Kisah Sultan Abdulmejid 1, Penguasa Turki Utsmani Penolong Warga Kristen Irlandia dari Kelaparan
Rabu, 15 Juni 2022 - 16:56 WIB
ISTANBUL - Di pertengahan abad ke-19 atau pada tahun 1845 hingga 1852, bencana kelaparan terjadi di Irlandia sampai menyebabkan lebih dari satu juta kematian.
Kelaparan di Irlandia, yang dikenal dengan Great Famine, itu terjadi karena panen kentang yang gagal akibat hawar kentang atau penyakit busuk daun yang disebabkan organisme mirip jamur.
Kentang merupakan makanan pokok di Irlandia pada saat itu. Dampak dari peristiwa tersebut, terjadi kelaparan massal, penyakit, hingga kematian.
Tahun terburuk untuk kelaparan adalah pada 1847, karena tidak ada peningkatan hasil panen dari dua tahun pertama wabah. Tetapi bantuan tak terduga datang dari jauh.
Sultan Dinasti Turki Utsmani atau Ottoman saat itu, Sultan Abdulmejid I, menyampaikan niatnya untuk membantu Irlandia.
Sultan Abdulmejid I kala itu hendak mengirimkan 10.000 poundsterling atau sekitar lebih dari 179 juta rupiah.
Namun, bantuan ini tidak bisa diterima oleh pemerintah Inggris karena Ratu Victoria hanya mengirimkan bantuan sebesar 2.000 poundsterling.
Karena itu, Sultan Abdulmejid I hanya diperbolehkan mengirim bantuan sebesar 1.000 poundsterling atau tidak lebih dari bantuan Ratu Victoria.
Akhirnya, Sultan Abdulmejid I mengirimkan 1.000 poundsterling beserta tiga kapal penuh makanan secara diam-diam.
Pengadilan Inggris mencoba memblokir kapal tersebut, namun makanan sudah tiba di Pelabuhan Drogheda dan ditinggalkan di sana oleh pelaut dari Ottoman.
Di tempat itulah kemurahan hati Kekaisaran Ottoman masih dikenang oleh penduduk setempat, bahkan hingga 173 tahun kemudian.
Peringatan dan informasi tentang bantuan tak terlupakan dari Kekhalifahan Turki Utsmani ini diabadikan di museum di Dublin, dengan sebuah plakat di dinding gedung pusat Drogheda.
Plakat ini diresmikan pada tahun 1995 oleh Wali Kota Alderman Godfrey dan Duta Besar Turki untuk Irlandia saat itu, Taner Baytok.
Isi tulisan plakat tersebut, “The Great Irish Famine of 1847–In remembrance and recognition of the generosity of the People of Turkey towards the People of Ireland (Kelaparan Besar Irlandia tahun 1847-Untuk mengenang dan mengakui kemurahan hati Rakyat Turki terhadap Rakyat Irlandia).”
Selain plakat syukur di pusat kota, bulan sabit dan bintang diukir di atas batu dan dilukis di dinding. Tapi mungkin bukti paling signifikan dari bantuan dan rasa terima kasih masyarakat setempat untuk kemurahan hati sang Sultan hadir dalam sebuah surat yang ditandatangani oleh pejabat lokal Drogheda.
Surat itu berbunyi, "Kami, sebagai bangsawan, pejabat, dan rakyat Irlandia, menyampaikan terima kasih kami kepada Sultan Ottoman atas bantuannya yang murah hati kepada kami karena bencana kelaparan.”
“Tidak dapat dihindari bahwa kami memohon bantuan negara lain untuk menyingkirkan ancaman kelaparan dan kematian. Jawaban yang diberikan atas panggilan bantuan yang murah hati oleh Sultan Ottoman juga telah menjadi model bagi negara-negara Eropa,” papar surat itu.
