukungan gereja sehingga mereka dapat mengubah tanah itu menjadi tanah Kristen. Paus tidak menanggapi pertanyaan itu secara langsung, namun, pejabat Vatikan mengatakan gereja masih mengerjakan pernyataan yang akan meninggalkan kebijakan dalam doktrin.
Pernyataan itu muncul paada Jumat malam selama konferensi pers di bandara Kanada, ketika ia ditanya apakah dia merasa pembunuhan massal di sekolah-sekolah yang berlangsung selama beberapa dekade merupakan genosida, setelah dia secara nyata tidak menggunakan istilah itu selama kunjungannya.
"Memang benar saya tidak menggunakan kata itu karena saya tidak memikirkannya," kata Paus sebagai tanggapan, menurut Globe and Mail yang dinukil Washington Examiner, Minggu (31/7/2022).
“Ya, genosida adalah kata teknis, tetapi saya tidak menggunakannya karena saya tidak memikirkannya. Tapi… ya, itu adalah genosida, ya, ya, jelas. Anda dapat mengatakan bahwa saya mengatakan itu adalah genosida,” imbuhnya .
Paus menyebut genosida sebagai "penghancuran budaya" sebagai gantinya dalam permintaan maaf kepada penduduk asli atas nama gereja pada hari Senin lalu. Permintaan maaf itu diterima oleh beberapa anggota penduduk asli, tetapi bagi yang lain permintaan maaf itu tidak cukup.
"Dengan kunjungan ini, Anda memberi isyarat kepada dunia bahwa Anda dan Gereja Katolik Roma bergabung dengan kami di jalan rekonsiliasi, penyembuhan, harapan, dan pembaruan kami," kata perwakilan Ratu Elizabeth II, Gubernur Jenderal Kanada Mary Simon.
"Tetapi orang-orang ini, para penyintas ini, mereka menentang definisi. Mereka adalah orang tua yang membela anak-anak mereka ketika tidak ada orang lain yang mau," ia menambahkan.
Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi pertama kali menggunakan istilah "genosida budaya" dalam menggambarkan peristiwa tersebut setelah mewawancarai lebih dari 7.000 orang yang selamat dan saksi dari pelanggaran yang merajalela di sekolah-sekolah. Gereja Katolik mengoperasikan 60% sekolah yang terkena dampak genosida, menurut outlet tersebut.
Masalah ini menjadi perhatian internasional setelah kemungkinan 200 kuburan tak bertanda ditemukan oleh Tk'emlups te Secwepemc First Nation tahun lalu. Kuburan lain telah ditemukan sejak itu.
Paus, yang menggunakan kursi roda saat tampil disejumlah acara di negara itu, juga ditanya kapan Vatikan akan membatalkan Doktrin Penemuan, yang memungkinkan orang Eropa untuk merebut wilayah lain dengan dukungan gereja sehingga mereka dapat mengubah tanah itu menjadi tanah Kristen. Paus tidak menanggapi pertanyaan itu secara langsung, namun, pejabat Vatikan mengatakan gereja masih mengerjakan pernyataan yang akan meninggalkan kebijakan dalam doktrin.
Baca Juga
(ian)
tulis komentar anda