Rusia Latihan Perang Nuklir, Isyarat Nekatnya Putin pada AS soal Ukraina

Kamis, 02 Juni 2022 - 15:25 WIB
Rusia menggelar latihan perang nuklir setelah AS mengumumkan akan mengirim roket dan amunisi lebih canggih ke Ukraina. Foto/REUTERS/Ilustrasi
MOSKOW - Militer Rusia menggelar latihan perang nuklir . Manuver ini menyusul pengumuman Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bahwa Washington memutuskan akan mengirim sistem roket dan amunisi yang lebih canggih ke Ukraina .

Rebekah Koffler, mantan perwira intelijen Badan Intelijen Pertahanan (DIA) AS dan penulis "Putin's Playbook: Russia's Secret Plan to Defeat America" mengatakan kepada Fox News Digital bahwa latihan pada hari Rabu menunjukkan bahwa Putin hampir pasti memberi isyarat kepada Washington bahwa dia akan menggunakan kartu truf nuklirnya, jika Moskow berpikir bahwa pihaknya mengamati indikasi dan peringatan bahwa Ukraina menargetkan Rusia dengan tepat atau jika keadaan akan meningkat sebaliknya.

“Rusia memiliki doktrin pre-emptive dan memandang senjata nuklir taktis sebagai kemampuan medan perang—bukan hanya pencegah,” kata Koffler, yang dilansir Kamis (2/6/2022).



"Doktrin ini lebih berbahaya daripada doktrin yang dianut Soviet selama Perang Dingin karena memandang perang nuklir terbatas sebagai opsi medan perang yang layak, daripada senjata psikologis."



Kementerian Pertahanan Rusia pada Rabu mengumumkan bahwa sekitar 1.000 anggota pasukan nuklirnya menggelar latihan di luar Moskow .

"Di wilayah Ivanovo, peluncur otonom sistem rudal darat mobile Yars dari formasi Teikovsky dari Pasukan Rudal Strategis melakukan tindakan manuver intensif pada rute patroli tempur sebagai bagian dari latihan," tulis kantor berita Interfax,mengutip Kementerian Pertahanan.

"Pasukan roket strategis sedang mengerjakan masalah membawa sistem rudal ke posisi lapangan, melakukan pawai hingga 62 mil, membubarkan unit dengan perubahan posisi lapangan, peralatan teknik mereka, mengatur kamuflase dan keamanan tempur," lanjut laporan tersebut.

Sebelumnya, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan: "kami percaya bahwa Amerika Serikat dengan sengaja dan rajin menambahkan bahan bakar ke api dengan mengirimkan persenjataan baru ke Ukraina."

Sementara itu, Presiden Biden mengatakan persenjataan AS itu adalah bagian dari paket bantuan militer terbaru untuk Ukraina, tetapi menekankan bahwa pemerintahannya tidak memungkinkan Ukraina untuk menyerang di luar perbatasan mereka sendiri.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More