Modi ingin Sembuhkan Kecanduan India pada Senjata Asing
Selasa, 19 Juli 2022 - 12:08 WIB
NEW DELHI - India sedang berusaha membangun “ekosistem pertahanan” yang sama sekali baru untuk secara drastis mengurangi ketergantungannya pada pasokan senjata asing dan akhirnya berubah menjadi pengekspor utama senjata modern.
Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi mengungkapkan tekad itu pada forum inovasi militer pada Senin (18/7/2022).
“Kita mengembangkan kebiasaan bergantung pada negara asing bahkan untuk produk yang paling sederhana. Seperti pecandu narkoba, kita kecanduan produk impor dari luar negeri,” ujar Modi, dikutip kantor berita ANI.
Dalam seminar yang diselenggarakan Naval Innovation and Indigenization Organization (NIIO) dan Society of Indian Defence Manufacturers (SIDM), Modi mengatakan pemerintahnya memulai “misi” untuk “mengubah pola pikir ini” pada 2014.
Sejak itu, menurut Modi, India tidak hanya meningkatkan anggaran pertahanan, tetapi memastikan sebagian besar darinya dialihkan ke “pengembangan ekosistem manufaktur pertahanan di negara itu sendiri.”
“Saat ini, sebagian besar anggaran yang dialokasikan untuk pembelian alutsista dihabiskan untuk pengadaan dari perusahaan India,” papar dia.
Dia menjelaskan, “Dalam empat-lima tahun terakhir, impor pertahanan kita turun sekitar 21%. Hari ini kita bergerak cepat dari importir pertahanan terbesar menjadi eksportir besar.”
Sambil memuji Angkatan Laut India karena terus meningkatkan kemandiriannya, Modi mengatakan, “Tujuannya adalah untuk membawa pertahanan India ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya pada saat kita merayakan 100 tahun Kemerdekaan.”
“Ketika India memantapkan dirinya di panggung global, ada serangan konstan melalui informasi yang salah, disinformasi, dan publisitas palsu,” papar dia.
Dia mencatat, “Pertahanan nasional tidak lagi terbatas pada perbatasan, tetapi jauh lebih luas.”
Terlepas dari kebijakan New Delhi mengurangi ketergantungannya pada pasokan asing dengan mengembangkan sektor pertahanan domestik dan mendiversifikasi impor senjata, Moskow tetap menjadi mitra utamanya, memenuhi hampir setengah dari kebutuhan dalam lima tahun terakhir.
Rusia telah lama menjadi pemasok utama senjata ke India, terutama sistem senjata yang lebih kompleks seperti jet tempur dan kapal selam serang.
Setidaknya sejak tahun 2000-an, Rusia telah menjadi penjual senjata teratas ke New Delhi, dengan pengecualian tahun lalu, ketika Prancis memimpin.
Amerika Serikat (AS), Israel, dan Inggris juga termasuk di antara pemasok utama. Awal tahun ini, pemerintah AS diduga berusaha merayu India memperlambat kerja sama pertahanannya dengan Rusia dengan menawarkan paket bantuan militer kepada New Delhi yang dapat bernilai hingga USD500 juta, menurut Bloomberg.
Washington juga menolak menjatuhkan sanksi terhadap India karena membeli sistem pertahanan udara S-400 Rusia yang canggih.
Tindakan AS ini kontras dengan perlakuannya terhadap China dan bahkan sekutu NATO, Turki, yang sama-sama terkena sanksi karena membeli S-400.
Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi mengungkapkan tekad itu pada forum inovasi militer pada Senin (18/7/2022).
“Kita mengembangkan kebiasaan bergantung pada negara asing bahkan untuk produk yang paling sederhana. Seperti pecandu narkoba, kita kecanduan produk impor dari luar negeri,” ujar Modi, dikutip kantor berita ANI.
Dalam seminar yang diselenggarakan Naval Innovation and Indigenization Organization (NIIO) dan Society of Indian Defence Manufacturers (SIDM), Modi mengatakan pemerintahnya memulai “misi” untuk “mengubah pola pikir ini” pada 2014.
Sejak itu, menurut Modi, India tidak hanya meningkatkan anggaran pertahanan, tetapi memastikan sebagian besar darinya dialihkan ke “pengembangan ekosistem manufaktur pertahanan di negara itu sendiri.”
“Saat ini, sebagian besar anggaran yang dialokasikan untuk pembelian alutsista dihabiskan untuk pengadaan dari perusahaan India,” papar dia.
Dia menjelaskan, “Dalam empat-lima tahun terakhir, impor pertahanan kita turun sekitar 21%. Hari ini kita bergerak cepat dari importir pertahanan terbesar menjadi eksportir besar.”
Sambil memuji Angkatan Laut India karena terus meningkatkan kemandiriannya, Modi mengatakan, “Tujuannya adalah untuk membawa pertahanan India ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya pada saat kita merayakan 100 tahun Kemerdekaan.”
“Ketika India memantapkan dirinya di panggung global, ada serangan konstan melalui informasi yang salah, disinformasi, dan publisitas palsu,” papar dia.
Dia mencatat, “Pertahanan nasional tidak lagi terbatas pada perbatasan, tetapi jauh lebih luas.”
Terlepas dari kebijakan New Delhi mengurangi ketergantungannya pada pasokan asing dengan mengembangkan sektor pertahanan domestik dan mendiversifikasi impor senjata, Moskow tetap menjadi mitra utamanya, memenuhi hampir setengah dari kebutuhan dalam lima tahun terakhir.
Rusia telah lama menjadi pemasok utama senjata ke India, terutama sistem senjata yang lebih kompleks seperti jet tempur dan kapal selam serang.
Setidaknya sejak tahun 2000-an, Rusia telah menjadi penjual senjata teratas ke New Delhi, dengan pengecualian tahun lalu, ketika Prancis memimpin.
Amerika Serikat (AS), Israel, dan Inggris juga termasuk di antara pemasok utama. Awal tahun ini, pemerintah AS diduga berusaha merayu India memperlambat kerja sama pertahanannya dengan Rusia dengan menawarkan paket bantuan militer kepada New Delhi yang dapat bernilai hingga USD500 juta, menurut Bloomberg.
Washington juga menolak menjatuhkan sanksi terhadap India karena membeli sistem pertahanan udara S-400 Rusia yang canggih.
Tindakan AS ini kontras dengan perlakuannya terhadap China dan bahkan sekutu NATO, Turki, yang sama-sama terkena sanksi karena membeli S-400.
(sya)
tulis komentar anda