Menlu Rusia: Presiden Prancis Emmanuel Macron Menghina Negara-negara Afrika
Sabtu, 30 Juli 2022 - 02:08 WIB
TASHKENT - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov mengatakan klaim Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa Moskow mendukung rezim tidak sah di Afrika berarti menghina negara-negara di benua itu.
“Jika saya ingat dengan benar, dia mengatakan bahwa dia prihatin dengan aktivitas militer dan diplomatik Rusia di Afrika dan dengan apa yang dia katakan bukan kerja sama, tetapi dukungan untuk rezim dan junta yang benar-benar gagal dan tidak sah,” kata Lavrov kepada wartawan selama perjalanannya ke Uzbekistan, pada Jumat.
“Jika kita melihat daftar negara yang kami kunjungi di Afrika, dan jika itu yang dia katakan, itu agak menghina negara-negara Afrika, yang, terlepas dari segalanya, terus secara konsisten mengembangkan hubungan dengan Federasi Rusia," paparnya, yang dilansir Russia Today, Sabtu (30/7/2022).
Lavrov mengunjungi Mesir, Republik Demokratik Kongo, Uganda dan Ethiopia selama perjalanan empat hari ke benua itu sebelum tiba di Uzbekistan pada Kamis.
Macron berada di Afrika pada waktu yang hampir bersamaan, mengunjungi Kamerun, Benin dan Guinea-Bissau.
Berbicara di Kamerun—bekas jajahan Prancis—pada hari Selasa, Macron menyebut Rusia salah satu kekuatan kolonial kekaisaran terakhir.
Dia menuduh Moskow mendukung kekuatan politik yang melemah dan junta militer yang tidak memiliki legitimasi di Afrika.
Macron juga menyuarakan keprihatinan atas pekerjaan perusahaan militer swasta Wagner Group yang terkait dengan Rusia di Mali dan Republik Afrika Tengah.
Kremlin membantah Wagner Group mewakili pemerintah Rusia.
Lavrov mengatakan pada tahun lalu bahwa kontraktor militer swasta telah diundang oleh otoritas Mali untuk memerangi teroris karena pasukan Prancis yang ditempatkan di negara itu sedang dalam proses penarikan.
“Jika saya ingat dengan benar, dia mengatakan bahwa dia prihatin dengan aktivitas militer dan diplomatik Rusia di Afrika dan dengan apa yang dia katakan bukan kerja sama, tetapi dukungan untuk rezim dan junta yang benar-benar gagal dan tidak sah,” kata Lavrov kepada wartawan selama perjalanannya ke Uzbekistan, pada Jumat.
“Jika kita melihat daftar negara yang kami kunjungi di Afrika, dan jika itu yang dia katakan, itu agak menghina negara-negara Afrika, yang, terlepas dari segalanya, terus secara konsisten mengembangkan hubungan dengan Federasi Rusia," paparnya, yang dilansir Russia Today, Sabtu (30/7/2022).
Lavrov mengunjungi Mesir, Republik Demokratik Kongo, Uganda dan Ethiopia selama perjalanan empat hari ke benua itu sebelum tiba di Uzbekistan pada Kamis.
Macron berada di Afrika pada waktu yang hampir bersamaan, mengunjungi Kamerun, Benin dan Guinea-Bissau.
Berbicara di Kamerun—bekas jajahan Prancis—pada hari Selasa, Macron menyebut Rusia salah satu kekuatan kolonial kekaisaran terakhir.
Dia menuduh Moskow mendukung kekuatan politik yang melemah dan junta militer yang tidak memiliki legitimasi di Afrika.
Macron juga menyuarakan keprihatinan atas pekerjaan perusahaan militer swasta Wagner Group yang terkait dengan Rusia di Mali dan Republik Afrika Tengah.
Kremlin membantah Wagner Group mewakili pemerintah Rusia.
Lavrov mengatakan pada tahun lalu bahwa kontraktor militer swasta telah diundang oleh otoritas Mali untuk memerangi teroris karena pasukan Prancis yang ditempatkan di negara itu sedang dalam proses penarikan.
(min)
tulis komentar anda