Taliban Ampuni Mantan Staf Pemerintahan Afghanistan Dukungan Barat
Sabtu, 02 Juli 2022 - 20:29 WIB
KABUL - Pemimpin Taliban yang tertutup pada Jumat (1/7/2022) memaafkan mantan personel pemerintahan Afghanistan yang didukung Barat. Pengampunan ini diberikan saat ia bergabung dengan ribuan pemimpin agama dan suku yang berkumpul di Kabul dari seluruh negeri.
Sekitar 3.500 perwakilan, termasuk anggota minoritas, tiba di ibu kota Afghanistan pada hari Kamis (30/6/2022) untuk Loya Jirga pertama sejak pengambilalihan Taliban atas Afghanistan tahun lalu. Loya Jirga adalah sebuah majelis akbar yang secara tradisional diadakan oleh warga Afghanistan untuk mencapai konsensus mengenai isu-isu politik yang penting.
Konferensi tersebut berlangsung setelah sejumlah mantan pejabat pemerintahan kembali ke Kabul setelah berbulan-bulan mengasingkan diri di luar negeri dan menyatakan kesiapannya untuk mengabdi kepada negara.
Dalam pidato di tempat pertemuan, Tenda Loya Jirga di Universitas Politeknik Kabul, Pemimpin Tertinggi Taliban, Mullah Hibatullah Akhundzada, mengatakan dia telah memaafkan mantan personel pemerintahan Taliban, tetapi tidak melihat masa depan mereka dalam pemerintahan negara itu.
“Saya tidak meminta pertanggungjawaban mereka atas tindakan masa lalu mereka,” katanya kepada peserta Loya Jirga, seperti dilaporkan Kantor Berita Bakhtar. “Tetapi, amnesti tidak berarti memasukkan mereka ke dalam pemerintahan,” lanjutnya.
Sebagian besar pejabat tinggi meninggalkan negara itu setelah pemerintahnya yang didukung Barat runtuh, ketika Taliban merebut kekuasaan pada Agustus, menyusul penarikan pasukan pimpinan AS setelah dua dekade perang.
Akhundzada telah menjadi otoritas tertinggi Taliban sejak 2016. Ia Jarang terlihat di depan umum dan telah lama tidak menonjolkan diri. Penampilan publik terakhirnya adalah di kota Kandahar saat salat Idul Fitri di bulan Mei, tetapi jemaah tidak bisa melihatnya dan hanya mendengar suaranya
.
Kemunculannya langsung di hadapan peserta Loya Jirga dikonfirmasi oleh juru bicara pemerintah dan Abdul Wahid Rayan, kepala Kantor Berita Bakhtar. “Dia duduk di atas panggung menghadap penonton dan memberikan pidatonya,” kata Rayan kepada Arab News.
Selama pertemuan Kabul, Akhundzada meminta investor untuk kembali ke negara itu dan memberi mereka jaminan keamanan, dengan mengatakan bahwa ketergantungan pada bantuan asing tidak dapat menghidupkan kembali perekonomian negara.
Sekitar 3.500 perwakilan, termasuk anggota minoritas, tiba di ibu kota Afghanistan pada hari Kamis (30/6/2022) untuk Loya Jirga pertama sejak pengambilalihan Taliban atas Afghanistan tahun lalu. Loya Jirga adalah sebuah majelis akbar yang secara tradisional diadakan oleh warga Afghanistan untuk mencapai konsensus mengenai isu-isu politik yang penting.
Konferensi tersebut berlangsung setelah sejumlah mantan pejabat pemerintahan kembali ke Kabul setelah berbulan-bulan mengasingkan diri di luar negeri dan menyatakan kesiapannya untuk mengabdi kepada negara.
Dalam pidato di tempat pertemuan, Tenda Loya Jirga di Universitas Politeknik Kabul, Pemimpin Tertinggi Taliban, Mullah Hibatullah Akhundzada, mengatakan dia telah memaafkan mantan personel pemerintahan Taliban, tetapi tidak melihat masa depan mereka dalam pemerintahan negara itu.
“Saya tidak meminta pertanggungjawaban mereka atas tindakan masa lalu mereka,” katanya kepada peserta Loya Jirga, seperti dilaporkan Kantor Berita Bakhtar. “Tetapi, amnesti tidak berarti memasukkan mereka ke dalam pemerintahan,” lanjutnya.
Sebagian besar pejabat tinggi meninggalkan negara itu setelah pemerintahnya yang didukung Barat runtuh, ketika Taliban merebut kekuasaan pada Agustus, menyusul penarikan pasukan pimpinan AS setelah dua dekade perang.
Akhundzada telah menjadi otoritas tertinggi Taliban sejak 2016. Ia Jarang terlihat di depan umum dan telah lama tidak menonjolkan diri. Penampilan publik terakhirnya adalah di kota Kandahar saat salat Idul Fitri di bulan Mei, tetapi jemaah tidak bisa melihatnya dan hanya mendengar suaranya
.
Kemunculannya langsung di hadapan peserta Loya Jirga dikonfirmasi oleh juru bicara pemerintah dan Abdul Wahid Rayan, kepala Kantor Berita Bakhtar. “Dia duduk di atas panggung menghadap penonton dan memberikan pidatonya,” kata Rayan kepada Arab News.
Selama pertemuan Kabul, Akhundzada meminta investor untuk kembali ke negara itu dan memberi mereka jaminan keamanan, dengan mengatakan bahwa ketergantungan pada bantuan asing tidak dapat menghidupkan kembali perekonomian negara.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda