Anggota Parlemen Ukraina Dukung Kemerdekaan Republik Chechnya Ichkeria
Rabu, 13 Juli 2022 - 19:31 WIB
KIEV - Anggota parlemen Ukraina Alexey Goncharenko dan Musa Magomedov memperkenalkan undang-undang pada Senin (11/7/2022) yang menyerukan parlemen negara itu untuk mengakui kedaulatan Republik Chechnya Ichkeria.
Republik Chechnya Ichkeria yang memisahkan diri itu berperang dua kali melawan Rusia pada 1990-an dan 2000-an.
Teks rancangan resolusi belum tersedia di situs web parlemen Ukraina, tetapi Goncharenko mengklaim dalam posting Facebook bahwa Rusia melakukan “pembunuhan dengan kekerasan (dan) genosida” di Chechnya selama Perang Chechnya Pertama dan Kedua.
Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov, sekutu kuat Presiden Rusia Vladimir Putin, "melanjutkan kebijakan teror," lanjut Goncharenko.
Resolusi itu kemungkinan merupakan respons spontan terhadap pengakuan Rusia pada Februari atas Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, dua wilayah berbahasa Rusia yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Ukraina pada 2014.
Donbass telah menjadi sasaran kampanye pengeboman delapan tahun oleh pasukan Kiev sebagai tanggapan upaya memisahkan diri itu.
Setelah pembubaran Uni Soviet, Pemimpin Chechnya Dzhokhar Dudayev secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan dari Rusia, mengosongkan penjara di kawasan itu, dan menyatakan dia tidak lagi mengakui otoritas Moskow.
Kejahatan terorganisir berkembang pesat, dan Dudayev mendeklarasikan wilayah itu sebagai Republik Chechnya Ichkeria pada 1994, menyatakannya sebagai negara Islam.
Setelah perang dua tahun, Rusia berdamai dengan pemerintah Dudayev tetapi pelanggaran hukum terus berlanjut.
Ketika militan dari Republik itu memasuki wilayah Rusia Dagestan pada tahun 1999 untuk mengobarkan perang suci, Rusia kembali campur tangan, kali ini meraih kemenangan yang menentukan melawan separatis Chechnya.
Konflik hampir berakhir ketika Ramzan Kadyrov mengambil alih kekuasaan pada 2007. Kadyrov mengikuti jejak ayahnya, Akhmad Kadyrov, yang berperang melawan Rusia selama perang pertama, tetapi beralih mendukung Rusia dan menjabat sebagai presiden pertama Chechnya antara 2003 dan dia dibunuh kelompok Islam pada 2004.
Pasukan Khusus “Akhmat” Chechnya saat ini bertempur di Ukraina bersama pasukan Rusia dan tentara Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk.
Republik Chechnya Ichkeria secara teknis masih ada di pengasingan, meskipun kedaulatannya belum diakui negara lain sejak pemerintah Taliban di Afghanistan jatuh pada 2001.
Republik Chechnya Ichkeria yang memisahkan diri itu berperang dua kali melawan Rusia pada 1990-an dan 2000-an.
Teks rancangan resolusi belum tersedia di situs web parlemen Ukraina, tetapi Goncharenko mengklaim dalam posting Facebook bahwa Rusia melakukan “pembunuhan dengan kekerasan (dan) genosida” di Chechnya selama Perang Chechnya Pertama dan Kedua.
Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov, sekutu kuat Presiden Rusia Vladimir Putin, "melanjutkan kebijakan teror," lanjut Goncharenko.
Resolusi itu kemungkinan merupakan respons spontan terhadap pengakuan Rusia pada Februari atas Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, dua wilayah berbahasa Rusia yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Ukraina pada 2014.
Donbass telah menjadi sasaran kampanye pengeboman delapan tahun oleh pasukan Kiev sebagai tanggapan upaya memisahkan diri itu.
Setelah pembubaran Uni Soviet, Pemimpin Chechnya Dzhokhar Dudayev secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan dari Rusia, mengosongkan penjara di kawasan itu, dan menyatakan dia tidak lagi mengakui otoritas Moskow.
Kejahatan terorganisir berkembang pesat, dan Dudayev mendeklarasikan wilayah itu sebagai Republik Chechnya Ichkeria pada 1994, menyatakannya sebagai negara Islam.
Setelah perang dua tahun, Rusia berdamai dengan pemerintah Dudayev tetapi pelanggaran hukum terus berlanjut.
Ketika militan dari Republik itu memasuki wilayah Rusia Dagestan pada tahun 1999 untuk mengobarkan perang suci, Rusia kembali campur tangan, kali ini meraih kemenangan yang menentukan melawan separatis Chechnya.
Konflik hampir berakhir ketika Ramzan Kadyrov mengambil alih kekuasaan pada 2007. Kadyrov mengikuti jejak ayahnya, Akhmad Kadyrov, yang berperang melawan Rusia selama perang pertama, tetapi beralih mendukung Rusia dan menjabat sebagai presiden pertama Chechnya antara 2003 dan dia dibunuh kelompok Islam pada 2004.
Pasukan Khusus “Akhmat” Chechnya saat ini bertempur di Ukraina bersama pasukan Rusia dan tentara Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk.
Republik Chechnya Ichkeria secara teknis masih ada di pengasingan, meskipun kedaulatannya belum diakui negara lain sejak pemerintah Taliban di Afghanistan jatuh pada 2001.
(sya)
tulis komentar anda