2 Negara Hendak Gabung, NATO Komentari Jaminan Senjata Nuklir untuk Rusia

Rabu, 08 Juni 2022 - 14:13 WIB
Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan NATO.

Grand mengatakan potensi aksesi Ukraina ke blok tersebut saat ini tidak ada dalam agenda. “Konflik yang sedang berlangsung harus diselesaikan sebelum Kiev akan dapat memutuskan sendiri bagaimana mereka ingin memposisikan diri dalam arsitektur keamanan Eropa,” papar dia.

Finlandia dan Swedia, meskipun secara de jure netral, telah mempertahankan hubungan dekat dan kerja sama militer dengan blok pimpinan AS selama beberapa dekade.

“Ini adalah dua mitra yang sangat dekat yang datang dengan kemampuan militer yang signifikan. Mereka juga membawa pengetahuan tentang wilayah Laut Baltik dan Laut Nordik,” ujar Grand.

Namun, potensi aksesi kedua negara ke blok itu menemui jalan buntu karena Turki, negara besar di NATO, dengan tegas menentang tawaran keanggotaan mereka.

Ankara menuduh kedua negara itu sebagai “rumah tamu bagi organisasi teroris” karena menampung anggota kelompok-kelompok Kurdi yang dilarang di Turki.

Turki sekarang ingin Helsinki dan Stockholm menekan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan kelompok lain yang dianggap teroris, serta menyerahkan beberapa tersangka ke Ankara.

Di antara tuntutan lainnya, Ankara juga ingin kedua negara mencabut pembatasan perdagangan senjata dengan Turki.

Grand menyatakan harapan bahwa perbedaan antara Turki dan dua calon negara anggota akan diselesaikan menjelang konferensi tingkat tinggi (KTT) NATO mendatang yang dijadwalkan akhir Juni.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More