Profil Henry Kissinger, Mantan Menlu AS yang Ramal Keruntuhan Israel pada 2022

Senin, 18 Juli 2022 - 17:30 WIB
Mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Henry Kissinger. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Henry Kissinger merupakan seorang politisi dan diplomat Amerika Serikat (AS) yang sangat tersohor karena kiprahnya yang sangat luas di dunia internasional.

Pria kelahiran 27 Mei 1923 ini pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat. Tepatnya pada tahun 1973.

Dikutip dari Britannica, Henry Kissinger diketahui lahir di Jerman. Dia merupakan anak dari pasangan Louis Kissinger dan Paula.



Keluarganya adalah penganut Yahudi Jerman. Statusnya ini membuat keluarganya harus melarikan diri dari Jerman atas penindasan Nazi pada 1938.



Setelah dia menjadi warga naturalisasi di Amerika Serikat pada 1943, Kissinger bertugas di Angkatan Darat AS selama Perang Dunia II. Selain itu, dia juga bertindak sebagai penerjemah bahasa Jerman.

Setelah dinas militernya selesai, Henry Kissinger kuliah di Universitas Harvard. Dia mendapat gelar BA pada 1950 dan Ph.D pada 1954.

Setelah lulus, dia menjadi bagian dari akademisi Universitas Harvard dari tahun 1954 hingga 1969. Kala itu, dia menjabat direktur asosiasi Departemen Pemerintahan dan Pusat Urusan Internasional.



Selain itu, Henry Kissinger juga pernah menjabat sebagai konsultan masalah keamanan untuk berbagai lembaga AS dari tahun 1955 hingga 1968 yang mencakup pemerintahan Presiden Dwight D Eisenhower, John F Kennedy dan Lyndon B Johnson.

Namanya semakin dikenal ketika Presiden Richard Nixon menunjuknya sebagai penasihat keamanan nasional pada Januari 1969.

Kemudian, pada 23 September 1973, Henry Kissinger mengambil peran ganda sebagai Sekretaris Negara. Dia menjadi Sekretaris Negara AS pertama yang berasal dari tanah asing.

Mendadak, Henry Kissinger menjadi orang berpengaruh di pemerintahan Nixon. Kinerjanya diketahui telah menorehkan berbagai prestasi, termasuk mempererat hubungan dengan Uni Soviet dan Kebijakan pemulihan hubungan dengan China.

Selain itu, dia juga turut terlibat dalam perundingan damai dengan Le Duc Tho dari Vietnam Utara meski pada akhirnya gagal.

Untuk resolusi konflik Vietnam yang nyata ini, Henry Kissinger mendapat Hadiah Nobel Perdamaian 1973 dengan Le Duc Tho (yang menolak kehormatan itu).

Beralih ke Timur Tengah, dia juga pernah membantu merundingkan gencatan senjata antara Israel dan negara Arab setelah perang Arab-Israel pada 1973 atau Perang Yom Kippur.

Saat menjabat sebagai Menlu AS, dia diketahui pernah bepergian ke 17 negara dalam 18 hari. Selain itu, dia juga pernah menghabiskan 33 hari di Timur Tengah saat merundingkan pembicaraan antara Suriah dan Israel.

Dikutip dari Iqna, pada tahun 2012 lalu dia pernah membuat pernyataan bahwa Israel tidak akan ada lagi pada tahun 2022.

Dia merujuk studi yang dilakukan Komunitas Intelijen AS (IC) yang terdiri dari 16 badan intelijen AS berjudul "Mempersiapkan Timur Tengah Pasca-Israel".

Studi tersebut menunjukkan isi laporan IC menguatkan pendapatnya tentang Israel sebelumnya.

Alasannya sendiri, Israel dinilai tidak akan bertahan melawan dukungan terhadap Palestina yang berasal dari negara-negara Islam.

Selain itu, menurutnya AS juga tidak bisa terus menerus menopang Israel dari gempuran negara-negara tetangganya.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More