“Berkat bantuan ini, banyak orang telah terbebas dari kematian. Kami menyampaikan terima kasih atas nama mereka dan berdoa untuk mereka. Kami berdoa agar Sultan Utsmaniyah dan negaranya tidak menghadapi bencana seperti kita," pungkas surat itu.
Kelaparan di Irlandia, yang dikenal dengan Great Famine, itu terjadi karena panen kentang yang gagal akibat hawar kentang atau penyakit busuk daun yang disebabkan organisme mirip jamur.
Kentang merupakan makanan pokok di Irlandia pada saat itu. Dampak dari peristiwa tersebut, terjadi kelaparan massal, penyakit, hingga kematian.
Tahun terburuk untuk kelaparan adalah pada 1847, karena tidak ada peningkatan hasil panen dari dua tahun pertama wabah. Tetapi bantuan tak terduga datang dari jauh.
Sultan Dinasti Turki Utsmani atau Ottoman saat itu, Sultan Abdulmejid I, menyampaikan niatnya untuk membantu Irlandia.
Sultan Abdulmejid I kala itu hendak mengirimkan 10.000 poundsterling atau sekitar lebih dari 179 juta rupiah.
Namun, bantuan ini tidak bisa diterima oleh pemerintah Inggris karena Ratu Victoria hanya mengirimkan bantuan sebesar 2.000 poundsterling.
Karena itu, Sultan Abdulmejid I hanya diperbolehkan mengirim bantuan sebesar 1.000 poundsterling atau tidak lebih dari bantuan Ratu Victoria.
Akhirnya, Sultan Abdulmejid I mengirimkan 1.000 poundsterling beserta tiga kapal penuh makanan secara diam-diam.
Pengadilan Inggris mencoba memblokir kapal tersebut, namun makanan sudah tiba di Pelabuhan Drogheda dan ditinggalkan di sana oleh pelaut dari Ottoman.
Di tempat itulah kemurahan hati Kekaisaran Ottoman masih dikenang oleh penduduk setempat, bahkan hingga 173 tahun kemudian.
Peringatan dan informasi tentang bantuan tak terlupakan dari Kekhalifahan Turki Utsmani ini diabadikan di museum di Dublin, dengan sebuah plakat di dinding gedung pusat Drogheda.
Plakat ini diresmikan pada tahun 1995 oleh Wali Kota Alderman Godfrey dan Duta Besar Turki untuk Irlandia saat itu, Taner Baytok.
Isi tulisan plakat tersebut, “The Great Irish Famine of 1847–In remembrance and recognition of the generosity of the People of Turkey towards the People of Ireland (Kelaparan Besar Irlandia tahun 1847-Untuk mengenang dan mengakui kemurahan hati Rakyat Turki terhadap Rakyat Irlandia).”
Selain plakat syukur di pusat kota, bulan sabit dan bintang diukir di atas batu dan dilukis di dinding. Tapi mungkin bukti paling signifikan dari bantuan dan rasa terima kasih masyarakat setempat untuk kemurahan hati sang Sultan hadir dalam sebuah surat yang ditandatangani oleh pejabat lokal Drogheda.
Surat itu berbunyi, "Kami, sebagai bangsawan, pejabat, dan rakyat Irlandia, menyampaikan terima kasih kami kepada Sultan Ottoman atas bantuannya yang murah hati kepada kami karena bencana kelaparan.”
“Tidak dapat dihindari bahwa kami memohon bantuan negara lain untuk menyingkirkan ancaman kelaparan dan kematian. Jawaban yang diberikan atas panggilan bantuan yang murah hati oleh Sultan Ottoman juga telah menjadi model bagi negara-negara Eropa,” papar surat itu.
“Berkat bantuan ini, banyak orang telah terbebas dari kematian. Kami menyampaikan terima kasih atas nama mereka dan berdoa untuk mereka. Kami berdoa agar Sultan Utsmaniyah dan negaranya tidak menghadapi bencana seperti kita," pungkas surat itu.
(sya)
tulis komentar anda