PM Inggris: Putin 35 Kali Ancam Perang Nuklir sejak Menginvasi Ukraina

Sabtu, 02 Juli 2022 - 00:01 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin disebut sudah 35 kali mengancam perang nuklir sejak invasi ke Ukraina dimulai 24 Februari 2022. Foto/REUTERS
MADRID - Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin sudah sekitar 35 kali mengancam perang nuklir sejak dimulainya invasi ke Ukraina .

Namun, menurut Johnson, ancaman semacam itu seharusnya hanya dilihat sebagai "saber-rattling".

Dalam sebuah wawancara di sela-sela KTT NATO di Madrid, Spanyol, Johnson mengatakan kepada stasiun radio LBC bahwa Putin berusaha untuk mengalihkan invasinya ke Ukraina menjadi pertarungan dengan NATO.

Ketika ditanya tentang pandangan mantan duta besar Inggris untuk Washington Kim Darroch bahwa NATO harus siap untuk serangan nuklir, Johnson menjawab: "Ada analisis yang saya pikir telah dilakukan oleh seseorang baru-baru ini, sebuah think tank, bahwa mereka melihat sekitar 35 sebutan atau mungkin sedikit lebih sekarang."

Johnson tidak menyebutkan lembaga think tank yang dimaksud dan Newsweek telah menghubungi kantor pers Nomor 10 Downing Street untuk meminta klarifikasi, namun tak ada jawaban.





Segera setelah dimulainya invasi skala penuh Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, Putin meningkatkan kewaspadaan di Barat ketika dia menempatkan pasukan nuklirnya dalam siaga tinggi.

Sementara Kremlin mengatakan bahwa Rusia hanya akan menggunakan senjata konvensional dalam perangnya Ukraina, momok senjata nuklir telah menjadi tema konstan di televisi pemerintah Rusia, yang mendorong pesan Kremlin tentang perang Ukraina.

Para panelis pada program propaganda Kremlin sering merujuk pada uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Sarmat yang sukses oleh Rusia, yang menurut Putin akan siap untuk dikerahkan pada akhir tahun 2022. Mereka juga secara teratur membicarakan prospek pertempuran antara Rusia dan NATO.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More