Tony Blair Institute: China Dianggap Kekuatan untuk Keburukan di Dunia
Kamis, 25 Juni 2020 - 15:15 WIB
LONDON - Lembaga milik mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Tony Blair menyatakan Barat menghadapi "Perang Dingin ringan" atau persaingan kekuasaan dengan China.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berulang kali berkonflik dengan China soal perdagangan dan penanganan virus corona. Meski demikian Beijing menyebut kekhawatiran AS itu sebagai histeria anti-China.
Tony Blair Institute for Global Change menyatakan survei yang dilakukan menunjukkan China dianggap sebagai kekuatan untuk keburukan di dunia oleh lebih dari setengah orang di AS, Inggris dan Prancis.
Menguatnya ekonomi dan militer China dalam 40 tahun terakhir dianggap salah satu kejadian geopolitik paling penting di era sekarang, bersama keruntuhan Uni Soviet pada 1991 yang mengakhiri Perang Dingin.
"Kita sekarang menghadapi, bukan kebangkitan China tapi China yang sudah bangkit dan kebangkitan itu tak dapat dihindari dan benar," papar Blair dalam riset tersebut.
"Dengan hubungan ekonomi yang kuat antara China dan Barat, analogi Perang Dingin menyesatkan dan bahaya," tutur Blair yang menjabat PM Inggris sejak 1997 hingga 2007 itu.
China pada 1979 memiliki ekonomi yang lebih kecil daripada Italia, tapi setelah membuka investasi asing dan menerapkan reformasi pasar, China menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia.
Saat ini China menjadi pemimpin global dalam teknologi Abad 21 seperti kecerdasan buatan, pengobatan regeneratif dan polimer konduktif.
Blair menjelaskan, kepemimpinan Chian telah berpindah lebih sebagai postur agresif secara global sambil membangun kekuatan Partai Komunis di dalam negeri.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berulang kali berkonflik dengan China soal perdagangan dan penanganan virus corona. Meski demikian Beijing menyebut kekhawatiran AS itu sebagai histeria anti-China.
Tony Blair Institute for Global Change menyatakan survei yang dilakukan menunjukkan China dianggap sebagai kekuatan untuk keburukan di dunia oleh lebih dari setengah orang di AS, Inggris dan Prancis.
Menguatnya ekonomi dan militer China dalam 40 tahun terakhir dianggap salah satu kejadian geopolitik paling penting di era sekarang, bersama keruntuhan Uni Soviet pada 1991 yang mengakhiri Perang Dingin.
"Kita sekarang menghadapi, bukan kebangkitan China tapi China yang sudah bangkit dan kebangkitan itu tak dapat dihindari dan benar," papar Blair dalam riset tersebut.
"Dengan hubungan ekonomi yang kuat antara China dan Barat, analogi Perang Dingin menyesatkan dan bahaya," tutur Blair yang menjabat PM Inggris sejak 1997 hingga 2007 itu.
China pada 1979 memiliki ekonomi yang lebih kecil daripada Italia, tapi setelah membuka investasi asing dan menerapkan reformasi pasar, China menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia.
Saat ini China menjadi pemimpin global dalam teknologi Abad 21 seperti kecerdasan buatan, pengobatan regeneratif dan polimer konduktif.
Blair menjelaskan, kepemimpinan Chian telah berpindah lebih sebagai postur agresif secara global sambil membangun kekuatan Partai Komunis di dalam negeri.
tulis komentar anda