RS Terbesar Sri Lanka Bangkrut, Pasien Masih Kesakitan Tak Diobati

Selasa, 26 Juli 2022 - 14:19 WIB
Persediaan peralatan operasi dan obat-obatan penyelamat hampir habis, sementara kekurangan bahan bakar kronis telah membuat pasien dan dokter tidak dapat melakukan perjalanan untuk perawatan pasien.

"Pasien yang dijadwalkan untuk operasi tidak melapor," kata Dr Vasan Ratnasingham, anggota asosiasi petugas medis pemerintah, kepada AFP.

"Beberapa staf medis bekerja dua shift karena yang lain tidak bisa melapor untuk bertugas. Mereka punya mobil tapi tidak punya bahan bakar."

Sri Lanka mengimpor 85 persen obat-obatan dan peralatan medisnya, bersama dengan bahan baku untuk memproduksi sisa kebutuhannya.

Tetapi negara itu sekarang bangkrut dan kurangnya mata uang asing telah membuatnya tidak dapat memperoleh cukup bahan bakar untuk menjaga perekonomian tetap bergerak. Sri Lanka juga tidak berdaya mengimpor obat-obatan untuk mengobati penyakit para warganya yang sakit.

"Pereda nyeri normal, antibiotik, dan obat-obatan anak sangat terbatas. Obat-obatan lain menjadi empat kali lipat mahal dalam tiga bulan terakhir," kata pemilik apotek, K. Mathiyalagan, kepada AFP.

Mathiyalagan mengatakan rekan-rekannya harus menolak tiga dari setiap 10 resep karena mereka tidak memiliki sarana untuk mengisinya.

“Banyak obat-obatan dasar yang benar-benar habis,” imbuh dia.

"Dokter meresepkan tanpa mengetahui apa yang tersedia di apotek."

Pejabat Kementerian Kesehatan menolak untuk memberikan rincian tentang keadaan layanan kesehatan masyarakat Sri Lanka saat ini, di mana 90 persen dari populasi bergantung.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More