Dubes AS untuk PBB: Rusia Ingin Hapus Ukraina dari Peta Dunia
Sabtu, 30 Juli 2022 - 14:03 WIB
NEW YORK - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB mengatakan tidak diragukan lagi Rusia ingin mempreteli Ukraina dan sepenuhnya menghapus dari peta dunia.
Kepada Dewan Keamanan PBB, Linda Thomas-Greenfield mengatakan AS melihat tanda-tanda yang berkembang bahwa Rusia sedang meletakkan dasar untuk mencoba mencaplok semua wilayah Ukraina timur Donetsk dan Luhansk serta wilayah Kherson dan Zaporizhzhia selatan. Itu termasuk dengan memasang pejabat proksi di wilayah yang dikuasai Rusia, dengan tujuan mengadakan referendum palsu atau dekrit untuk bergabung dengan Rusia.
"Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov bahkan telah menyatakan bahwa ini adalah tujuan perang Rusia,” katanya seperti dikutip dari AP, Sabtu (30/7/2022).
Thomas-Greenfield merujuk pada pernyataan Lavrov saat pertemuan puncak Arab di Kairo pada hari Minggu bahwa tujuan menyeluruh Moskow di Ukraina adalah untuk membebaskan rakyatnya dari "rezim yang tidak dapat diterima."
Thomas-Greenfield lantas menyindir negara-negara yang mengatakan keamanan satu negara tidak boleh mengorbankan negara lain, menanyakan apa yang mereka sebut invasi Rusia ke Ukraina. Dia tidak menyebutkan nama negara mana pun, tetapi ini adalah pandangan yang sering diulangi China, termasuk pada hari Jumat oleh Wakil Duta Besar China untuk PBB Geng Shuang.
Ia juga menyentil negara-negara yang menyerukan semua negara untuk merangkul diplomasi tanpa menyebut Rusia.
“Mari kita perjelas: tindakan berkelanjutan Rusia adalah hambatan bagi resolusi krisis ini,” tegasnya.
Sekali lagi dia tidak menyebutkan negara tetapi sejumlah besar negara di Afrika, Asia dan Timur Tengah mengambil pendekatan ini.
Kepada Dewan Keamanan PBB, Linda Thomas-Greenfield mengatakan AS melihat tanda-tanda yang berkembang bahwa Rusia sedang meletakkan dasar untuk mencoba mencaplok semua wilayah Ukraina timur Donetsk dan Luhansk serta wilayah Kherson dan Zaporizhzhia selatan. Itu termasuk dengan memasang pejabat proksi di wilayah yang dikuasai Rusia, dengan tujuan mengadakan referendum palsu atau dekrit untuk bergabung dengan Rusia.
"Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov bahkan telah menyatakan bahwa ini adalah tujuan perang Rusia,” katanya seperti dikutip dari AP, Sabtu (30/7/2022).
Thomas-Greenfield merujuk pada pernyataan Lavrov saat pertemuan puncak Arab di Kairo pada hari Minggu bahwa tujuan menyeluruh Moskow di Ukraina adalah untuk membebaskan rakyatnya dari "rezim yang tidak dapat diterima."
Thomas-Greenfield lantas menyindir negara-negara yang mengatakan keamanan satu negara tidak boleh mengorbankan negara lain, menanyakan apa yang mereka sebut invasi Rusia ke Ukraina. Dia tidak menyebutkan nama negara mana pun, tetapi ini adalah pandangan yang sering diulangi China, termasuk pada hari Jumat oleh Wakil Duta Besar China untuk PBB Geng Shuang.
Ia juga menyentil negara-negara yang menyerukan semua negara untuk merangkul diplomasi tanpa menyebut Rusia.
“Mari kita perjelas: tindakan berkelanjutan Rusia adalah hambatan bagi resolusi krisis ini,” tegasnya.
Sekali lagi dia tidak menyebutkan negara tetapi sejumlah besar negara di Afrika, Asia dan Timur Tengah mengambil pendekatan ini.
tulis komentar anda