Pukulan bagi Kiev, Walikota Ukraina Membelot ke Republik Rakyat Donetsk

Selasa, 14 Juni 2022 - 16:46 WIB
Presiden DPR Denis Pushilin bertemu Walikota Sviatogorsk Vladimir Bandura. Foto/Telegram/pushilindenis
DONETSK - Walikota Sviatogorsk yang ditunjuk Kiev, Vladimir Bandura, mengalihkan kesetiaannya ke Republik Rakyat Donetsk (DPR) setelah kota itu dibebaskan dari pasukan Ukraina.

Pejabat itu muncul dalam video pekan lalu, menuduh militer Kiev membunuh para biarawan Kristen Ortodoks dan membakar satu biara.

Dalam posting Telegram pada Senin (13/6/2022), Presiden DPR Denis Pushilin mengungkapkan dia telah “lama berhubungan” dengan Bandura.





Pushilin menambahkan, “Walikota menunggu, seperti banyak penduduk Sviatogorsk, untuk pembebasan, dan mendukung operasi militer khusus.”



Presiden DPR itu mengiringi postingannya dengan foto yang menggambarkan dirinya dan Bandura sedang duduk satu meja.



“Untuk alasan yang jelas, walikota harus merahasiakan pendiriannya untuk menyelamatkan rakyat,” ujar Pushilin, dilansir RT.com.

Pemimpin DPR itu kemudian mengumumkan dia telah memutuskan mengangkat kembali Bandura sebagai walikota Sviatogorsk, yang menurutnya telah diambil alih oleh DPR dan pasukan Rusia.

Setelah pasukan Ukraina mundur dari Svyatogorsk awal bulan ini, beberapa media negara itu awalnya melaporkan walikota telah ditangkap pasukan Rusia.

Pada 7 Juni 2022, satu video dengan Bandura dirilis dan kemudian dikutip media Rusia, di mana pejabat tersebut melontarkan beberapa tuduhan yang memberatkan kepada angkatan bersenjata Ukraina.

Walikota Bandura mengklaim, antara lain, “Ada informasi yang dikonfirmasi, bahwa Nazi membunuh para pendeta dan biarawan serta menyembunyikan fakta-fakta ini."

Selain itu, Bandura menuduh pasukan Ukraina telah membakar satu biara Ortodoks di Svyatogorsk.

Segera setelah itu, pihak berwenang Ukraina meluncurkan penyelidikan ke walikota, dengan mengatakan, “Pejabat itu mendiskreditkan Angkatan Bersenjata Ukraina dan negara serta menyebarkan kepalsuan Rusia."

Kebakaran yang disebut Bandura dalam videonya, menghanguskan Skete of All Saints pada 4 Juni 2022.

Daerah itu masih di bawah kendali Ukraina pada saat itu, meskipun pertempuran sengit telah terjadi di sana selama beberapa hari, menurut laporan media.

Moskow dan Kiev dengan cepat saling menuding. Seorang perwira Ukraina dengan Brigade Serangan Lintas Udara ke-95, Yuri Kochevenko, menggambarkan kebakaran itu sebagai "kejahatan" di tangan "orang barbar Rusia."

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menggunakan kesempatan itu untuk sekali lagi menuntut agar Rusia dikeluarkan dari UNESCO.

Militer Rusia, sebaliknya, menuduh unit militer Ukraina sengaja menembakkan peluru pembakar ke Skete of All Saints sebelum mundur.

Moskow mengklaim ada saksi mata, yang keterangannya menguatkan versi peristiwa ini.

Rusia menyerang negara tetangga pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Perancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More